"Selamat Siang." Ucap Anne ketika ia masuk ke dalam panti asuhan.
"Siang sayang." Suara seorang wanita nan lembut membalas ucapannya itu. Anne menoleh dan mendapati Angie disana.
"Kak Angie!" Pekik Anne girang dan langsung berlari menghamburkan pelukannya. Angie pun membalas pelukan Anne.
"Sebentar akan ada anak baru. Kamu ganti baju dulu ya." Ucap Angie lembut pada Anne.
"Iya. Aku ganti baju dulu kak." Balas Anne sambil mengangguk mengiyakan.
Anne berlalu dari ruangan itu dan menaiki tangga menuju kamarnya. Ia kemudian mengganti bajunya dan turun ke lantai bawah lagi.
Di bawah, Anne bermain dengan Lucy di taman. Lucy adalah anak Angie. Anne bermain dengannya di depan panti, di taman.
"Hahahhah...... Jangan Lucy, geliii...." Pekik Anne saat Lucy menggelitiki dirinya.
Lucy pun memberhentikan gelitikannya sambil tertawa-tawa. Namun detik berikutnya Lucy menanyakan sesuatu pada Anne.
"Kak Anne."
"Hmm?" Ucap Anne sambil menoleh pada Lucy.
"Kak Ray mana?" Tanya Lucy dengan bibir dikerucutkan.
"Kamu kangen ya?" Tanya Anne balik sambil tersenyum penuh arti. Dan Lucy mengangguk mengiyakan pertanyaan Anne.(Duh, ini Lucy yang kangen kok jadi Anne yang baper ya? Betewe Anne baper sendirian?)
"Oke oke. Kakak telpon kak Ray, nanti Lucy bilang Lucy kangen." Kata Anne sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya. Jari-jari Anne pun sibuk memencet layar ponselnya.
Tak lama kemudian, panggilan sudah tersambung dengan pria disebrang sana.
"Halo Ray?"
"Ya Anne?" Balas suara disebrang sana.
"Ada yang merindukanmu."
"Siapa?" Tanya Ray penasaran.
"Halo kak Ray." Teriak Lucy kegirangan. Kali ini ponsel Anne sudah berada di tangan Lucy
Ray menjauhkan ponselnya dari telinganya karena teriakkan Lucy, lalu tertawa kecil dan melanjutkan pembicaraannya dengan Lucy.
"Hai Lucy." Balas Ray sambil tersenyum sendiri.
"Halo kakak." Balas Lucy lagi.
"Rindu ya?" Tanya Ray sambil tertawa.
"Iya, kakak boleh tidak datang kesini?" Ajak Lucy.
"Boleh, memangnya kenapa Lucy?" Tanya Ray lagi.
"Main denganku dan kak Anne." Jawab Lucy enteng.
"Iya, iya, kakak kesana sekarang." Balas Ray dengan senyum yang belum luntur.
"Dadah, aku tunggu." Ucap Lucy tak sabar.
"Dah.." Balas Ray lembut. Dan sambungan telpon pun berakhir.
"Sudah?" Tanya Anne pada Lucy yang menyodorkan ponsel.
"Iya." Balas Lucy sambil senyum.
"Terus, kak Ray bilang apa?" Tanya Anne sambil menyimpan helaian rambut Lucy dipinggir telinganya.
"Kata kak Ray, dia akan kesini agar bisa main denganku dan kakak." Terus Lucy dengan senyum yang terus menerus merekah.
"Oh, kalau begitu kita tunggu dia saja ya." Saran Anne akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrianne [COMPLETED]
Teen FictionEntah kenapa dunia terasa masih ingin menyakitinya. Seorang gadis yang telah kehilangan. Awalnya dia merasa bahwa penderitaannya pada masa kecil sudah cukup, namun takdir berkata lain. Dia disakiti. Bukan hanya sekali, namun berulang-ulang kali. Di...