"Tebak siapa yang masuk tim pesorak." Ucap Erica gembira di meja makan.
"Wow, kamu masuk tim pesorak ya?" Tanya Angie memastikan.
Erica menjawab dengan mengangguk-anggukan kepalanya antusias. Anne yang ada di sampingnya tersenyum ikut bahagia. Mereka sekeluarga sedang menikmati makan siang.
Jam makan siang berlangsung dengan biasanya dan sedikit kabar gembira tentang Erica. Sekarang Anne tengah mencuci piring dengan dibantu Erica.
"Anne, kamu mulai tugas kelompok kapan?" Tanya Erica.
"Besok."
"Oh, punyaku akan di kerjakan sebentar lagi." Ucap Erica tanpa ada yang bertanya.
"Kamu sekelompok dengan siapa?" Tanya Anne penasaran akan teman sekelompok Erica.
"Ray."
Dan satu kata itu sukses membuat Anne kaget. Untungnya, Anne berhasil menyembunyikan keterkejutanya. Terjawab sudah pertanyaannya mengapa dia tak sekelompok dengan Ray. Ternyata sudah ada yang lebih duluan.
***
"Rambutku sudah rapi?" Tanya Erica untuk kelima kalinya pada Anne.
"Iya Erica..." Jawab Anne dengan sabar.
"Heheheh, kalau begitu, aku berangkat dulu yah, bye Anne." Pamit Erica
"Bye Erica, hati-hati ya." Ucap Anne memperingatkan Erica.
"Tentu saja sepupu." Balas Erica dengan senyum mempesonanya.
Anne hanya tersenyum tipis membalas senyuman Erica. Meskipun saja hatinya sedang kacau akan siapa yang menjadi teman sekelompok Erica.
Erica melangkah dengan senang hati sambil mengibas-ngibaskan rambutnya. Senyum tak luntur dari bibirnya. Kakinya terus melangkah hingga tampak rumah Ray di depannya.
Erica berhenti di depan pagar rumah Ray yang sedang terbuka lebar. Erica mengambil napas lalu menghembuskannya. Erica melanjutlan langkahnya menyusuri halaman rumah besar itu.
Erica berhenti di depan pintu rumah Ray. Tangannya terulur untuk memencet bel pintu. Detik berikutnya, pintu terbuka dan terciptalah celah yang lumayan besar. Ray yang membuka pintu. Ray mengenakan kaus hitam polosnya dengan jeans selutut.
"Hai Ray." Sapa Erica ramah.
"Oh hai Erica, mari masuk." Sambut Ray mempersilahkan. Erica pun hanya menurut.
Di dalam rumah di ruang tengah, Erica dan Ray sedang duduk berhadap-hadapan. Masing-masing sedang sibuk mengeluarkan alat-alat yang akan mereka pakai. Dan ketika alat-alatnya sudah siap, Ray pun mulai berbicara.
"Sudah siap?" Tanya Ray pada Erica.
Erica hanya mengangguk sambil tersenyum canggung mengiyakan pertanyaan Ray.
"Sudah paham?" Tanya Ray lagi, namun kali ini dibalas gelengan dari Erica.
"Yasudah, sini aku ajarkan." Ucap Ray sambil menarik buku dan berpindah duduk di samping Erica.
Menit-menit belajar pun berlangsung. Ray begitu baik dalam menjelaskan dan Erica memperhatikan dengan saksama.
"Jadi, ini dimasukkan ke dalam wadah dulu, terus nanti dibuat lubang pada tutupnya....... oke? Lihat sini Erica bukan wajahku." Jelas Ray pada Erica.
Muka Erica memerah dia segera mengalihkan pandangannya dari wajah Ray ke buku.
Menit-menit belajar mereka berlangsung dengan cepat, sampai tiba saatnya Erica harus pulang. Kini dia sedang berada di depan pintu pagar dengan Ray.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrianne [COMPLETED]
Teen FictionEntah kenapa dunia terasa masih ingin menyakitinya. Seorang gadis yang telah kehilangan. Awalnya dia merasa bahwa penderitaannya pada masa kecil sudah cukup, namun takdir berkata lain. Dia disakiti. Bukan hanya sekali, namun berulang-ulang kali. Di...