Agak berbeda dengan bagian yang lain, kali ini ceritanya dimulai dari jam pulang sekolah.
Bel sudah berbunyi dua menit yang lalu. Guru yang mengawas pun sudah keluar. Dan sekarang, tinggalah anak-anak dalam kelas yang sedang memberesi barang-barang sekolahnya.
Erica termasuk salah satu dari anak-anak itu. Gadis itu sedang sibuk mengurusi barang-barang sekolahnya.
Satu-persatu barang-barang sekolah yang ada di atas mejanya ia masukan ke dalam tas. Namun, tiba-tiba saja ponselnya bergetar tanda ada panggilan yang masuk.
Erica masih menyempatkan diri untuk melihat si penelpon sebelum mengangkat panggilan tersebut. Akhirnya, setelah mengetahui siapa yang menelponya, Erica pun mengangkat panggilan tersebut.
"Halo Evy." Ucapnya pada Evelyne yang menelponya di seberang sana. Oh iya, Evy adalah nama panggilan untuk Evelyne.
"............."
"Kapan?"
"............"
"Apa siang ini? Di kantin?"
"............."
"Oh, oke oke."
"............."
"Apa? Kenapa?"
".............."
"Ohh, siap. Pasti."
"..............."
Tiiitttiiit
Dan panggilan pun berakhir. Erica lalu memasukan ponselnya kembali ke dalam tas.
Namun, tiba-tiba saja suara Ray mengangetkannya. Entah juga sejak kapan lelaki itu sudah berdiri di sampingnya.
"Hari ini mau pulang denganku?" Tanya Ray.
Erica lalu menatap Ray dengan tatapan manja dan memelas miliknya. "Sayang, aku minta maaf. Hari ini aku ingin hangout sama teman-teman yang lain. Boleh ya?" Bujuknya manja.
Ray pun berpikir sebentar. Jika Erica sudah begini, akan susah jika tak disetujui. Lagipula, tak ada alasan harus melarangnya kan? Jadilah Ray mengangguk menyetujui Erica.
"Oke. Hati-hati ya." Ucap Ray sambil mengelus-elus kepala Erica dengan lembut.
"Terima kasih sayang." Ucap Erica.
"Sama-sama." Balas Ray lalu segera berlalu dari situ.
Dan setelah Ray pergi, Erica lalu mengambil tas sekolahnya dan memakainya di punggungnya. Gadis itu lalu berlalu dari situ menuju ke kantin tempatnya mengadakan perjanjian.
Dan mungkin tanpa ada yang menyadari, ada seseorang yang menyaksikan peristiwa romantis milik Erica dan Ray.
Orang yang menyaksikan hal itu adalah Anne. Gadis itu hanya menyaksikan dengan peristiwa datar tanpa ada ekpresi yang jelas di wajahnya. Hatinya memang terluka, tapi bagi Anne itu sudah menjadi kebiasaan. Awalnya memang terluka, namun lama-lama juga pasti akan biasa.
Akhirnya, yang Anne lakukan hanyalah mendesah lalu mengambil tas sekolahnya dan berlalu dari situ.
Anne menyusuri koridor-koridor. Hari ini membuatnya sangat lelah. Ia sangat ingin cepat-cepat pulang ke rumah, makan, beres-beres, lalu tidur.
Namun, baru saja Anne tiba dekat tangga yang menuju ke lantai dasar, tiba-tiba sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Anne." Panggil seorang gadis.
Anne lalu menoleh. Yang memanggilnya adalah Claire, salah seorang gadis pintar dari kelas sebelah. Setahu Anne, Claire adalah salah satu anggota geng. Namun, Anne masih belum bisa menebak apa maksud Claire memanggilnya. Jadi, Anne memutuskan untuk menanyakan hal itu pada Claire.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrianne [COMPLETED]
Teen FictionEntah kenapa dunia terasa masih ingin menyakitinya. Seorang gadis yang telah kehilangan. Awalnya dia merasa bahwa penderitaannya pada masa kecil sudah cukup, namun takdir berkata lain. Dia disakiti. Bukan hanya sekali, namun berulang-ulang kali. Di...