Sepagi ini Fatimah, Aisyah, Syifa, dan warga sipil lainnya sudah berada di masjid Al-Aqsa, bersiap untuk melaksanakan sholat subuh.
Suasana masjid ramai.
Semua orang sibuk membicarakan "Siapa imam yang memiliki suara merdu itu?"
Apalagi di bilik perempuan. Aisyah dan Syifa pun sibuk menerka imam dengan suara merdu itu.
Fatimah sudah tahu, siapa imam yang memiliki suara merdu itu? Tapi dia hanya diam.
Hingga akhirnya, sang imam pun berdiri di atas mimbar dan memberikan ceramah.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..." ucap Bilal dengan wajah tenang.
"Masyaallah... Ternyata, Bilal."
"Dia... Relawan itu, kan?"
Dan bukannya menjawab salam, bilik perempuan justru semakin riuh saat melihat "Siapa ternyata sang imam?"
Bedanya, Aisyah semakin terpukau dengan Bilal. Hatinya bagai berbunga-bunga.
Tapi, pandangan Bilal mengarah ke Fatimah. Yang dipandangi hanya memunduk, malu. Senyuman Bilal menebar terpesona. Ternyata, dia yang dimaksud Bilal adalah Fatimah.
Tapi, sepertinya Aisyah mulai mencintai Bilal.
Saat perjalanan pulang ke tenda pengungsian. Mata Aisyah terus berseri-seri. Fatimah dan Syifa merasakan itu.
"Jangan bilang, kamu cinta sama Bilal?" secara spontan, Syifa bertanya seperti itu.
Fatimah terkejut. Mengapa hatiku merasa sedih saat mendengar pertanyaan yang diajukan Syifa?
"Hmm... Sebenarnya-"
"Sudahlah, tidak perlu dibahas."
Malu-malu, Aisyah menangapi pertanyaan sahabatnya itu.
Syifa hanya menggelengkan kepalanya saat mendengar jawaban dari Aisyah. Syifa yakin, Aisyah mencintai Bilal.
Fatimah masih terdiam, aku tetap terdiam.
"Fatimah..." panggil Syifa, membuat lamunan ku buyar.
"Hah?"
"Kamu kenapa?"
"Aku gak apa-apa, kok."
"Oh... Aku kira kamu sakit. Karena, kamu diam aja dari tadi."
"Iya, nih. Kamu diam aja, gak seperti biasanya."
Fatimah hanya tersenyum.
●●●●●
"Assalamu'alaikum..."
"Wa'laikumsalam..."
"Masyaallah... Bilal suara kamu merdu sekali."
"Seperti imam-imam Mekkah."
Mendengar hal itu, Bilal hanya tersenyum.
Hanya Fatimah yang terlihat diam. Tidak memuji Bilal.
●●●●●
Fatimah sibuk menangani para korban serangan kemarin.
Bilal sibuk menghibur anak-anak, agar tidak trauma.
Beberapa jam telah berlalu.
Sore telah hadir.
Bilal membaca buku. Tapi, pikirannya entah kemana. Hanya ada Fatimah yang terbayang di pikirannya.
"Ya, Allah... Jika dia memang jodoh hamba, maka dekatkan." batinnya berdoa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GAZA - TERBIT
SpiritualJika kaki mu jauh untuk melangkah menolong kami, maka ulurkan lisan mu untuk mendoakan kami. Kami tengah berjuang mewakili seluruh umat islam di seluruh penjuru dunia. Note : Diharapkan follow akun Wattpad Guratan Sendu sebelum baca karya tulisku da...