Beberapa tahun kemudian.
"Mama! Bernandus nakalll!" Adu bocah kecil yang sedang bermain dengan kembarannya.
Bernandi Jordy Sastrowardoyo merupakan adik dari Bernandus Imannuel Sastrowardoyo. Mereka adalah kembar indentik, namun masih ada perbedaan yang dapat membedakan kedua bocah kembar lucu tersebut. Yaitu adalah bentuk tubuh, Bernandi sedikit lebih berisi dari pada Bernandus.
Adriella yang sedang memasak di dapur, langsung menghampiri kedua putranya. Jika seperti ini pasti kedua putranya akan bertengkar.
"Ada apa ini?" Adriella bertanya selembut mungkin.
Bernandi yang sudah memonyongkan bibirnya, menunjuk kearah Bernandus yang sedang memainkan mobil-mobilan tanpa menghiraukan Bernandi yang sedang mengadu pada sang mama.
"Mas Bernadus ngambil mainan aku, ma!" Adu Bernandi sembari meneteskan air mata.
Adriella mengelus kepala putranya dengan sayang, lalu tatapannya teralih pada Bernandus yang masih sibuk bermain "Bernandus! Ngga boleh gitu dong sama adiknya!"
Bernandus memberhantikan bermain mobil-mobilannya, bocah 5 tahun itu mendengus dengan kasar. Bernandus, sifatnya hampir sama seperti Adriella. Yaitu, keras kepala dan sedikit kasar. Untungnya Bernandi tidak seperti itu. Bernandi lebih banyak mengalah pada sang kakak, walaupun ujung-ujungnya suka mengadu juga.
"Mama mah belaiin Bernandi mulu! Bernandus jadi sebel, ihh." Bernandus meninggalkan ruangan bermain dan melangkah ke kamarnya.
Adriella selalu salah jika dihadapan kembar! Kadang ia suka pusing sendiri, sih kembar hanya menurut apabila Nicholas yang menasehatinya. Entah mengapa sih kembar takut sekali pada Nicholas, mungkin karena suaminya itu tidak suka marah dan mempunyai wibawa kali ya di depan kedua putra mereka.
Bernandi menepuk pelan paha sang mama "Ma, mas marah ya sama Bernandi?"
Adriella menggelengkan kepala, seraya tersenyum "Mas Bernandus marahnya sama mama."
Bernandi berdiri, membuat Adriella mengerutkan keningnya "Mau kemana?"
"Mau ke nemuiin mas Bernandus, mau minta maaf sama mas." Ujar bocah kecil itu kemudian melangkah ke arah kamar Bernandus.
Adriella tersenyum simpul, bocah kecil itu benar-benar menggemaskan. Ia selalu bersyukur karena setidaknya jiwa Nicholas mendarah daging di Bernandi, sepertinya kedua bocah kembar itu saling melengkapi satu sama lain. Adriella hanya mampu berharap bahwa keduanya bisa saling menjaga sampai kapan pun.
Bernandi diikuti dengan Adriella kini sudah berada dikamar Bernandus, ia melangkah mendakati masnya. Walaupun Bernandus membuang arah pandang, sepertinya kali ini Bernandus benar-benar marah.
"Mas, maafin Bernandi ya? Mas pasti marah kan sama Bernandi? Kata papa, kita ngga boleh marahan lama-lama mas. Dosa kata papa, jadi maafin Bernandi ya mas?" Ujar bocah kecil itu, kata-kata bocah itu sangatlah dewasa. Uhh, Nicholas memang selalu mengajarkan kedua putranya hal-hal kebaikan.
Bernandus melirik sejenak kearah Bernandi sembari bersedekap dada, ia menghela napas lalu kini tubuhnya sudah menghadap kearah Bernandi sedikit mengacak rambut adiknya itu.
"Mas, maafin. Maaf juga ya tadi udah rebut mainan kamu, mas kan cuman mau gangguiin kamu aja." Ujar Bernandus penuh senyum.
Adriella mendesah napas lega, melihat kedua putranya berbaikkan seperti ini dan kembali bermain itu sangat menyenangkan. Akhirnya, Bernandus maupun Bernandi kembali kepada permainannya. Sementara, Adriella kembali kedapur untuk memasak karena sebentar lagi Nicholas akan pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUKTI [THE END]
RomansaBukti yang akan membuktikan segalanya, membuktikan bahwa sebuah perjuangan tidak akan sia-sia, sebuah perjuangan yang membuahkan hasil yang baik. Walaupun, Nicholas tahu sangat sulit mengubah seorang gadis menjadi pribadi yang lebih baik, seorang...