58 - Familiar Strangers

380 20 0
                                    

Tiga hari berlalu. Di dua hari itu masih sama seperti biasanya. Anne masih diam. Namun apa yang agak berubah adalah keadaan Anne yang sudah lumayan baik dan Ray yang keadaannya memburuk karena insiden dua hari yang lalu.

Anne sudah menjalani beberapa terapi. Anne juga sudah bisa berjalan dengan biasa. Namun, dokter belum mengizinkannya terlalu membuang energi. Anne hanya menuruti itu semua dan diam.

Kemarin Miss Sophie datang. Dia mengunjungi Anne, bercengkerama dengan Angie, dan membawakan beberapa buah dan biskuit untuk Anne.

Pagi ini Angie memberi sarapan untuk Anne. Namun Anne sama sekali tak ada selera makan. Angie sedang mengirim email untuk beberapa rekan kerjanya. Ada Ray juga disana.

Anne hanya diam menatap makanannya yang sekarang tengah dipangkuannya. Anne hanya menyendok makanannya, menaruh kembali, mengaduk-aduk, lalu mengulang kegiatan itu secara terus-menerus.

"Sarapanmu harus dimakan Anne. Jangan dimainkan seperti itu, tak baik." Ujar Ray yang ternyata dari tadi memperhatikan Anne makan.

Anne menatap Ray yang sedang menatapnya. Namun, Anne tak melakukan apa yang Ray perintahkan. Sekarang Anne kembali menatap makanannya dan melakukan kegiatan yang tadi dilakukannya.

Ray kemudian mendesah pelan. Setelah itu Ray lalu berdiri dari tempat duduknya. Ray mengambil tempat di samping Anne.

Anne yang sedang merunduk memainkan makanannya baru tersadar ketika tangan Ray terjulur mengambil piring Anne. Hal berikutnya yang dilakukan Ray adalah menyendok makanan dan membawa sendok itu tepat di depan mulut Anne.

Anne agak bingung. Namun setelah melihat Ray hendak menyuapinya, gadis itu masih tak mau makan. Anne menggeleng datar tanda ia tak mau.

"Ayolah Anne. Makanlah supaya kau cepat sembuh." Ujar Ray dengan lembut.

Anne kali ini masih menolak. Gadis itu menggeleng dengan datar. Namun, sayangnya Angie menyaksikan hal itu.

"Anne, ayo makan sayang. Jangan ditolak." Ujar Angie dengan lembut.

Anne tak punya pilihan akhirnya gadis itu mau makan. Namun Anne tak ingin disuap. "Aku bisa sendiri." Ujarnya dengan tangan terjulur hendak mengambil sendok dan piring yang Ray pegang.

Namun sayangnya Ray membawa piring dan sendok yang dia pegang ke tempat yang agak susah dijangkau Anne. "Aku yang suap." Ujar Ray.

Anne menggeleng. "Kau suap aku tak makan." Ujar gadis itu tegas.

Ray akhirnya mendesah pasrah. Namun baru saja Ray akan menyerahkan piring dan sendok yang dipegangnya, Angie sudah bersuara terlebih dahulu.

"Anne kamu makan disuap Ray saja." Ujar Angie dengan lembut namun terdengar tegas.

Akhirnya Anne yang harus pasrah. Gadis itu kini membuka mulutnya agar suapan Ray bisa masuk.

Jujur saja Ray bahagia bisa memberikan bentuk perhatian pada Anne sekecil apapun itu. Anne sendiri masih bingung. Dalam dirinya, ada pihak yang bersorak bahagia, namun ada juga pihak yang berusaha untuk tidak menikmati semua itu.

Intinya Anne sedikit bahagia dan sedikit sedih diperlakukan begitu. Anne senang bisa disuap namun ada bagian dalam tubuhnya yang berusaha untuk tak menikmati itu semua.

Anne berusaha menumbuhkan kebenciannya kepada Ray. Gadis itu ingin agar dia bisa membenci, supaya dia tak bisa jatuh cinta dan berharap lagi.

Beberapa menit kemudian berlalu. Ray akhirnya selesai menyuapi Anne. Anne sudah berterima kasih. Namun dia masih datar seperti biasanya.

Adrianne [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang