BAB 10 - First Date

284 13 0
                                    

Hari ini, merupakan hari pertama Nicholas dengan Lisa menjalin hubungan. Ia bersiap untuk bergegas ke sekolah dan akan menjemput Lisa terlebih dahulu, Nicholas sudah memutuskan agar Lisa pergi-pulang bersama dirinya tanpa ada penolakan untungnya Lisa menyetujui hal itu.

"Pagi." Sapa Nicholas kepada keluarganya dengan serempak, ia lalu mengambil roti dengan mengoleskan cokelat.

"Duh, anak mama seneng banget nih kayaknya." Niken yang sedang menuangkan susu putih ke gelas Natanael, melirik kearah Nicholas sejenak.

Nicholas mengigit rotinya, kemudian ia merespon dengan cepat "Nic punya pacar ma. Ngga masalah kan?"

Niken membulatkan kedua mata, Nicky sedang meminum kopi lalu menyemburkan kopi tersebut kearah lain karena terkejut mendengar perkataan Nicholas dengan begitu polos, sementara Natanael hanya sibuk makan.

Nicholas berdecak melihat reaksi kedua orang tuanya "Ma, pa ngga boleh ya Nicho pacaran?"

Nicky membersihkan jejak dimulutnya dengan menggunakan tissu, lalu memberikan respon untuk Nicholas "Bukan begitu, papa kaget aja denger kamu pacaran. Tapi restuiin kamu kok, inget jangan sembarangan kalau pacaran!"

Niken yang berada disamping Nicholas, mengelus kepala anaknya dengan sayang "Pacaran boleh, tapi jangan sampe prestasi kamu jadi turun dan inget ya no kissing! Pacaran yang berkualitas, karena  bila seorang pria jatuh cinta pada lawan jenis pasti akan menjaga bukan merusak. Jadi kamu tahu maksud mama, kan?"

Nicholas mengangguk mengerti. Ia tersenyum senang karena kedua orang tuanya tidak melarang dirinya berpacaran. Jauh sebelum Nicholas memiliki perasaan pada seorang gadis, pasti sang mama akan selalu memberikan nasehat kepada Nicholas agar tidak mencium bibir. Karena dengan mencium bibir akan bisa lebih jauh melakukan tindakan, dan susah untuk berhenti.

Niken selalu mengenakankan jika seorang pria benar-benar jatuh cinta kepada lawan jenisnya, mereka tidak akan merusak melainkan menjaga. Jadi sebisa mungkin Nicholas akan menjaga kekasih hatinya.

Ia tidak ingin masa mudanya menjadi sia-sia dengan langkah yang salah.

Ia masih bertekad untuk membahagiakan kedua orangtuanya.

Biarlah, ia memiliki kekasih untuk membuatnya semakin semangat dalam belajar, semakin semangat dalam sekolah.

Biarlah ia menjadikan pacarnya sebagai motivasi yang baik.

*****

"Hei pacar." Sapa Nicholas saat sudah berada dihadapan Lisa.

Lisa yang disapa seperti itu, pipinya mengeluarkan semburat merah. Ia menunduk malu sepertinya belum terbiasa dengan hal ini.

"Malu ya? Kamu kalau bersemu merah gitu, makin cantik deh." Nicholas semakin menggoda Lisa, entah mengapa ia sangat suka bila Lisa sudah bersemu merah seperti menggunakan blush on.

Lisa segera naik ke motor Nicholas, memeluk perut Nicholas dari belakang tanpa menunggunakan helm.

"Agresif, ya? Udah berani meluk-meluk sa--eh aku." Ujar Nicholas, membalikkan tubuhnya kearah Lisa dan memasangkan helm untuk Lisa.

Lisa hanya terdiam, menikmati momen bersama dengan Nicholas yang tanpa disadari kini sudah ada mama Lisa dihadapan keduanya.

"Duh, anak abegeh maaf ya ganggu." Ketika mendengar suara tersebut, Nicholas langsung membalikkan tubuh kembali kedepan dan melepaskan tangan Lisa dari perutnya. Ia malu.

Nicholas tersenyum kikuk "Eh, pagi tan."

Nicholas menyalam tangan mama Lisa dengan hormat, dan ia menyadari bahwa semalam ketika bertemu dengan Nicholas tidak menyalam tangan mama Lisa karena terlalu gugup. Sunggu keterlaluan Nicholas memang.

BUKTI  [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang