PERTEMUAN KEDUA

67 11 0
                                    

Fatimah POV.

Terik matahari Gaza siang itu seolah mampu menembus pelapis apa pun yang dikenakan manusia. Terik matahari yang meminta setiap pejalan kaki rindu berteduh di bawah pohon.

Dengan tangan kirinya, aku menghalau sinar matahari yang menerpa wajah, disertai langkah lebar ku menuju 1 titik, yaitu: Menuju masjid Al-Aqsa. Sampai...

"Fatimah, tunggu..."

Fatimah membalikkan wajahnya. Memutar tubuh ke arah suara yang menyapanya. Dilihatnya Bilal sedang berlari ke arahnya.

"Assalamu'alaikum..."

"Wa'laikumsalam... Ada apa Bilal?"

"Ehm... Kamu mau kemana?"

"Ke masjid."

"Masjid Al-Aqsa?"

Fatimah mengangguk.

Kami pun berjalan menuju masjid Al-Aqsa.

●●●●●

Serangan!

Lagi dan lagi tentara Israel menyerang wilayah Gaza.

Fatimah dan Bilal berlari sekuat tenaga. Dan, benar ada anak kecil sudah terjatuh tak berdaya. Luka ada dimana-mana. Digendongnya anak kecil itu oleh Bilal. Fatimah merobek sedikit jilbab yang dikenakannya untuk diikatkan pada lengan anak itu yang berdarah, agar darahnya tidak terus keluar.

Di ujung jalan, tentara Israel melarang warga sipil untuk melewati jalan itu.

"Kita lewat mana?" tanya Bilal dengan ekspresi wajah khawatir.

"Kita lewat gang itu saja. Ayo!" perintah Fatimah.

Jalan setapak kami lalui; gang.

"Fatimah, dia sesak nafas."

"Letakkan disana."

Fatimah memberikan pertolongan pertama. Wajahnya bercucuran keringat. Sejak tadi, Bilal terus berdoa.

Alhamdulillah... Anak itu kembali bernafas dengan normal.

Perjalanan masih terus berlanjut.

"Awas..." Bilal menarik tangan Fatimah, karena ada reruntuhan rumah yang mengarah ke Fatimah, untuk segera menghindar.

Deg.

Jantung Fatimah berdetak dengan cepat. Kini gadis itu menatap Bilal penuh arti.

" Maaf... Kamu gak apa-apa?" tanya Bilal cemas. Dan, seketika Fatimah melepaskan genggaman tangan dengan Bilal, kemudian mengangguk.

"Kenapa tadi harus pakai pegang tangan segala? Seharusnya panggil Fatimah saja untuk menghindar dari reruntuhan rumah itu. Tapi..." batinnya serba salah.

Untungnya jarak tenda pengungsian sudah tidak begitu jauh.

●●●●●

Aisyah melihat Fatimah dan Bilal.

Fatimah dan Bilal langsung menuju ruang kesehatan.

Selang beberapa saat Bilal pergi. Aisyah masuk ke ruang kesehatan.

"Aisyah... Tolong ambilkan itu, ya..."

"Iya, Fatimah." seraya menyodorkan kotak P3K ke Fatimah.

Tadinya, Aisyah ingin bertanya "Mengapa kalian bisa pulang bersama?"

Tapi, dia urungkan.

Disisi lain, Bilal merasakan sesuatu yang berbeda. Hatinya... Apa yang terjadi dengan hatinya?

"Dia gadis yang baik."

"Dia gadis yang cerdas."

Kalimat itu memenuhi pikiran Bilal. Siapakah dia yang dimaksud Bilal?

●●●●●

"Assalamu'alaikum..." tanpa diduga kami bertemu lagi. Dan, mengucapkan salam bersamaan.

Ya, Fatimah dan Bilal.

Bilal merasakan hatinya nyaman untuk lebih lama disini bersama Fatimah. Padahal, untuk kesekian kalinya pertemuan yang tak terduga. Mungkin inikah pertemuan selanjutnya yang Allah takdirkan?

GADIS GAZA - TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang