Hari ini hari yang baru. Awal baik yang baru. Anne duduk di kursi meja makan sambil menikmati sarapannya. Jangan tanyakan pikirannya kemana, karena pikirannya saat ini masih berada di bukunya yang sibuk ia pelajari semalam.Keseriusan Anne terjeda seketika ketika Erica turun dari tangga. Memang, sukar untuk bosan melihat gadis cantik seperti Erica. Penampilannya hari ini begitu cantik, tak jauh berbeda dengan kemarin.
Anne hanya menatap Erica yang turun bak model dari tangga. Senyum cantiknya masih mekar dari kemarin hingga hari ini.
"Selamat pagi semuanya." Sapa Erica lembut.
"Selamat pagi." Balas semua orang di sana tak terkecuali Anne.
"Sudah siap Erica?" Tanya Anne ramah.
"Sudah Anne, berangkat yuk." Sambut Erica sembari menggenggam lengan Anne.
"Ini, bekalmu. Sudah siap. Agar bisa sarapan di sekolah." Anne menyodorkan kotak putih bagi Erica berisi bekal untuk dimakan di sekolah.
"Makasih, Anne."
"Sama-sama." Anne lalu berdiri dari kursinya dan pamit ke sekolah.
"Dadah semua, kita ke sekolah dulu ya." Seru Erica bagi semua orang di ruang makan.
"Dadah kalian berdua, hati-hati ya." Balas Angie.
Anne dan Erica memutuskan untuk berjalan kaki hari ini ke sekolah karena jarak yang dekat. Di jalan, kedua gadis itu sibuk tertawa-tawa dan bercerita. Anne begitu senang ketika bersama dengan Erica. Bahkan sikap dinginnya pun sirna saat bersama dengan gadis cantik yang sudah dianggap saudara sendiri itu.
Sama dengan Anne, Erica pun merasa demikian. Setelah sekian lama harus hidup sendiri sebagai anak tunggal, kini dia memiliki saudara sebaya yang begitu menyenangkan. Namun, Erica juga bingung pada sikap Anne yang berubah ketika di depan banyak orang. Maka karena itu, Erica pun memutuskan untuk menanyakan hal itu pada Anne.
"Anne."
"Hmm?"
"Kenapa kalau di depan teman-teman lain kau dingin sih?"
"Mmmmm.... yah, aku tak terlalu terbiasa berbicara banyak saja di depan mereka."
"Ohhhh.... jadi kau hanya terbiasa dengan orang-orang yang paling dekat denganmu saja ya?"
"Iya."
Dan Erica hanya mengangguk menanggapi pernyataan terakhir yang keluar dari bibir Anne. Mereka berdua masih setia melangkah sampai akhirnya langkah kaki mereka memasuki gerbang sekolah.
***
"Anne ke kantin yuk." Ajak Erica pada Anne yang sedang menulis.
Anne mendongak. Detik berikutnya, bukunya ditutup lalu Anne berdiri pergi ke kantin bersama yang lain.
Mereka duduk di meja ujung kantin. Meja panjang yang terletak di dekat jendela. Cukup strategis. Keadaannya ramai di meja itu. Canda tawa terdengar dan sebagainya. Namun, tiba-tiba saja Miss Sophie mendatangi meja itu.
"Halo anak-anak. Saya pinjam Anne sebentar ya. Anne, ikut aku." Ijin Miss Sophie pada mereka.
Tanpa banyak berbicara, Anne berdiri dari bangkunya dan mengikuti Miss Sophie serta meninggalkan teman-teman yang lain yang melanjutkan canda tawa yang sempat tertunda.
Rupanya Miss Sophie meminta bantuan Anne untuk memeriksa bahan ulangan dari kelas lain tempat Miss Sophie mengajar. Memang butuh waktu yang lama, namun Anne tak perlu khawatir karena guru yang akan mengajar di kelas hanyalah Miss Sophie sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrianne [COMPLETED]
Teen FictionEntah kenapa dunia terasa masih ingin menyakitinya. Seorang gadis yang telah kehilangan. Awalnya dia merasa bahwa penderitaannya pada masa kecil sudah cukup, namun takdir berkata lain. Dia disakiti. Bukan hanya sekali, namun berulang-ulang kali. Di...