19 - Plan

351 23 1
                                    

"Istirahat dulu!" Seru Daniel dari ujung lapangan.

"Iya." Balas Samuel sambil menangkap bola. Sedangkan Ray hanya mengangguk dan langsung menuju tepi lapangan lalu duduk di situ.

Daniel serta Samuel mengambil tempat duduk di sebelah kiri dan kanan Ray. Ray lalu meminum air mineral miliknya, sedangkan Daniel dan Samuel mulai bercerita tak jelas sambil tertawa-tawa.

Pikiran Ray menerawang, memikirkan seseorang yang disakitinya di sekolah kemarin. Ya Anne saat ini tengah mengisi pikiran Ray. Tapi sebenarnya bukan hanya saat ini, namun sejak semalam.

Pikirannya saat ini entah mengapa memutar memori-memori yang menyesakkan akhir-akhir ini. Entah mengapa juga pikirannya saat ini mulai melakukan flashback sendiri tanpa persetujuan.

Flashback on

Ray baru selesai membersihkan diri dan sekarang dirinya tengah makan malam bersama keluarganya.

Hari itu Hans, kakak Ray datang bersama istri dan anaknya Cindy yang sebaya dengan Lucy. Jadi di malam itu, Ray tak hanya bersama ibunya dan ayahnya.

Ray mengunyah makananya dan diam tak berkutik. Cindy yang ada di situ melihat dan merasa aneh akan tingkah Ray yang diam. Ia pun berinisiatif untuk membuat Ray berbicara.

"Paman, paman." Panggil Cindy pada Ray.

"Hmm?" Jawab Ray yang tiba-tiba tersadar dari lamunannya.

"Kakak Anne dimana?" Tanya Cindy yang membuat Ray harus meminum airnya karena hampir tersedak.

Ray meminum air putihnya lalu menjawab pertanyaan Cindy. "Dirumahnya Cin." Jawab Ray.

"Anne baik-baik saja kan Ray?" Tanya Christy istri Hans.

Ray mengangguk mengiyakan pertanyaan Christy. Tetapi Hans yang mendengar nama Anne ikut membahas tentang Anne.

"Oh iya, katanya Anne menang ikut olimpiade ya tahun lalu?" Tanya Hans.

"Iya." Jawab Ray bersamaan dengan ibu dan ayahnya.

"Wah, kak Anne pintar ya, kayak paman Ray." Sambung Cindy.

"Iya, Cin, kak Anne pintar. Kalau kamu mau, kamu harus belajar biar pintar kayak kak Anne dan kak Ray." Ucap Christy.

"Oke, pasti mom." Balas Cindy membuat semua yang ada di meja itu tersenyum kecuali Ray.

"Oh iya Ray, besok boleh tidak ajak Anne ke sini? Biar kita kumpul-kumpul lagi." Usul Hans.

Ray berpikir sebentar mencari jawaban yang bisa menyelamatkan keadaanya saat ini.

"Mmm... Anne tak bisa. Dia bilang padaku dia sibuk besok." Bohong Ray agak kaku.

"Oh, begitu ya. Padahal kita sudah ingin kumpul-kumpul bersama lagi." Kali ini Christy yang berbicara.

"Yasudah. Nanti kita cari lain waktu saja." Sambung Hans.

***

Acara makan malam telah selesai. Semua sudah pergi tidur namun Ray masih tengadah menatap plafon kamarnya.

Ray kembali mengingat siang di mana dia melukai hati seseorang yang dicintainya. Siang dimana dia harus memutuskan tali persahabatan antara dia dan Anne.

"Ini bodoh." Gumamnya.

Ray menyalahkan dirinya sendiri atas semua keputusan ini. Ini mungkin agak rumit.

Ray jatuh cinta pada Anne. Namun Ray harus merelakan Anne karena Daniel suka pada Anne. Tapi tiba-tiba, suatu pertanyaan muncul di kepala Ray.

"Kepada siapakah Anne berperasaan?" Gumam Ray bertanya.

Adrianne [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang