"Astagfirullah." Fatimah terbangun dari tidurnya; aku bermimpi.
"Fat, kamu kenapa? Kamu mimpi buruk."
"Minum dulu airnya, agar tenang."
"Terima kasih."
Aisyah dan Syifa penasaran tentang mimpiku. Tapi, di dalam mimpiku ada Bilal. Kenapa dia muncul di dalam mimpiku?
"Sudah, kalian tidur lagi saja. Aku mau sholat dulu."
"Iya."
"Baiklah."
●●●●●
Di mushola tenda pengungsian.
Fatimah melaksanakan sholat tahajud di bilik perempuan.
Bilal melaksanakan sholat tahajud di bilik pria.
Tanpa mereka sadari; mereka ditakdirkan untuk bersama.
"Ya, Allah... Mengapa hamba terus memikirkan Fatimah?" batin Bilal berdoa.
"Ya, Allah... Mengapa Bilal ada di dalam mimpi hamba?" batin Fatimah berdoa.
Doa adalah penghubung kami dengan-Nya. Ya, Allah...
Dan, kedua mata mereka saling bertemu tanpa diduga. Keluar mushola bersamaan.
Buru-buru, Fatimah mengalihkan pandangannya, tak berani memandangnya.
"Ternyata kamu juga disini."
Fatimah mengangguk.
"Kenapa gak tidur?"
"Aku gak mungkin bilang, terbangun karena memimpikanmu, Bilal." gerutuku.
"Aku terbangun, terus sholat."
Bilal mengangguk, mengerti.
"Kalau kamu sendiri?"
"Aku gak mungkin bilang, terus memikirkanmu, Fatimah." gerutunya.
"Sama..."
Fatimah kembali mengangguk.
Ada yang ingin tetap bertahan disini, karena hatinya merasa nyaman.
Ada yang ingin pergi, karena tahu inilah rasanya cinta.
Cinta?!
●●●●●
Aisyah ingin menghampiri Bilal. Jarak diantara mereka sudah tidak begitu jauh.
Aisyah dan Bilal sama-sama sedang mengajarkan anak-anak.
Bilal berpikir, jika perempuan yang ada di hadapannya adalah Fatimah. Namun, nihil; dia adalah Aisyah, bukan Fatimah. Ah, ilusi.
"Bilal..." panggil Aisyah seraya merapikan kertas-kertas.
"Iya, Fat-."
"Fat? Fatimah maksud kamu!"
"Ehm..."
"Aku Aisyah."
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GAZA - TERBIT
SpiritualJika kaki mu jauh untuk melangkah menolong kami, maka ulurkan lisan mu untuk mendoakan kami. Kami tengah berjuang mewakili seluruh umat islam di seluruh penjuru dunia. Note : Diharapkan follow akun Wattpad Guratan Sendu sebelum baca karya tulisku da...