Gerakan protes warga Palestina di Gaza terkait pemindahan kedutaan AS(Amerika Serikat)ke Jerusalem, dan juga Jerusalem sebagai ibukota negara Israel mengalami puncaknya.
Pesan bahwa ibukota Israel adalah Jerusalem disampaikan oleh presiden Amerika Serikat melalui pidato kepada wartawan dunia.
Pertempuran terjadi karena warga tidak terima. Korban jiwa berjatuhan.
Israel dikecam dunia, termasuk indonesia atas tindakannya itu.
Berita ini cepat menyebar ke seluruh negara di dunia. Bahkan, terjadi demo di sejumlah negara, menolak Jerusalem ibukota Israel.
Warga Palestina berbondong-bondong berdemo, mengambil hak mereka. Sampai kapan pun Yerusalem tetap milik Palestina!
●●●●●
Aku tidak bisa ikut berdemo. Aku sedang belajar di sekolah bersama bu guru yang menjadi relawan.
"Apakah mungkin orang-orang Palestina bersedia memboikot produk Israel, seperti yang dilakukan negara Arab Saudi terhadap bisnis kaum Yahudi pada tahu 1929?"tanya bu guru disela memanasnya hubungan Israel dan Palestina.
"Iya..."jawab anak-anak serentak. Tanpa pikir panjang kami langsung menjawabnya. Semangat kami sangat menggebu-gebu.
Sang guru kembali berceloteh"Sekarang buka buku pada bab yang menceritakan pahlawan nasional kita,
Ahmed Yasin."perintahnya."Bu, pak Ahmed Yasin itu pendiri hamas, kan?"celetuk Fatimah.
"Iya, benar sekali."jawab ramah bu guru sambil menampakkan gigi-gigi putih dari balik senyumnya.
Ahmed Yasin memang disejajarkan dengan pahlawan nasional kita yang lain, Yasser Arafat. Dicantumkan juga sejarah mutakhir seperti serangan militer Israel ke jalur Gaza pada musim dingin tahun 2008-2009 dan 2012.
"Bu, bolehkah saya bertanya?"pintaku dengan raut wajah cemas.
"Tentu saja."jawab bu guru.
"Setelah saya membaca dan mendengar penjelasan ibu. Justru buku ini cenderung pemberontakan kepada Israel? Haruskah bagi kita mempelajarinya?"tanya Fatimah memberanikan diri.
"Menurut menteri pendidikan kita, Muetassem Al-Minauim, buku ini dipelajari dengan maksud untuk memperkuat hak-hak warga Palestina dan menambah pengetahuan kita tentang Hak Asasi
Manusia(HAM)."jelasnya."Semua wilayah Palestina, dari laut Mediterania hingga sungai Yordan adalah milik kita."tambahnya.
"Oleh karena itu, kita sebagai warga Palestina berhak untuk merebut kembali kemerdekaan negara kita, Palestina."lanjutnya.
"Tapi, bu... Kenapa harus wajib dengan pelajaran?"tanya Syifa, teman sebangku Fatimah.
"Karena upaya edukasi perlawanan melalui buku dapat dinilai
efektif."jawab bu guru."Dengan belajar tentu kita membaca buku pelajaran, dan menambahlah wawasan kita."jawab Fatimah.
Sejak kecil semangat belajar Fatimah diacungi jempol. Juga dengan kecerdasan yang dimilikinya.
●●●●●
Dilain waktu, Fatimah baru saja sampai dirumah dan disambut dengan bunyi rudal yang mengagetkan. Rudal milik Israel menghantam sebuah tempat.
Segera dia menghampiri ibu paruh baya di dalam rumah.
Dari pagi hingga sore seperti ini,demo terus terjadi. Warga tidak akan berhenti sampai Jerusalem tetap menjadi ibukota Palestina.
Tadi ketika di sekolah aku dan Aisyah sempat menonton TV, meski gambar TV tersebut hitam putih tapi kami dapat menyaksikan betapa sayangnya mereka jutaan bahkan ribuan umat islam didunia berdemo untuk kami. Tidak hanya itu, yang paling mengharukan lagi adalah ada seorang perempuan non muslim yang menentang keras keputusan ini, bahkan dia rela berbeda pendapat dengan keluarganya.
"Saya menentang karena saya merasa sedih. Bagaimana jika peristiwa ini berbalik kepada saya? Bukankah kita dilahirkan dari sebuah perbedaan untuk saling mempersatukan."ucap Jessica haru. Nama perempuan itu Jessica. Sungguh, dia memiliki hati yang baik.
Itu baru dari negara Inggris, belum dari belahan dunia yang lain. Betapa banyak orang yang mendukung dan mendoakan kami disini.
Cerita Fatimah kepada ibunya. Kami tidak menyangka.
●●●●●
Waktu menunjukkan pukul 23.30, aku terbangun dari tidur karena mendengar kerusuhan terjadi. Ibu juga ikut terbangun.
Ternyata demo usai juga. Sudah hampir tengah malam.
Kami pun bergegas menuju keluar rumah. Pemandangan ini terjadi lagi. Di bawah aspal berdebu, kini penuh dengan jenazah yang tewas akibat demo hari ini.
Tidak hanya warga sipil saja yang meninggal dunia, tapi juga tentara Israel yang turut ikut meninggal dunia.
Dan kami mendapat berita bahwa presiden Amerika Serikat mencabut keputusan tentang Jerusalem sebagai ibukota Israel.
Di satu sisi, kami merasa senang akan berita ini. Di lain sisi, kami merasa sedih akan kematian ini. Semuanya serba salah!
Sebagian warga sipil menyebut nama Allah SWT atas kebahagiaan yang didapatkan. Sebagian warga sipil menangis tersedu-sedu atas kematian yang diterima.
Inilah hidup! Selalu ada 2 sisi yang berbeda, tapi mampu untuk disatukan.
"Jerusalem is the capital of Palestine!"seru Fatimah menggelegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GAZA - TERBIT
SpiritualJika kaki mu jauh untuk melangkah menolong kami, maka ulurkan lisan mu untuk mendoakan kami. Kami tengah berjuang mewakili seluruh umat islam di seluruh penjuru dunia. Note : Diharapkan follow akun Wattpad Guratan Sendu sebelum baca karya tulisku da...