68 - Friendly Friendless

347 16 0
                                    

Pagi ini berlangsung biasa saja dan tampak kacau bagi Anne. Gadis itu sekarang tengah beres-beres rumah dalam keadaan yang mengantuk. Semalam ia tak dapat tidur hanya karena memikirkan tentang lamaran Kenneth dan percakapannya dengan Ray.

Semua tampak sibuk. Brysie kini meminta bantuan Anne untuk bersama-sama membuat makanan. Anne agak bingung kenapa hari ini ada begitu banyak pekerjaan. Setahu Anne hari ini hanya ada ultah pamannya.

"Ada apa ini kak? Kenapa daftar makananya banyak sekali?" Tanya Anne dengan bingung.

"Oh itu, sebentar sore nanti ada cara kumpul-kumpul karena ultah paman." Ujar Brysie.

Anne lalu mengernyitkan kening bingung. "Kumpul-kumpulnya hanya kita?" Tanya Anne bingung.

Brysie lalu tersenyum. "Akan ada beberapa sahabat bibi dan paman, temanku, teman Bryson, dan tentu saja ada Kenneth dan ...." Ujar Brysie sambil berpikir dia melupakan suatu nama. Anne hanya diam penasaran menunggu Brysie melanjutkan kalimatnya.

"Dan siapa ya? Aduh, namanya siapa? Eeemm..." Ucap Brysie sambil menepuk-nepuk pelan kepalanya.

"Eemmm... Ra-Ra-Raymond! Ah itu dia. Raymond." Akhirnya Brysie berseru karena dia telah berhasil mengingat nama Ray.

Anne lalu melebarkan matanya. "Mampus!" Batin gadis itu.

"Raymond? Raymond Doughlass?" Tanya Anne tak percaya.

"Iya, Raymond. Sahabatmu kan?" Jawab sekaligus tebak Brysie. Anne hanya mengangguk datar dan kaku.

"Ngomong-ngomong, kalian sudah baikkan?" Tanya Brysie to the point.

Anne lalu nampak berpikir. "Mmmm... belum." Ujar Anne. Dia memang sudah dekat dengan Brysie jadi dia kadang bisa menceritakan masalahnya dengan Brysie.

Mendengar itu, Brysie lalu mendesah. Gadis itu lalu berhenti melakukan pekerjaannya sambil menatap Anne. "Aku pikir kau sudah bisa menyelesaikan masalah itu dengannya." Ujar Brysie.

Anne menggeleng. Nampak sirat kesedihan di wajahnya yang begitu dalam. Brysie lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. "Setelah ini, kau cerita sama kakak masalahnya. Kakak mau bantu. Oke?" Usul Brysie pada Anne.

Mendengar itu Anne lalu berpikir sebentar. Tak ada salahnya juga cerita pada Brysie. Semoga saja Brysie bisa membantunya dengan baik. "Oke. Setuju. Makasih kakak." Anne menyetujui dengan senyuman.

Setelah itu mereka berdua lalu kembali melakukan pekerjaan mereka masing-masing untuk persiapan sore nanti.

***

Seluruh persiapan telah siap. Kini tinggal menunggu tamu saja. Acaranya tak besar-besar amat dan tak formal. Ini hanya acara kumpul-kumpul sambil makan dan berbincang yang diselenggarakan di halaman belakang rumah.

Makanan-makanan sudah tertata rapi di atas meja piknik. Begitupun taman telah ditata tadi oleh paman dan Bryson. Bunga-bunga nampak bermekaran indah dari semak yang dibatasi dengan pagar putih.

Semuanya sudah siap. Mereka hanya menggunakan baju santai yang bisa dipakai di acara-acara seperti ini. Anne mengenakan sweater hitam dengan celana jeans biru bermode straight serta dipadukan dengan sepatu conversenya.

Mereka semua sedang menunggu para tamu. Tak lama kemudian para tamu sudah datang. Hanya dua pasangan yang menjadi teman dekat paman dan bibi yang diundang mereka hari ini. Mereka sudah datang duluan.

Tak lama setelah mereka ada Michelle, dan Kenny sahabat Brysie. Dan karena Kenny datang tentu saja ada Kenneth. Lelaki itu tampak tampan dengan celana panjang jeans hitam yang dipakai bersama dengan kaos dan jaket kulit berwarna hitam.

Adrianne [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang