39 - Punishment

315 16 0
                                    

Selepas kepergian Michelle yang agak sejuk, tiba-tiba saja suasana dalam ruang kepala sekolah berubah mencekam. Bu Turner kembali melayangkan tatapan tajam miliknya.

Bu Turner melirik Erica, kemudian melirik Anne. "Erica, Adrianne, duduk." Titahnya dengan tegas pada Erica dan Anne.

Erica menelan salivannya terlebih dahulu, kemudian mengambil tempat duduk yang sudah tersedia di depan meja Bu Turner. Sedangkan Anne, gadis itu melangkah ke pojok, mengambil sebuah kursi kosong disana, dan menaruhnya di samping Erica lalu duduk di kursi itu.

Tatapan Anne makin lama makin terlihat bingung dan gugup. Gadis itu tak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi. Salah satu yang ia tahu sekarang hanyalah ia dituduh melakukan sesuatu yang tak dilakukannya atau lebih tepatnya tak boleh dilakukan oleh siapapun.

Kini Bu Turner menatap tajam ke arah Anne. Ia lalu melipat tanganya di atas meja. "Adrianne, jelaskan sekarang mengapa kau menyuruh Shanon membuli Erica." Ucap Bu Turner sambil memberi penekanan pada setiap katanya.

Anne menggeleng dengan tatapan memelas. "Bukan saya Bu. Percayalah. Saya tak menyuruh mereka." Ucap Anne dengan nada memelas. Ia hampir menangis.

Bu Turner mendesah. Ia sudah mulai emosi. Walaupun awalnya ia tak percaya, tetapi bukti yang terkumpul cukup memberatkan Anne.

"Kau tak mau mengaku?" Tanya Bu Turner ketus.

Anne kembali memelas. Bahkan kali ini ia disertai kepanikan atas kemarahan Bu Turner yang sudah mulai nampak. "Bu, saya tak melakukan hal itu." Ucap Anne lagi. Ia berusaha menahan air matanya yang akan keluar.

Bu Turner lalu mendengus. "Barang-barang ini ada di lokermu. Dan itu hal yang mustahil bagi orang lain untuk memasukannya ke situ." Ucap Bu turner.

Namun sekali lagi Anne menggeleng. "Jujur Bu, bukan saya." Ucap Anne lagi.

Bu Turner agak emosi karena tak mendapat pengakuan dan penjelasan dari Anne. Kini hanya tersisa satu cara untuk mengetahui semuanya. Mata Bu Turner lalu beralih pada Erica. "Erica, apa yang kamu lakukan sampai Anne bisa membulimu?" Tanya Bu Turner dengan harapan besarnya untuk mengetahui masalah ini.

Erica mengangkat mukanya menatap Bu Turner dengan tatapan polos dan tak berdosanya. "Saya tak tahu Bu. Anne tiba-tiba membuli saya. Saya tak tahu apa salah saya. Kata Shanon, dia cemburu pada aku dan Ray." Ucap Erica sambil berusaha mengumpulkan air mata ke pelupuk matanya.

Bu Turner nampak lebih kecewa lagi. Ia lalu beralih menatap Anne. "Anne, mengapa kamu membuli Erica? Dia sendiri sudah mengaku bahwa dia mendengar suaramu hari itu." Tanya Bu Turner dengan nada seperti tak sabar lagi.

Anne kembali panik. Anne tak tahu apa yang harus ia jelaskan. Air mata sedang meronta-ronta keluar dari matanya namun untungnya Anne kuat menahannya. "Bu, saya jujur saya tak melakukan itu Bu." Ucap Anne sambil menggeleng. Hidungnya bahkan mulai merah karena air matanya ingin keluar.

Kemudian, untuk ke sekian kalinya Bu Turner mendesah. "Baiklah. Jika kau tak mau mengaku. Saya tak akan memaksamu. Tapi, apa yang kau perbuat sudah di luar batas nona. Jadi, kau akan menerima hukumannya." Ucap Bu Turner dengan tegas. Tersirat kekecewaan dan kemarahan di setiap nadanya.

Erica masih masih menunduk dan memasang wajah datarnya. Dia berusaha sekeras mungkin untuk tidak tersenyum akan keadaan Anne saat ini yang menjadi kebahagiaan tertentu baginya.

Disaat Erica benar-benar sedang berusaha untuk tidak tersenyum, tiba-tiba saja Bu Turner beralih menatapnya dan membuat senyum yang ditahannya benar-benar hilang.

"Erica, kamu boleh pergi sekarang. Tapi ingat, apapun kesalahanmu yang membuat Anne melakukan ini, jangan ulangi lagi. Berhati-hatilah." Ucap Bu Turner.

Adrianne [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang