Hari ini April berganti dengan Mei. Ini masih pagi, namun sekolah tak setenang biasanya. Ada pertandingan basket, dan anak-anak sibuk kesana kemari. Namun, ada juga kabar yang dibicarakan oleh seisi sekolah sekarang.
Anne pergi membeli cemilan di kantin. Dan sesampai Anne di sana, kantin sedang ramai, lebih ramai dari biasanya. Segala penjuri kantin dipenuhi oleh anggota geng infinity girls dan juga para famous boys. Mungkin, yang tidak hadir di situ hanyalah tiga spesies tampan yang tak lain dan tak bukan adalah Ray, Daniel dan Samuel.
Erica ada di sana. Sedang memancarkan pesonanya. Kepada siapa Erica memancarkan pesonanya? Kepada seorang lelaki yang dibicarakan seluruh sekolah.
Ya, hal yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan adalah seorang lelaki pindahan dari sekolah tetangga yang bernama Joseph Arnold Miller. Lelaki tersebut kerap disapa Ar.
Seluruh gadis-gadis di sekolah sangat tergila-gila padanya karena gayanya yang sok dingin dan keningnya yang selalu terangkat sebelah jika kalian menatapnya.
Dia mungkin tampan, namun tak lebih tampan dari Ray dan kawan-kawan. Ar adalah lelaki yang menjadi the most wanted di sekolah lamanya. Karena, di sekolah lama, Ar adalah kapten tim basket, dan cowok terkeren. Kadang wajahnya juga sering terpampang di majalah sekolah. Bisa disebut juga selebgram karena pengikutnya di instagram yang mencapai puluhan ribu.
Lantas, gadis-gadis ingin menjadi pacarnya agar bisa menjadi popular sama sepertinya.
Tetapi, diantara sekian banyaknya gadis, ada beberapa gadis yang mungkin tak menyukai Ar. Anne salah satunya.
Anne memasuki kantin lalu melihat Ar yang sedang duduk di salah satu meja kantin terbesar. Disamping kiri dan kanannya duduk dua orang cowok famous, sedangkan dibelakangnya, berdiri para gadis-gadis yang haus perhatian.
Ar bercakap-cakap dengan mereka semua dengan gayanya yang sok dingin. Dan hal itu menampilkan kesannya yang sombong.
Anne cepat-cepat membeli cemilan, lalu pergi dari situ. Tujuan Anne kali ini adalah kelas. Anne memutuskan untuk tak pergi ke rooftop dulu.
Dengan gontai Anne melangkah memasuki kelas. Kelas sunyi. Hanya seorang yang dilihatnya disana-Ray.
Senyum terbit di wajah Anne melihat Ray sedang duduk membaca disamping bangkunya. Anne lalu memutuskan untuk menyapanya.
"Hai." Sapa Anne sambil duduk di kursinya, yaitu kursi di samping Ray.
Ray menoleh sebentar dengan tatapan super datarnya lalu kembali fokus pada bukunya.
Anne agak memaklumi hal itu. Anne kemudian menyodorkan keripik kentangnya pada Ray yang tengah fokus membaca.
Ray menatap keripik kentang yang disodorkan padanya, lalu kembali menatap Anne. "Aku tak suka itu." Ucap Ray datar.
"Jangan bohong Ray, aku tahu kau sangat suka ini. Ambil saja, sahabat sudah sepatutnya berbagi." Ujar Anne sambil tersenyum penuh arti ke arah Ray.
Namun, saat Ray mendengar apa yang Anne katakan, alisnya berkerut tanda bingung. "Sahabat?" Tanya Ray.
Anne yang mendengar pertanyaan Ray agak heran, namun tetap mengangguk mengiyakan pertanyaan Ray.
"Sejak kapan kita sahabatan lagi? Bukankah kita sudah berakhir?" Tanya Ray bingung.
Kali ini gantian alis Anne yang mengernyit. Jantungnya terasa sepergi mau copot. Apakah lelaki ini sedang bercanda? Bahkan dari wajahnya Ray kelihatan serius sekali.
Dengan terbata-bata Anne menjawab. "Bu...bukankah beberapa hari yang lalu ka...kau ba...baru saja mengatakan aku sahabatmu?"
"Apakah aku ucapkan kalimat itu?" Tanya Ray bingung pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrianne [COMPLETED]
Teen FictionEntah kenapa dunia terasa masih ingin menyakitinya. Seorang gadis yang telah kehilangan. Awalnya dia merasa bahwa penderitaannya pada masa kecil sudah cukup, namun takdir berkata lain. Dia disakiti. Bukan hanya sekali, namun berulang-ulang kali. Di...