Hari ini tidak banyak yang datang di sekolah karena hari ini belum ada pertandingan. Namun, ada beberapa juga yang datang ke sana karena memanfaatkan momen ini untuk diisi dengan teman-teman.
Para anggota putra klub basket WHS datang karena hari ini ada meeting penting antara pelatih dan mereka. Anak-anak gerombolan infinity girls juga datang hari ini.
Selain mereka, Anne dan Baige juga datang ke sekolah. Alasan Anne datang ke sekolah karena dia tak ingin menangis di rumah. Alasannya datang juga karena ingin bertemu dengan Baige. Selain itu, Anne masih ingat bahwa dia masih harus menjalankan hukumannya yang diberikan beberapa hari yang lalu.
Jam menunjukan jam 10 pagi. Tapi hari ini mendung dan berawan. Anne sedang duduk bercengkerama di rooftop dengan Baige. Mereka bercengkerama tentang hari kemarin dimana mereka merayakan pesta barbeque bersama.
Anne sempat mengomel pada Baige karena Baige sekolah. Kemarin secara tak sengaja kaki Baige terkilir. Anne sudah menyuruhnya untuk tak sekolah tapi gadis itu tetap saja bersikeras dan datang ke sekolah.
Namun, tiba-tiba saja Anne memutuskan untuk pergi ke bawah dan mengecek keadaan. Jika masih banyak orang, Anne belum akan melaksanakan hukuman. Tetapi jika orangnya sudah berkurang, maka Anne akan mulai membersihkan area yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
"Baige aku ke bawah dulu ya." Ujar Anne pada Baige tiba-tiba.
Baige mengernyitkan keningnya. "Untuk?"
"Kontrol situasi. Jika situasinya sudah bagus, aku akan membersihkan koridor lantai dua." Jawab Anne.
"Aku ikut." Ujar Baige tiba-tiba.
Anne menggeleng. "Tidak. Kau tunggu saja disini. Kakimu sedang sakit. Jangan dipaksa. Lagipula aku kan sudah bilang, kau belum bisa ke sekolah dengan keadaan kaki seperti itu." Jelas Anne.
Baige memohon lagi. "Ayolah Anne. Aku ikut. Sebentar jika ada apa-apa padamu bagaimana?" Tanya Baige sambil memohon ikut.
"Aku akan baik-baik saja. Khawatirkan kakimu jangan diriku." Jawab Anne dengan sabar.
Baige masih saja tak ingin mendengar. "Anne kumohon." Ucap Baige lagi-lagi.
"No, no, no. Tinggal disini." Bantah Anne.
"Tapi nanti bosan." Balas Baige mencari alasan.
Anne mendesah. "Main ponsel saja susah amat Baige." Ujar Anne mulai kesal.
Baige akhirnya pasrah. "Baiklah. Hati-hati." Ucap Baige mengalah.
Anne mengangguk. "Iya. Tunggu aku disini ya." Balas Anne lalu segera pergi dari situ.
Disaat Anne pergi mengontrol keadaan, Baige langsung membuka ponselnya. Gadis itu berinisiatif untuk bermain game guna menghilangkan kebosanan yang mulai melandanya.
Baige agak semangat ketika dia mulai bermain game itu lagi. Game itu adalah online game yang sempat dihapus dari ponselnya beberapa hari lalu dengan alasan fokus belajar karena ulangan kenaikan kelas. Namun, kali ini Baige sudah semangat kembali karena dia kini sudah bisa bermain lagi.
Sekitar 30 menit berlalu tetapi Baige masih fokus pada game-nya. Namun, tiba-tiba saja pintu rooftop terbuka. Anehnya Baige tak mendengar bunyi pintu terbuka. Gadis itu tak sedikitpun menoleh.
Baige masih setia dengan ponselnya sampai tiba-tiba ada yang mengejutkannya dengan cara menepuk pundaknya pelan dan berteriak dengan agak keras.
Baige terlonjak dari tempatnya duduk. Detik berikutnya suara yang didengar Baige adalah suara tawa seseorang. Suara tawa itu terdengar renyah dan memenuhi telinganya. Anehnya itu bukan suara tawa Anne.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrianne [COMPLETED]
Teen FictionEntah kenapa dunia terasa masih ingin menyakitinya. Seorang gadis yang telah kehilangan. Awalnya dia merasa bahwa penderitaannya pada masa kecil sudah cukup, namun takdir berkata lain. Dia disakiti. Bukan hanya sekali, namun berulang-ulang kali. Di...