Malam hari. Sepi penuh kehampaan menyelimuti suasana Gaza, Palestina. Bulan bercahaya keemasan, seakan mengobarkan semangat jihad para pejuang. Awan-awan gelap terus dipandangi mataku. Kelam legam didalamnya.
Sekarang sudah tidak terlihat rumah penduduk, melainkan bangunan yang rata. Sebagian bangunan telah runtuh, hanya beberapa rumah saja yang mengalami nasib yang sama.
Sejak tadi aku belum juga beranjak dari jendela. Setelah beberapa tahun lalu terus aku lalui. Melewati semua tindakan demi peristiwa kebiadaban Israel kepada kami.
Kini, Fatimah telah tumbuh menjadi gadis yang tangguh. 3 tahun telah berlalu begitu saja. Usianya telah menginjak 17 tahun.
Malam ini akan tetap sama seperti malam sebelumnya, dimana kami harus waspada menghadapi serangan para zionis Israel. Mengirim roket yang mengudara dan tembakan pistol yang bertebaran.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka lebar-lebar. Fatimah menoleh kaget ke arah pintu. Tapi begitu dia mengenali siapa yang mengagetkan dirinya, dia tersenyum lebar.
"Belum tidur?"tanya ibu mulai mendekati anak tunggalnya.
"Belum bisa tidur, bu..."jawab Fatimah lesu.
"Sini biar ibu
mendongengkanmu."jawab ibu.Fatimah berbaring di pangkuan sang ibu.
Ibu bercerita banyak hal, hingga anaknya tertidur.
"Sekarang dia sudah tumbuh menjadi gadis tangguh. Akan banyak peristiwa yang kamu lewati nanti kedepannya, nak..."ucapku seraya mengecup kepala anaknya.
Rasa sayangnya tiba-tiba saja dirasakannya berlipat ganda terhadap gadis itu. Dan dia berjanji sepenuh hatinya akan mengorbankan apa saja demi anaknya.
Apa saja.
●●●●●
Rajab 1435 H.
Hari ini adalah ujian keimanan yang cukup berat. Para zionis Israel mengulang lagi kebrutalannya, sebagaimana Gaza 3 tahun yang silam. Tanpa ada perang terbuka seperti yang terjadi saat ini, sebenarnya kaum muslimin di Gaza, Palestina juga tidak pernah merasakan kedamaian dan ketentraman hidup yang layak. Sebab, kaum yahudi tersebut tidak henti melakukan kekejaman terhadap kami.
Kekejaman semacam ini telah berlangsung lama, selama puluhan tahun lalu. Bahkan sejarah negeri syam yang termasuk Palestina didalamnya merupakan sejarah yang tidak pernah sepi dari pertempuran kaum muslimin dengan kaum yahudi dan kaum nasrani. Negeri syam ini memang tidak pernah berhenti pertarungan antara hak dan bathil.
Muncul pertanyaan dari benak Fatimah. "Apa memang ini sudah takdir negara kami untuk pertarungan yang tidak kunjung usai hingga kiamat nanti?"
Tampaknya perlu kembali pada apa yang telah diingatkan oleh Rasulullah SAW dalam banyak nubuwatnya. Setidaknya, inilah beberapa nubuwat yang pernah disampaikan beliau tentang negeri syam, diantaranya:
1. Palestina akan menjadi bumi
ribath sampai akhir zaman.
Mu'awiyah bin Abi Sufyan
berkata:"Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda:"Akan
senantiasa ada sekelompok
umatku yang menegakkan
agama Allah, orang-orang yang
memusuhi mereka maupun tidak
mau mendukung mereka.
Demikianlah keadaannya sampai
akhirnya datang urusan Allah."
Malik bin Yakhamir menyahut:
"Mu'adz bin Jabal mengatakan
bahwa mereka berada di syam."
Mu'awiyah berkata:"Lihatlah,ini
Malik menyebutkan bahwa ia
telah mendengar Mu'adz bin
Jabal mengatakan bahwa
sekelompok tersebut berada di
syam." (H.R Bukhari). Bahwa
negeri syam yang dimaksud
adalah Palestina. Sungguh,
Palestina tidak akan pernah sepi
dari pertempuran Israel.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GAZA - TERBIT
DuchoweJika kaki mu jauh untuk melangkah menolong kami, maka ulurkan lisan mu untuk mendoakan kami. Kami tengah berjuang mewakili seluruh umat islam di seluruh penjuru dunia. Note : Diharapkan follow akun Wattpad Guratan Sendu sebelum baca karya tulisku da...