Adriella menatap foto-foto yang diberikan oleh teman Nicholas, mereka saat ini sedang berada disebuah restoran yang berada di samping kantor teman Nicholas tersebut. Nicholas menghubungi Adriella saat tahu temannya sudah mendapatkan bukti yang autentik, ia memberitahu Adriella untuk datang ke restoran yang berada tepat disamping kantor temannya. Adriella langsung meluncur tanpa banyak bertanya.
Ia kagum dengan teman Nicholas, baru beberapa hari yang lalu Nicholas meminta bantuan untuk mencari tahu lebih lanjut tentang Diego dan sekarang pria itu sudah menemukannya. Benar-benar menakjubkan.
"Dia pemakai juga? Dan belum lama ini dia mukulin beberapa orang sampai masuk rumah sakit? Bahkan beberapa dari mereka ada yang meninggal dunia? Terus pernah tabrak lagi, gila." Adriella berujar dengan tidak percaya, ia seperti sedang menjelaskan sesuatu yang ia lihat melalui foto itu.
Nicholas menganggukkan kepalanya, sementara sahabatnya Jonatan mulai menjelaskan secara detail kejahatan yang dilakukan oleh Diego.
"Iya, dia make udah lumayan lama. Kalau ngga salah dari SMP, polisi lagi cari dia tapi dia licin banget kayak belut. Terus akhir-akhir ini dia banyak mukulin orang sampai orang itu masuk rumah sakit, tapi sayangnya bokapnya orang tajir dan bayar para korban supaya ngga bawa sampai ke jalur hukum. Mereka sih terima-terima aja, karena para korban rata-rata orang yang ngga mampu. Dari penelusuran yang gue dapet juga, sahabat lo bukan satu-satunya cewek yang dia hamili. Beberapa dari pacarnya hamil karena dia, dan nasibnya sama kayak sahabat lo. Dia ngga mau tanggung jawab." Penjelasan dari Jonatan membuat Adriella geram.
Mengapa orang sejahat itu tidak pernah tertangkap polisi? Apa polisi juga dibayar oleh keluarganya agar tidak menangkap anak sialan itu? Ah, benar-benar jika hal itu sampai terjadi dunia ini sungguh tidak adil.
"Ah, iya. Lo juga bakalan jadi target dia, gue ngga tahu target dia ke lo kayak gimana. Tapi lo harus waspada karena selama ini ngga ada yang berhasil lawan dia." Ujar Jonatan.
Ya, Jonatan yang membantu Nicholas untuk melacak keberadaan Diego dan beberapa informasi lainnya. Jonatan pintar dalam hal tersebut sehingga Nicholas tidak salah memilih Jonatan, ditambah dengan teman-teman Jonatan yang ahli dalam bidang tersebut. Ya ibaratnya Jonatan mempunyai banyak koneksi, sejujurnya awalnya Jonatan keberatan karena membantu Adriella sedalam ini.
>Flashback On<
Nicholas mencari keberadaan sahabatnya itu disebuah cafe yang menjadi tempat langganan mereka, jika sedang nongkrong. Jonatan melambaikan tangannya saat mendapati Nicholas beserta dengan Natanael yang sedang mencarinya.
Natanael yang menyadari pertama kali, langsung berkata kepada Nicholas "Disana, mas." Tunjuk Natanael kepada lambaian tangan Jonatan.
Nicholas maupun Natanael segera melangkahkan kaki kelambaian tangan tersebut, mereka pun sudah duduk dihadapan Jonatan.
"Maaf lama ya Jo, macet jalanan." Ujar Nicholas penuh penyesalan.
Jonatan terkekeh "Santai, Nic."
Natanael maupun Nicholas memesan minuman, sembari menunggu minuman tersebut. Nicholas menjelaskan maksud dan tujuannya.
"Saya mau minta tolong sama kamu, Jo. Mungkin kamu bakalan keberatan, tapi kamu doang harapan satu-satunya saja, Jo." Nicholas mengatakan hal tersebut dengan tatapan berharap penuh kepada Jonatan.
Jonatan yang mendengar hal tersebut, menaikkan sebelah alisnya namun ia tersenyum. Nicholas benar-benar sangat kaku "Kenapa Nic? Apa yang bisa gue bantu buat lo?"
Nicholas menghembuskan napasnya dengan berat, masih dengan menatap Jonatan "Saya mau minta tolong kamu cari orang yang namanya Diego, saya cuman punya informasi sangat minim. Diego, dia anak Universitas Swasta semester lima."

KAMU SEDANG MEMBACA
BUKTI [THE END]
RomanceBukti yang akan membuktikan segalanya, membuktikan bahwa sebuah perjuangan tidak akan sia-sia, sebuah perjuangan yang membuahkan hasil yang baik. Walaupun, Nicholas tahu sangat sulit mengubah seorang gadis menjadi pribadi yang lebih baik, seorang...