BAB 3 - Kabar Buruk

508 20 0
                                    

Surabaya, 2006

Nicky menggeram kesal, karena tidak pernah menyangka bahwa usaha yang selama ini di bangun hancur begitu saja. Ia tidak menyangka orang yang selama ini menjadi kepercayaannya mengkhianati dirinya. Sungguh, ia tidak menyangka dengan hal itu.

Ia mengacak rambutnya frustasi. Semua yang telah dibangun, semua hasil usahanya kini sudah tidak tersisa lagi. Ia mendapatkan kerugian yang sangat besar, perusahaanya telah di tutup. Entah apa salahnya, entah apa yang ingin Tuhan lakukan untuk kehidupan keluarganya yang mendekati kata sempurna. Nicky sungguh kecewa saat ini, kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga apa yang ia miliki.

Ia merasa kecewa karena salah memberikan rasa kepercayaan kepada orang yang salah.

Ia kecewa karena tidak bisa memberikan keluarganya kebahagiaan seperti sebelumnya.

Dan ia merasa malu.

Malu karena memang tidak ada lagi sisa harta yang bisa ia gunakan untuk kehidupan anak dan istrinya di kota Surabaya ini.

Dan ia merasa malu karena pasti keluarga di kompleknya akan memandangnya rendah.

"Yang sabar pak! Saya tahu bapak dan keluarga orang yang kuat, saya percaya suatu saat nanti pasti bapak bisa mempunyai usaha yang lebih baik lagi." Sekretaris Nicky memberikan motivasi dan dorongan kepada bosnya.

Sekretaris Nicky sebut saja ia bernama Rika. Rika merupakan gadis yang sangat baik, gadis yang bisa diandalkan, dan gadis yang selalu memberikan motivasi untuk apa yang dikerjakan oleh Nicky.

Bisa dibilang Rika bekerja dengan Nicky cukup lama, dimulai dari usaha Nicky yang masih merintis Rika sudah menjadi sekretaris Nicky dengan usia yang terbilang muda.

Bagi Rika, Nicky bos yang sangat baik, tidak membedakan status antara karyawan dengan bos, selalu mengajarkan nilai-nilai yang sangat positif. Rika merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan bosnya ini, ia sudah merasa nyaman bekerja di tempat Nicky, ia sudah merasa nyaman dengan teman-teman yang berada di kantornya. Kalau boleh memilih, Rika ingin usaha Nicky selalu berjalan dengan lancar tapi apa boleh buat? Perusahaan yang tidak terlalu besar ini harus tutup karena kasus korupsi yang dilakukan oleh salah satu orang kepercayaan bosnya.

Satu hal yang dapat ia pelajari, jangan terlalu mempercayakan seseorang karena nantinya orang tersebut bisa menusuk kita dari belakang. 

Nicky hanya tersenyum tipis "Maaf, karena saya kalian harus kehilangan pekerjaan kalian."

Salah satu karyawan Nicky menggelengkan kepala "Ini bukan salah bapak! Jangan terlalu menyalahkan diri pak."

Nicky menghembuskan napas, lalu memberikan amplop cokelat kepada satu persatu karyawannya. Ia tetap harus bertanggung jawab, dengan memberikan pesangon kepada karyawannya.

Beberapa karyawan Nicky menerima dengan tidak enak hati, dengan wajah yang sedih karena mereka akan berpisah dengan bos yang sangat baik hati.

"Simpan saja buat bapak, saya bukan merendahkan harga diri bapak." Rika menolak amplop yang akan diberikan Nicky untuk dirinya.

Nicky menggeleng kuat "Tidak Rik, ini hak kamu. Saya bisa mengatasi ini."

Rika tetap pada pendiriannya. Ia tidak akan menerima amplop itu, dengan segera ia pergi dari ruangan bosnya.

Beberapa karyawan yang tadinya masih berada diruangan Nicky, kini sudah meninggalkan ruangan bosnya dengan perasaan sedih yang luar biasa karena mulai hari ini dan seterusnya, mereka tidak bisa lagi bersatu di perusahaan yang selama ini menjadi tempat naungan mereka mencari nafkah.

BUKTI  [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang