Bilal ingin bicara dengan Fatimah. Namun, Fatimah selalu menghindar. Entahlah. Hati gadis itu tidak tenang, jika harus bertemu dengan Bilal. Fatimah hanya ingin hubungan persahabatannya segera membaik, dan akan terus baik.
"Fatimah..."
Ah, hanya angan. Kini sosok Bilal tengah berlari menuju ke arah Fatimah. Aku panik, gadis itu pura-pura tidak mendengar, kemudian lari sekencang mungkin. Bilal menyadari hal itu pun, berlari kencang mengejar Fatimah. Untung Bilal punya kaki yang panjang, yang bisa ia gunakan untuk berlari kencang. Dan kini mereka sudah sejajar.
Fatimah tak berani menatap Bilal. Aku mencoba bersikap biasa saja, seakan tidak terjadi apa-apa. Meski matanya ada bekas tangisan.
Aisyah, wajahnya tak secerah siang ini. Lagi-lagi dilihatnya Fatimah dan Bilal. Hatinya masih sakit. Kenyataan pahit ini. Dan, ia memilih pergi.
"Ada yang ingin aku bicarakan?" ucap Bilal setelah nafasnya sudah stabil.
"Tidak perlu." jawab Fatimah.
Fatimah pergi menjauh dari Bilal. Kini pria itu terpaku di tempat dimana dia berdiri sekarang, membiarkan gadis yang dicintainya pergi, padahal dia tidak menginginkan hal itu.
Aisyah bingung.
"Apa aku harus melupakan dan merelakan Bilal?"
Tapi-.
Kesekian kalinya Fatimah dan Aisyah menangis bersama, tapi ditempat berbeda.
Ya, Allah...
●●●●●
"Ini..." entah dari mana Bilal berada, dan kini sudah berada di depan Fatimah.
"Aku bisa ambil sendiri."
Bilal hanya ingin memberikan sepiring nasi dan lauknya, karena sejak pagi makanan tidak disentuhnya.
"Kenapa aku harus melihat mereka bersama? Hatiku sakit. Hiks... " batin Aisyah menangis.
●●●●●
Sudah 3 hari Aisyah diam tidak sama sekali menyapa Fatimah, padahal Fatimah mencoba untuk menyapanya, pasti Aisyah selalu menghindar. Bahkan, saat meminta maaf pun.
"Aisyah, aku minta maaf."
Namun, nihil. Aisyah justru mengabaikan Fatimah. Pura-pura tidak mendengar suara Fatimah.
1 jam kemudian.
"Maaf, karena aku tidak bisa membalas cintamu."
"Iya, meskipun menyakitkan kenyataannya yang aku dapatkan.
Hiks... Seharusnya aku tidak mencintaimu, bukan?"Bilal merasa tenang setelah meminta maaf kepada Aisyah. Ini semua karena cinta.
Syifa menyeka air mata Aisyah.
Aku bukan pilihan hatinya, sebaiknya aku melupakan dan merelakan kamu, walaupun dengan tangisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GAZA - TERBIT
SpiritualJika kaki mu jauh untuk melangkah menolong kami, maka ulurkan lisan mu untuk mendoakan kami. Kami tengah berjuang mewakili seluruh umat islam di seluruh penjuru dunia. Note : Diharapkan follow akun Wattpad Guratan Sendu sebelum baca karya tulisku da...