49 - Rachel's Party

297 15 0
                                    

Anne duduk di balkon kamarnya sambil melipat tangannya menatap langit ungu yang sebentar lagi hilang berganti dengan malam. Anne tak menyibukkan diri dengan hal yang sekarang tengah menyibukkan semua orang. Anne tak diundang ke pesta Rachel. Karena itu gadis itu kini tengah berdiam diri disini.

Akhir-akhir ini, Anne merasa bosan. Tak punya teman, tak bisa kemana-mana, Anne bingung mau berbuat apa. Hukumannya sudah dicabut kemarin karena hari libur.

Anne masih setia di tempatnya hingga sejam berlalu. Langit kini sudah gelap. Namun entah mengapa, Anne hanya ingin turun ke taman di bawah.

Anne lalu mengenakan jaketnya karena angin malam cukup dingin. Anne mengenakan celana panjang dan sandal hitam lalu turun ke bawah di taman.

Di taman, Anne hanya sibuk sendiri duduk dan menjadi bagian dari kegelapan di sana. Keadaan hening, namun tiba-tiba ada yang duduk di samping Anne.

Anne terkejut namun ternyata itu bukan siapa-siapa karena itu hanya Ressa.

"Hai kakak." Sapa Ressa.

"Hai." Balas Anne sambil tersenyum kikuk. Anne tak punya niat untuk membahas tentang keterkejutannya.

"Kakak kenapa disini?" Tanya Ressa.

Anne hanya menggeleng. "Tak, tak kenapa-napa." Ujar Anne.

Ressa terlihat agak susah berbicara dengan Anne yang tiba-tiba dingin, namun, Ressa masih ingin berbicara dengan Anne.

"Kakak, kakak, kenapa kak Ray tak main ke sini lagi dengan kakak?" Tanya Ressa yang sudah mendapat topik.

Mendengar pertanyaan itu, Anne lalu menatap Ressa. "Entah." Ujarnya sambil mengangkat bahu.

Mendengar jawaban itu, Ressa bisa mengambil kesimpulan bahwa ada sesuatu yang terjadi di antara mereka. Ressa berniat mengganti topik namun entah mengapa dia sangat penasaran.

"Kakak sudah berapa lama bersahabat dengan kak Ray?" Tanya Ressa.

Anne kembali menatap Ressa. "Sudah lama, delapan tahun mungkin." Ujar Anne.

"Kakak sudah disini sejak kecil?"

"Iya."

"Kakak Ray orang baik ya, dia teman yang luar biasa." Ujar Ressa yang mencoba menarik kesimpulan dari kisah persahabatan antara Ray dan Anne.

Anne hanya mengangguk mengiyakan semua perkataan Ressa. Andai saja Ressa tahu. Pasti ia takkan berkata begitu.

Ressa sudah mulai kehilangan topik, namun gadis itu masih diam di situ saja. Keheningan kembali menyelimuti, namun tiba-tiba, ponsel Anne berdering.

Anne mengambil ponselnya dan melihat nama si pemanggil. Anne mengernyitkan dahinya ketika mengetahui bahwa Erica-lah yang menelponnya. Anne juga agak kesal melihat batreinya yang sebentar lagi akan habis total.

Tanpa berlama-lama, Anne lalu mengangkat telpon itu.

"Halo?"

".........."

"Kau dimana sekarang?"

".........."

"Astaga! Aku segera ke sana!" Ujar Anne lalu segera mematikan telponnya.

Anne menyuruh Ressa masuk. Ressa hanya menurut. Ketika Ressa sudah masuk, Anne lalu berlari ke jalan. Dia mulai mencari taksi, namun tak ada taksi yang lewat.

Terpaksa Anne memutuskan untuk berlari menuju rumah Rachel yang berjarak sekitar sepuluh blok dari panti.

Di sini, di taman gelap dekat rumah Rachel, Erica sudah diikat di pohon. Make-upnya sudah sengaja diberantakan. Tadi waktu menelpon Anne, Bridget-lah yang memegang ponsel.

Adrianne [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang