Nicholas menunggu kedatangan Lisa, saat ini ia sudah melepaskan perban dan tidak lagi memakai tongkat kruknya. Kemarin, setelah masalah Diego selesai dan dokter menyarankan agar datang kerumah sakit. Nicholas menurutinya. Dokter sudah memperbolehkan perban di kaki Nicholas dibuka, ia bersyukur atas hal tersebut. Setidaknya ia tidak perlu repot-repot jalan dengan menggunakan tongkat kruk.
Diego, cowok itu sudah dilaporkan kepolisi. Saat ini polisi sedang menindaklanjuti laporan tersebut, secepatnya pihak yang berwajib akan membuat surat penangkapan kepada Diego De Lima. Nicholas hanya berharap semoga proses hukum dapat dijalankan dengan sangat baik, jujur, dan adil.
"Maaf, lama." Lisa membuyarkan lamunanya, ia sudah menarik kursi dihadapan Nicholas kemudian mendaratkan bokongnya pada kursi tersebut.
Nicholas tersenyum memaklumi, gadis itu terlihat jauh lebih kurus dari sebelumnya. Sudah berapa lama ia tidak bertemu dengan gadis yang dicintai? Entahlah, ia hampir tidak bertemu dengan Lisa satu bulan lebih.
Nicholas hendak mengeluarkan suaranya, namun tertahan akibat empat kata yang tidak ingin dia dengar "Aku mau kita putus, Nic!"
Dunianya seketika menjadi runtuh, ia tidak menyukai kata-kata yang begitu saja meluncur dari bibir kekasihnya itu. Bayangkan mereka sudah bersama selama 7 tahun, dan sekarang kekasihnya itu menghubunginya, mengajaknya bertemu kemudian mengatakan hal semacam ini. Benar-benar tidak dapat di mengerti.
Nicholas masih terdiam, Lisa sangat yakin bahwa Nicholas menginginkan hal tersebut. Menghela napas, gadis itu melanjutkan perkataannya "Katanya kamu mau berjuang untuk aku, Nic? Mana buktinya? Yang aku lihat kamu malah serius berjuang buat gadis itu, bahkan kamu sampai rela kaki kamu jadi korbannya. Sungguh mengharukan, Nic!"
"Maaf." Hanya kata itu yang mampu ia ucapkan, ia tahu ia salah.
"Kamu ngga perlu minta maaf! Ini semua salah aku, karena aku ngga bisa berpikir dewasa dan malah membuat semuanya seakan-akan rumit. Aku cemburu Nic, cemburu banget ternyata kamu lebih milih gadis itu dari pada aku. Pacar kamu sendiri." Lisa sedikit menaikkan nada suaranya, entah mengapa emosinya kembali meletup-letup seperti bom waktu yang siap meledak.
Nicholas menggelengkan kepala, ia kini menggenggam tangan Lisa yang berada diatas meja. Lalu menatap kedua manik mata tersebut "Aku milih kamu, Lis. Percaya sama aku, tinggal sedikit lagi perjuangan aku selesai. Aku mohon kamu sabar nunggu aku, Lis."
Air mata Lisa kini sudah jatuh membasahi pipinya, ia tidak sanggup bila Nicholas menyuruhnya untuk bertahan dengan hubungan konyol ini. Percayalah ia sangat mencintai Nicholas, namun sisi egonya mengatakan bahwa ia harus pergi dari kehidupan Nicholas.
"Aku ngga bisa Nic, aku tahu aku egois. Aku tetep pengen kita putus Nic, makasih buat 7 tahun yang sangat berarti buat aku. Kamu tahu? Kamu cowok pertama yang mampu membuat degup jantung aku berdetak, kamu cowok pertama yang bisa buat aku jatuh cinta sama kamu, dan kamu cowok pertama yang membuat aku mengerti arti kata sabar," Lisa menghapus air matanya, ia menggenggam tangan Nicholas yang masih setia menggenggam tangannya "Aku pasti akan selalu merindukan kamu, Nic. Bagiku kamu berarti banget, sulit rasanya aku melepaskan kamu. Tapi hidup adalah pilihankan? Aku memilih untuk melepaskan kamu, supaya kamu bisa lebih fokus kepada Adriella tanpa memikirkan aku. Jujur aku sebenernya kesal sama diriku sendiri yang ngga bisa ngertiin kamu, dan ngga bisa berjuang bersama-sama sama kamu. Maaf karena aku yang awalnya mendukung niat baik kamu, malah justru sekarang menentang niat baik kamu."
Lisa tidak bisa lagi melanjutkan perkataanya, ia menangis dalam diam. Rasanya menyakitkan melepaskan pria yang kita cintai untuk bersama dengan gadis lain.
"Lis, aku sayang sama kamu. Aku ngga mau kita putus, Lis. Kamu harus berubah pikiran kamu ya, kita pasti bisa perbaiki semuanya. Please aku mohon Lis." Nicholas semakin menggenggam erat tangan gadisnya itu, tapi yang ia dapatkan hanyalah tangisan yang keluar dari gadis yang dia sayangi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUKTI [THE END]
RomanceBukti yang akan membuktikan segalanya, membuktikan bahwa sebuah perjuangan tidak akan sia-sia, sebuah perjuangan yang membuahkan hasil yang baik. Walaupun, Nicholas tahu sangat sulit mengubah seorang gadis menjadi pribadi yang lebih baik, seorang...