Adriella menghisap sinteknya kuat-kuat, rasanya sungguh sangat nikmat. Ia baru mengetahui dari Maurren bahwa ini bukan obat penenang, namun ini obat terlarang atau barang haram. Awalnya Adriella marah karena Maurren telah membohongi dirinya, namun nasi sudah menjadi bubur. Ia sangat suka dengan sintek, tidak peduli ini barang haram atau bukan yang jelas ia mulai ketergantungan dengan barang haram tersebut.
Adriella memasuki dunia kehaluannya, ia bahkan tertawa sendiri, merancau sendiri. Kembali, Adriella menghisap sintek di dalam kamarnya tanpa siapapun. Ia memang tidak mengajak Maurren, gadis itu sepertinya sedang ingin sendiri.
Ia terus merancau bahwa ingin mencekik Nicholas, pria itu sepertinya memang benar-benar ingin mengganggu ketenangan Adriella.
Sejak ada Nicholas, hidupnya mulai terasa seperti ada yang menguntit. Kemana pun, dan dimanapun pasti ada pria itu.
Sudah dua bulan berkenalan dengan Nicholas, ada saja yang diperbuat oleh pria itu dan ada beberapa kebiasaan yang mulai Adriella tidak suka. Pria itu selalu mengantar jemput Adriella saat sekolah, pria itu juga selalu mengujungi dirinya setiap malam seperti menghambat dirinya untuk pergi ke club malam dengan ancaman akan melaporkan Adriella ke orang tuanya. Sebenarnya itu tidak masalah, dan Adriella tidak takut. Namun ia hanya terlalu malas mendengar ceramah panjang pendek dari orang tuanya. Setiap malam, Adriella berakhir dengan belajar walaupun dengan perasaan dongkol.
Itu sungguh menyebalkan dan Adriella sungguh tidak suka dengan hal itu, ia akan memikirkan cara agar Nicholas tidak betah bersama dengan dirinya.
Pernah, ada suatu kejadian yang tidak akan pernah Adriella lupakan, tepatnya dua hari yang lalu. Ia tidak memperdulikan Nicholas dirumahnya, karena ia ingin sekali datang ke club. Sudah cukup ia mengikuti permainan Nicholas, sekarang Nicholas lah yang harus mengikuti permainan dirinya. Lihat dan saksikan, pria itu pasti tidak akan betah berlama-lama dengan dirinya.
>Flashback On<
"Lo ngapain sih kesini lagi?" Tanya Adriella saat ia sedang ingin mengeluarkan mobil.
Nicholas bersikap dengan sangat santai, ia memasukkan tangan ke saku celana kerjanya. Lalu melangkah ke Adriella "Saya pengen main aja, ngga boleh?"
"Sangat ngga boleh! Gue pengen pergi." Ujar gadis itu.
Nicholas tersenyum dengan sangat menawan "Yuk, saya ikut atau mau saya laporin?"
"Berak! Ngancem mulu tai!" Kesal Adriella, lalu ia masuk kedalam mobil tanpa memperdulikan tatapan bingung dari Nicholas.
Nicholas masih berdiri didepan mobil Adriella, gadis itu berdecak dari dalam mobil. Ia pun memberikan klason dengan sangat kencang.
"Minggir atau gue tabrak??!" Teriaknya dari dalam mobil, sambil melajukan mobilnya.
Nicholas mendesah, ia menyingkir dari mobil Adriella.
Adriella segera melajukan mobil meninggalkan pekarangan rumah, sebelum ia benar-benar mengeluarkan mobilnya ketika mobilnya melintas disamping Nicholas. Gadis itu menjulurkan lidahnya, sementara Nicholas hanya menghela napas. Setelah itu barulah Adriella benar-benar meninggalkan pekarangan rumahnya.
Tanpa menunggu lama, Nicholas menyusul Adriella menggunakan motornya. Ia mengikuti Adriella dibelakang mobil gadis itu dengan begitu tenang, ia tidak peduli dengan segala amukan Adriella. Ia hanya tidak suka Adriella terlalu sering mengunjungi club, ya walaupun akhir-akhir ini gadis itu jarang mengunjungi club karena ancaman darinya. Tapi kali ini, sepertinya Adriella tidak ingin dilarang dan terkesan acuh dengan ancaman dari Nicholas.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUKTI [THE END]
RomanceBukti yang akan membuktikan segalanya, membuktikan bahwa sebuah perjuangan tidak akan sia-sia, sebuah perjuangan yang membuahkan hasil yang baik. Walaupun, Nicholas tahu sangat sulit mengubah seorang gadis menjadi pribadi yang lebih baik, seorang...