"Bukan urusanmu kenapa kita bisa ada di sini gadis manja!" Balas Shanon kasar.
Erica lalu terlonjak. Mulutnya tak dapat berkata-kata. Kenapa tiba-tiba Shanon yang dikenalnya selalu baik padanya bisa berkata sekasar ini padanya? Tunggu-tunggu. Ini hanya bercanda kan?
Shanon lalu menyeringai lebar. "Shelle, kerjakan." Ucap Shanon pada Shelle tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Erica.
Shelle yang sudah paham pun segera beranjak menuju ke pintu kamar mandi. Shelle lalu mengeluarkan sebuah kunci dari saku seragamnya dan mengunci pintu kamar mandi dari dalam.
"Aman." Ujar Shelle lalu kembali ke posisi sebelumnya yaitu posisi di samping Shanon.
Shanon lalu mengkode dengan menjentikan jarinya. Dan seketika itu juga, mereka berlima berjalan bersama-sama mendekat ke arah Erica.
Erica yang merasa ketakutan pun hanya mencoba mundur walau dirinya akhirnya dalam posisi menempel ke wastafel di belakangnya.
"Kenapa? Takut?!" Tanya Shanon yang semakin mendekat dan membuat Erica tambah ketakutan.
Gadis itu lalu menangis. "Kalian kenapa sejahat ini? Apa salahku?" Ujar Erica sambil menitikan air mata sedangkan tawa Shanon pecah menggelegar. Shanon tertawa seakan-akan tangisan Erica adalah sebuah pertunjukan lucu disini.
"Oh, lihatlah, gadis kecil kita ketakutan." Ujar Shanon sambil mencolek dagu Erica yang kini sudah dalam keadaan terhimpit.
"Apa salahku?" Tanya Erica yang tangisannya sudah mulai deras.
"Psst... diam. Kamu mau bibir cantik ini kita lukai?" Tanya Shanon sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir Erica.
"Tapi apa salahku?" Tanya Erica sambil terisak. Seingatnya, dia tak bersalah pada Shanon.
Shanon lalu menatap Erica dengan seram. "Salahmu?" Tanya Shanon.
"Mari kita cari kesalahanmu." Lanjut Shanon sambil mengambil tas Erica yang terletak di wastafel dan melemparnya ke arah teman-temannya di belakangnya.
Shelle lalu mengeluarkan ponsel Erica yang berada dalam tasnya dan menyerahkan ponsel itu pada Shanon.
Salah satu tangan Shanon mencengekram pipi Erica. Bridget dan Darlenne menahan gadis itu di tangan kanan dan kiri.
Shanon lalu membuka ponsel Erica yang tidak dikunci. Jemari Shanon menari di atas layar ponsel itu. Shanon membuka room chat milik Erica dan Ar.
"Ini salahmu." Ucap Shanon sambil memperlihatkan pada Erica riwayat percakapannya dengan Ar.
Erica kemudian makin menangis dengan deras. Kini dia sudah tahu salahnya dimana, tapi dia sama sekali tak merasa bersalah. Yang ada sekarang hanyalah kemarahannya terhadap Shanon. Ternyata Ar-lah alasan kenapa Shanon menghianatinya saat ini.
Dan kini, dengan berani, Erica mengibaskan kedua tangannya dengan kasar membuat pegangan Darlenne dan Bridget yang santai terlepas.
"Jadi, kau iri!" Bentak Erica sambil mendorong bahu Shanon dengan telunjuknya, membuat Shanon yang berdiri dengan santai melangkah ke belakang guna menyeimbangkan tubuhnya.
Shelle baru akan menjambak Erica, namun berhasil ditahan Shanon. "Waahh wahh wahh, lihat. Sudah berani rupanya." Ujar Shanon pada Erica dengan seringaian. Erica kini sudah sangat emosi di hadapannya.
Erica lalu mengambil botol minumnya yang berisi air mineralnya, membuka botol tersebut, dan menyiramkan isinya pada Shanon dengan sangat cepat.
"Penghianat!" Bentak Erica pada Shanon yang sudah basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrianne [COMPLETED]
Teen FictionEntah kenapa dunia terasa masih ingin menyakitinya. Seorang gadis yang telah kehilangan. Awalnya dia merasa bahwa penderitaannya pada masa kecil sudah cukup, namun takdir berkata lain. Dia disakiti. Bukan hanya sekali, namun berulang-ulang kali. Di...