16 - Message

340 23 0
                                    

"Selamat pagi, aku pergi dulu ya..." Seru Erica dari dapur dan disahut oleh semua orang di situ.

Erica keluar dari pintu samping panti. Dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Dia terlihat cantik dengan blouse berwarna pink muda, dan rok selutut berwarna hitam. Tampak Anne disana yang sedang merapikan taman bunga kecil yang menghiasi panti.

"Anne, aku pergi dulu ya..." Ucap Erica pada Anne yang sedang merapikan taman.

Anne spontan menoleh melihat Erica. Lalu tiba-tiba, itu Anne mengedarkan pandangannya ke segala penjuru tempat.

"Sendirian Ri?" Tanya Anne setelah tidak melihat orang lain yang menunggu Anne.

"Tidak, aku dijemput." Jawab Erica.

"Oh, dijemput siapa?" Tanya Anne lagi penasaran.

Erica menjeda jawabannya karena seketika itu juga terlihat sebuah mobil berhenti di depan panti. Mobil berwarna hitam yang dikenalnya namun dikenal Anne juga.

"Itu, aku dijemput Ray." Jawab Erica lagi sambil menunjuk mobil milik Ray. Ray menurunkan kaca mobilnya.

Anne yang sedang merapikan taman terbelalak kaget, namun dengan cepat Anne menyembunyikan keterkejutannya dan memasang wajah datar andalannya

"Ri, berangkat yuk." Seru Ray mengajak Erica.

Erica tersenyum bahagia sambil mengangguk pada Ray. Kemudian Erica beralih menatap Anne.

"Dadah Anne." Ucap Erica sambil tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Iya." Jawab Anne datar lalu mengalihkan perhatiannya pada bunga di taman lagi.

Erica menaiki mobil Ray. Dan seperti anak muda yang lain, Erica sangat bahagia bisa dijemput seorang Raymond. Dalam hati, dia sudah berharap akan sesuatu dan juga telah berdoa agar Tuhan mengabulkan permintaannya. Senyum tak sedetikpun luntur dari bibir Erica. Gadis itu terus saja tersenyum tanpa mengetahui ada yang terluka di tengah-tengah bunga yang bermekaran.

***

Ray memakirkan mobilnya di salah satu taman indah yang lokasinya lumayan jauh dari panti. Erica pun turun dari mobil itu, disusul Ray. Hari itu taman agak sepi.

Ray mengedarkan pandangannya ke seluruh taman dan menemukan salah satu bangku di sana. Ray mulai melancarkan rencananya.

"Kesana yuk." Ajak Ray pada Erica sambil menunjuk bangku yang dipilihnya. Erica hanya mengangguk menuruti.

Ketika Erica sudah duduk di bangku taman itu, Ray kemudian menyuruhnya menunggu di bangku taman itu.

"Ri, tunggu sebentar disini ya..." Ucap Ray pada Erica.

"Mau kemana?" Tanya Erica penasaran.

"Tunggu saja." Jawab Ray sambil berlalu dari situ.

Erica menatap punggung Ray yang terbalut dengan hoodie abu-abunya yang membuat penampilannya tambah keren.

Erica terus mengagumi ciptaan Tuhan itu. Erica mengakui ketampanannya. Dalam hati, Erica terus saja berharap dan berdoa.

Erica menggigit bibir bawahnya. Tiba-tiba saja detak jantungnya meningkat seperti merasa bahwa sesuatu akan terjadi. Dia terus duduk menunggu Ray yang belum kembali. Namun tiba-tiba, saat sedang sibuk menunggu, ponsel milik Erica berbunyi dari dalam tas kecil berwarna hitam miliknya.

Erica merogoh ponselnya, dan melihat nama orang yang menelponnya. Erica yang sudah mengenali si penelpon pun mengangkat panggilan tersebut.

"Halo Arry."

Adrianne [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang