100 hari sejak kepergian ibu. Fatimah lewati dengan kesendirian, Aisyah dan Syifa dengan setia menemani.
Siapa yang tidak sedih "Ditinggal" orang tercinta?
Pasti rindu? Iya.
Hanya doa yang dapat menyampaikan rindu. Rindu tidak dapat dihilangkan. Meski sesakit apapun rindu itu, jangan menghilangkannya? Bahkan membencinya. Biarlah rindu itu tersampaikan.
Ibu dan ayah telah tenang disana.
Kenangan-kenangan indah akan selalu tersimpan dalam memoriku.
Dari balik pintu, Aisyah dan Syifa memandang Fatimah yang masih saja merindukan ibu dan ayahnya. Tentu rindu pasti ada. Toh, jangan berlarut-larut! Pasti, Fatimah dapat melewati masa-masa ini.
"Fatimah..." Aisyah menyentuh pundak Fatimah. Mata nanar Fatimah menatap mata Aisyah. Ada bekas tangisan, hujan air mata mulai menetes. Dalam dekapan Aisyah, Fatimah meluapkan kesedihannya. Syifa menggenggam tangan Fatimah, menguatkan.
"Sudah cukup menangisnya."
"Di setiap hal yang aku lakukan pasti ada ibu dan ayah disamping ku."
"Itu pasti... Aku pun juga begitu, aku tahu apa yang kamu rasakan, Fatimah."
Fatimah tahu ini bukan akhir dari sebuah kehidupan.
●●●●●
"Surga itu ada di telapak kaki ibu."
Sebuah pepatah yang sering kita sebutkan dan mengandung makna yang luar biasa.
Siapa sosok yang paling gigih memperjuangkan mimpi anak-anaknya? Siapa sosok yang paling punya kasih sayang melebihi batas langit dan bumi? Jawabannya adalah ibu.
Mungkin ibu boleh "Pergi" menghadap sang ilahi. Mungkin ibu boleh "Tiada" terbujur di liang lahat. Tapi... Itu bukan akhir dari kasih sayang seorang anak yang kian mendoakannya.
Doaku untukmu, ibu...
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GAZA - TERBIT
SpiritualJika kaki mu jauh untuk melangkah menolong kami, maka ulurkan lisan mu untuk mendoakan kami. Kami tengah berjuang mewakili seluruh umat islam di seluruh penjuru dunia. Note : Diharapkan follow akun Wattpad Guratan Sendu sebelum baca karya tulisku da...