Bangunan besar berpintu coklat itu bernama masjid Al-Aqsa.
Gembok diguncang-guncang Fatimah. Pintunya sudah penuh gembok yang tertutup rapat.
Para tentara berjaga dan menyuruh Fatimah dan anggota hamas untuk tidak mendekati masjid tersebut.
Dia sudah terlalu kuat menggedor pintu. Warga mencoba melakukan hal sama yang dilakukan Fatimah. Namun nihil. Hasilnya tetap sama.
Apalah daya yang dapat kami lakukan?
Kami mendongak ke atas pintu dan terbacalah kertas penyegelan dan penggusuran masjid dari tentara Israel.
Wajah Fatimah mendadak kecewa. Perasaannya campur aduk memandang masjid yang ada didepannya. Di sisi lain, kami mengelus dada saking memelasnya. Masjid ini merana.
Negosiasi terus dilakukan untuk masjid Al-Aqsa. Kami tidak ingin melihat rumah Allah mengalami nasib yang sama seperti:rumah dan bangunan lain yang diratakan dengan tanah.
Demo terus terjadi, para warga terus berteriak. Meminta keadilan.
"Apa kalian tidak rela jika tempat ibadah kalian harus digusur? Begitu juga dengan kami, yang tidak ingin tempat ibadah kami digusur!"teriakku lantang.
"Ini tempat ibadah kami. Jangan gusur masjid kami!"teriak ibu sambil menangis.
Mengapa banyak masjid di belahan dunia harus tergusur? Tak adakah bala bantuan yang luar biasa dari umatnya yang tersebar dimana-mana.
Sebagian anggota hamas adu jotos dengan tentara Israel. Dan yang lain sibuk membuka pintu masjid dengan peralatan seadanya.
Menangis dan menangis. Air mata keluar deras tak terima ini terjadi. Ini soal ketidakadilan.
Oh... Aisyah melihat wajah Fatimah semakin tak berselera. Seolah harapannya diempaskan ke bumi tanpa ampun.
Fatimah terlihat beringas dan bertengkar dengan tentara Israel. Di lemparkan batu berkali-kali. Fatimah berteriak tepat didepan muka Jakson, salah satu anggota tentara Israel berkewarganegaraan Amerika Serikat.
"Bagaimana perasaanmu jika melihat tempat ibadahmu digusur? Apa kau tidak mempunyai rasa peduli terhadap orang lain?"teriak Fatimah.
Karena tidak ada tanggapan dari tentara Israel. Aku memporak-porandakan tempat, kesabarannya memuncak.
Halaman depan masjid Al-Aqsa berantakan, semua kacau.
Dengan segenap keberaniannya membara di dalam dada. Aku nekat mengambil kertas penyegelan dan penggusuran masjid Al-Aqsa dengan menggunakan tangga. Beberapa tentara mencegahnya, namun dapat diatasi oleh Aisyah dan warga lain. Hingga akhirnya kertas diraihnya dan digenggamnya.
Detik itu juga dirobeknya kertas tersebut.
"Kenapa kau merobeknya? Tidak sopan!"dengus kesal salah satu tentara Israel.
"Yang seharusnya bertanya itu kami. Kenapa kalian dengan seenaknya membuat kertas penyegelan dan penggusuran masjid Al-Aqsa? Padahal kami sama sekali tidak akan pernah setuju. Sudah cukup bagi kami bersabar disaat rumah dan bangunan lain diratakan dengan tanah. Tapi, tidak dengan rumah Allah ini masjid Al-Aqsa!"teriakku menjelaskan.
"Berani sekali kamu bicara, gadis kecil..."ucap ketus salah seorang tentara Israel dari arah belakang Fatimah.
Fatimah berbalik dan menjawabnya.
"Buat apa saya takut terhadap kalian, wahai... Zionis Israel!"teriakku lantang.
"Lebih baik kalian pulang! Bersiap-siap dengan serangan yang akan datang selanjutnya."ucapnya meremehkan.
Ku dengar suara tawa para zionis biadab itu dari kejauhan.
Kami bersepakat tidak akan pulang sampai mereka bersepakat tidak akan menggusur masjid ini.
Mereka tidak peduli dan pergi meninggalkan kami.
●●●●●
Waktu siang sangat panas tidak seperti biasa. Dan kami masih berada di halaman depan masjid Al-Aqsa. Ternyata berita penggusuran masjid Al-Aqsa telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Sebagian besar mendukung keputusan kami membela ketidakadilan.
Beberapa anggota PBB(Perserikatan Bangsa-Bangsa)dan segenap para diplomat dari kedutaan berbagai negara tetangga di Asia datang menghampiri kami. Mereka datang membantu kami.
Sebab PBB desak tindakan Israel terhadap Palestina.
Kecaman internasional terhadap Israel atas tindakan yang tidak manusiawi di Gaza.
Dan keadilan kami dapatkan.Kami menangis haru.
"Apa yang dilakukan Israel tidaklah manusiawi? Tempat ibadah adalah tempat kita kembali pada Allah SWT. Masjid ini sangat bersejarah dari zaman nabi Muhammad SAW. Begitu banyak peristiwa yang ada dari zaman ke zaman. Mulai perjalanan isra dan mi'raj nabi Muhammad SAW dalam menerima perintah sholat, yang awalnya 50 rakaat hingga akhirnya menjadi 5 rakaat. Saya rasa pasti mereka juga akan marah seperti yang dilakukan warga Palestina, jika tempat ibadah mereka akan digusur."ujar pak Lukman salah seorang diplomat dari Indonesia.
Your struggle will be rewarded with god SWT.
"Allahu Akbar..."teriak kami bersorak kebahagiaan.
Hati kami sangat terasa damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GAZA - TERBIT
SpiritualJika kaki mu jauh untuk melangkah menolong kami, maka ulurkan lisan mu untuk mendoakan kami. Kami tengah berjuang mewakili seluruh umat islam di seluruh penjuru dunia. Note : Diharapkan follow akun Wattpad Guratan Sendu sebelum baca karya tulisku da...