Anne baru tiba di rumah. Sekarang waktu telah menunjukan pukul 16. 13 sore. Jam pulang sekolah adalah 3 jam yang lalu.
"Selamat sore, aku pulang." Ucap Anne pada siapapun yang berada di situ.
Namun, baru saja Anne akan menaiki tangga menuju kamarnya, tiba-tiba, Angie turun dari lantai atas.
"Halo kakak." Sapa Anne pada Angie.
Hari ini Angie sedang datang berkunjung ke panti. Namun, kali ini ada yang aneh. Raut wajah Angie tak seperti biasa. Wanita itu seperti sedang khawatir.
Anne berubah bingung. Bingung akan raut wajah Angie yang tak seperti biasanya. Untuk itu, Anne pun memutuskan untuk bertanya.
"Kakak kenapa?" Tanya Anne pada Angie.
"Kakak mengira kau pulang dengan Erica. Ray berkata dia sedang hangout bersama teman-temannya, tapi dari tadi kakak coba hubungi, telponya tak diangkat." Ucap Angie khawatir.
Namun, berbeda dengan Angie, Anne malah tak menampilkan wajah khawatirnya sama sekali. Karena, setahu Anne, jika Erica pergi berkumpul dengan teman-temannya, pasti dia baik-baik saja dan tak kenapa-kenapa. Dan karena itu, Anne lalu memutuskan untuk menenangkan Angie.
"Kak, mungkin ponselnya sedang kehabisan daya, jadi dia tak dapat dihubungi. Pasti dia baik-baik saja dengan teman-temannya. Sebentar lagi pasti dia pulang." Ucap Anne menenangkan.
Angie lalu memikirkan apa yang dikatakan Anne. Benar juga ternyata. Akhirnya, dia pun mengangguk. "Baiklah. Mungkin Erica baik-baik saja." Ucap Angie yang kembali tenang.
Angie lalu kembali menatap Anne. "Kamu sudah makan?" Tanya Angie lembut dan Anne menggeleng.
"Belum." Jawab Anne jujur.
"Ayo, kalau begitu, naik, ganti baju, terus makan." Titah Angie dengan lembut.
Anne lalu mengangguk. "Iya kak." Ucap Anne lalu segera naik ke kamarnya dan makan.
***
Waktu berlalu begitu cepat. Sekarang sudah pukul 18.57 sore menjelang malam. Ya, menjelang malam karena langit sudah berubah gelap. Kabar buruknya Erica belum sampai ke rumah.
Ah, jangan tanya bagaimana keadaan di sana. Sekarang semua anggota keluarga sedang berkumpul di ruang tengah.
Bukan, bukan melewatkan waktu bercengkerama dan bercakap-cakap, melainkan melewati waktu cemas bersama-sama.
Hening. Sangat hening. Semuanya sibuk memikirkan Erica. Di meja sana ada Jason, Angie, Lucy, nyonya Bella, dan tentu saja Anne. Namun, hari ini mereka sedang kedatangan tamu yaitu Ray.
Mereka sudah mencoba menghubungi teman-teman Erica, namun tak ada yang mengaku bersamanya.
Dan saat beberapa menit berlalu dan angka pada jam digital berubah menjadi 19.15, akhirnya seseorang angkat bicara.
"Kita cari saja dia." Ucap Ray tiba-tiba.
Jason mengangguk. "Iya kita cari saja dia."
Angie lalu berdiri dari tempat duduknya. "Aku dan Jason pergi ke kafe yang biasanya dipakai Erica dan teman-temannya berkumpul, sedangkan kalian berdua cari di sekolah." Ucap Angie sambil menunjuk Ray dan Anne.
Alis Ray terangkat sebelah. "Kami berdua?" Tanyanya memastikan.
"Iya. Kau dan Anne." Jawab Angie sambil menunjuk Ray dan Anne.
"Damn!" Batin Anne. Jangan tanya bagaimana hati dan pikirannya sekarang. Kacau.
"Tapi, kenapa kita harus cari ke sekolah?" Tanya Ray yang berpikir bahwa mencari ke sana adalah sebuah ide yang tak masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrianne [COMPLETED]
Teen FictionEntah kenapa dunia terasa masih ingin menyakitinya. Seorang gadis yang telah kehilangan. Awalnya dia merasa bahwa penderitaannya pada masa kecil sudah cukup, namun takdir berkata lain. Dia disakiti. Bukan hanya sekali, namun berulang-ulang kali. Di...