Anne duduk termenung sendirian di pojok kafe di dekat jendela. Sendirian. Tak ditemani siapapun.
Anne menggunakan earphone putihnya, lalu menyeruput kopinya dan memejamkan matanya.
Sebuah memori indah terlintas sekilas di kepalanya. Memori dimana Ray dan dia duduk bersama di kafe ini. Menikmati hidangan sambil sesekali bercanda tawa.
Anne tersenyum miris mengingat kenangan indah yang sekarang terasa menyakitkan baginya.
Sebuah lagu mengalun dari earphone putihnya. Membuat bibirnya ikut bergerak menyanyikan lagu itu secara pelan.
Say something i'm giving up on you
I'll be the one if you want me to
Anywhere i would've follow you
Say something i'm giving up on youAnd i am feeling so small
It was over my head
I know nothing at all
And i will stumble and fall
I'm still learning to love
Just starring crawl...Anne tenggelam dalam lagu itu.
Namun tiba-tiba saja, Anne membuka matanya. Anne teringat akan sesuatu. Sesuatu yang harus selesai diselesaikannya segera.
Anne lalu mengambil ponselnya. Tampak ada notifikasi pesan masuk disana. Anne pun membuka pesan itu di kotak pesan. Dari Daniel.
Daniel:
Good morning AdrianneTanpa basa-basi, Anne langsung membalas pesan itu. Pesan dari Anne bukan berisi jawabannya atas pertanyaan Daniel, namun berisi perintah agar Daniel datang di kafe tempat Anne berada.
Adrianne:
Daniel, di caffe New York Corner, sekarang.Anne lalu mengirimi pesan tersebut pada
Daniel. Anne tak mungkin langsung memberitahukan jawabannya lewat pesan teks. Toh, itu tak sopan.Sedangkan, di tempat lain, lebih tepatnya di rumah Daniel, terjadi keributan kecil di kamar Daniel.
Pria itu menyambar handuk dan langsung mandi secepat mungkin. Setelah itu, dia lalu cepat-cepat ke garasi untuk segera mengambil mobil dan pergi dari situ.
Mobil silver Daniel melaju membelah jalan-jalan di New York. Melewati berderet-deret bangunan indah yang tersusun rapi di sana dan berhenti di sebuah kafe kecil di dekat panti asuhan.
Bel berbunyi, tampak ada pelanggan baru yang masuk. Ya, Daniel memasuki kafe bernuansa cokelat gelap tersebut.
Matanya menyapu ke segala arah di kafe itu dan menemukan Anne sedang duduk di sudut ruangan di pinggir sebuah jendela.
Daniel tersenyum melihat Anne yang sedang memandang ke jendela. Jantungnya mulai berdegup kencang. Dia pun mulai melangkah mendekat ke arah Anne.
"Hai." Sapa Daniel menyapa.
"Oh, hai Daniel, duduk." Sambut Anne.
Daniel lalu duduk berhadapan dengan Anne. Dia menunjukan tatapan penuh artinya. Jantungnya berdegup lebih kencang lagi dikala Anne menatap dirinya.
"Jadi, apakah kau akan menjawab?" Tanya Daniel.
Anne mendesah dengan sangat pelan. "Iya aku akan menjawab." Balas Anne.
Daniel tersenyum pada Anne. Ketampanannya bertambah. Ia memberanikan diri lalu menjulurkan tangannya memegang tangan Anne.
Anne terkejut ketika Daniel memegang tangannya. Anne menatap tangannya yang sedang digenggam Daniel di atas meja, lalu mengalihkan tatapannya ke mata Daniel yang sudah berseri sedari tadi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrianne [COMPLETED]
Teen FictionEntah kenapa dunia terasa masih ingin menyakitinya. Seorang gadis yang telah kehilangan. Awalnya dia merasa bahwa penderitaannya pada masa kecil sudah cukup, namun takdir berkata lain. Dia disakiti. Bukan hanya sekali, namun berulang-ulang kali. Di...