BAB 5 - New Life

416 17 0
                                        

Keluarga Sastrowardoyo saat ini sudah berada ditempat tinggal mereka yang baru, memang tidak besar tetapi cukup untuk membuat usaha toko klontong yang akan menjadi usaha mereka.

Masalah mengenai usaha jahit mama Nicholas, sepertinya harus ditunda terlebih dahulu karena dana yang mereka miliki tidak cukup untuk menyewa satu ruko yang kecil untuk usaha tersebut. Niken tidak masalah dengan hal itu, yang terpenting usaha klontong mereka tetap berjalan.

Rumah dengan toko klontong mereka menyatu, karena bila menyewa lagi tidak cukup dana sehingga sebisa mungkin mereka menggunakan dana yang ada. 

Nicholas maupun Natanael sedang membantu sang papa mengangkat elatase toko yang baru saja di beli, sebisa mungkin mereka membuka toko klontong dengan cepat agar bisa menambah keuangan mereka. 

"Natan, tolong bantuiin mama angkat barang-barang ini." Niken yang baru saja pulang dari pasar sehabis membeli perlengkapan seperti rinso, molto, kecap, saos, dan perlatan yang menjadi jualan untuk toko klontong mereka.

Natanael membantu mamanya dengan begitu sigap, ia membawa barang-barang yang menurutnya tidak terlalu berat. Ia meletakkan ke ruangan yang akan menjadi tempat toko klontongnya.

"Mas, kamu bantuiin mama sama Natan aja gih. Papa bisa sendiri." Nicky memerintahkan agar Nicholas membantu adik maupun mamanya, ketika sudah selesai dengan pergulatan etalase toko. Kini Nicky sedang memikirkan nama yang akan menjadi papan nama untuk di depan tokonya.

"Nic perlu bawa yang mana ma?" Tanya Nicholas kepada Niken.

Niken menunjuk kearah beras "Mas bawa beras ya. Mama tidak kuat."

Nicholas memanggul beras itu di pundaknya, ia harus bisa membantu kedua orang tuanya tanpa mengeluh. Karena apabila ia mengeluh, pasti papanya akan merasa sangat bersalah. 

"Ma, semua molto beserta dengan yang lainnya sudah Natan pindahin. Sekarang Natan bisa bantu apa lagi?" Ujar Natanael  dengan penuh peluh keringat di dahinya. 

Niken yang melihat hal itu, segera menghapus keringat dari dahi Natanael lalu ia menunjuk kearah satu dus kecap sascet.

"Natan kuat tidak?" Tanya Niken dengan ragu.

Natanael tersenyum, mamanya terlalu meremehkan Natanael "Bisa dong ma. Jangan panggil Natan, kalau itu saja tidak bisa Natan angkat."

Niken terkekeh, dengan gaya sombongnya Natanael mengangkat dus kecap tersebut.

"Berat ma! Tapi Natan, pasti bisa." Baru mengatakan bisa, tapi dus tersebut malah ingin jatuh dari tangan Natanael. Nicholas yang baru saja ingin memanggul beras kembali, melihat dus yang di pegang Natanael ingin jatuh dengan sikap ia mengambil alih dus itu.

"Kalau tidak bisa bilang, jangan sok mampu." Cibir Nicholas, sembari membawa dus tersebut.

Natanael berdecak kesal "Mampu mas!"

Nicholas tidak memperdulikan, ia tetap melanjutkan pergulatan dengan mengangkat benda yang lainnya. Tanpa disadari, ada beberapa orang kuli panggul yang membantu mereka. 

Setelah selesai menata barang-barang perlengkapan toko klontong, Nicky memasang papan nama toko dengan di gantung di depan toko klontong mereka.

'Toko Klontong Serba Murah Sastrowardoyo'

Nicky melihat kearah Niken, Nicholas dan Natanael dengan menolehkan kepala karena saat ini ia sedang berdiri diatas tangga besi.

"Lurus tidak?" Tanya Nicky.

Nicholas mengelus dagu, lalu melihat ke papan tersebut kemudian mengangguk "Menurut Nic lurus pa."

BUKTI  [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang