BISMILLAH, I ANSWERED 2

74 13 1
                                    

Hari kedua.

Siang hari kian panas.

Fatimah memandang sekitar, matanya melihat ketenangan Gaza.

Fatimah berada di pangkuan Aisyah, perlahan-lahan mulai memejamkan mata.

Tertidur, Fatimah sudah tertidur.

"Hari ini cuaca sedang panas, hari ini juga Gaza te-." ucapan Aisyah terhenti.

"Ternyata sudah tidur."

"Aisyah-."

"Hush... Jangan berisik! Fatimah sedang tidur."

Syifa menganggukkan kepalanya; paham. Dan duduk tidak jauh dari Aisyah.

●●●●●

Fatimah mengigau menyebut nama Bilal. Oops!

Aisyah dan Syifa yang tadinya hanya diam. Kini terkikik geli melihat tingkah Fatimah.

Saat Fatimah terbangun.

Aisyah dan Syifa kompak tersenyum masih teringat... Lucu!

Sementara disisi lain, Fatimah bingung melihat tingkah kedua sahabatnya. Ada apa?

"Kalian kenapa? Kok senyum-senyum gitu."

"Ehm... Kasih tahu gak, ya."

"Jangan, deh..."

Aisyah dan Syifa kompak menggoda Fatimah yang masih terlihat bingung.

"Ada apa, sih? Bikin penasaran aja."

"Mau tahu banget atau mau tahu aja."

"Ya, sudah... Kalau kalian gak mau kasih tahu. Gpp, kok." muka Fatimah mendadak manyun.

"Jadi-." kata Syifa menggantung kalimatnya, membuat Fatimah semakin penasaran.

"Tadi kamu mengigau saat tidur
dan-." kata Aisyah sambil tersenyum, jika harus mengingat tadi.

"Dan?" tanya Fatimah dengan penasaran.

"Kamu menyebut nama-."

"Menyebut nama siapa?"

"Tebak aja sendiri."

"Ihhh..."

"Ibu? Ayah? Aisyah? Syifa? Zainab?"

"Bukan... Bukan... Bukan..."

"Terus siapa?"

"Bilal..." akhirnya Aisyah dan Syifa menyebut nama itu bersamaan dengan lantang.

"Apa?" batin Fatimah masih tidak percaya.

"Hahaha..."

Wajahnya menjadi merah merona, terpendam cinta.

"Jadi, udah tahu jawabannya?"

"Hah... Jawaban apa?"

"Fatimah, jangan pura-pura lupa, deh!"

"Ehm... Jawabannya Bilal?"

Aisyah dan Syifa mengangguk mantap.

"Belum..."

"Kalau belum, kenapa kamu mengigau menyebut nama dia?"

"Iya, kenapa?"

Fatimah terdiam lagi.

Aisyah dan Syifa ikut terdiam.

●●●●●

Sudah malam, tapi Fatimah belum juga tertidur.

Fatimah terus merutuki dirinya sendiri.

Karena mengigau menyebut nama Bilal.

Aduh, bukankah itu hal wajar dalam cinta?

Cinta?!

●●●●●

"Bilal..."

Fatimah terbangun dan di dalam mimpinya ada Bilal. Lagi-lagi, aku memimpikan Bilal. Sudah 2 kali aku bermimpi seperti ini. Di dalam mimpiku; aku menjalani hidup dengan Bilal. Bersama dan bahagia. Karena sebuah rasa cinta.

Tapi, ibu...

Tapi, ayah...

GADIS GAZA - TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang