61 - Goodbye Manhattan

478 25 0
                                    

Anne duduk di atas kasurnya. Gadis itu lalu mulai memandang kamarnya yang sudah kosong. Anne sudah mengemas barang-barang yang harus dibawanya. Karena itu, yang tersisa di dalam kamarnya hanyalah beberapa furniture.

Bibi Naomi dan paman George sedang bercengkerama di bawah. Anne sudah selesai sarapan. Gadis itu lalu memutuskan untuk menunggu sesaat di kamarnya saja.

Anne masih diam di kamarnya namun tiba-tiba bibi Naomi memanggilnya untuk menunggu dibawah saja karena kurang lebih satu jam tiga puluh menit lagi mobil yang dipesan bibi Naomi untuk mengantar mereka sampai.

Anne lalu mengambil ranselnya dan kopernya kemudian turun ke bawah. Di bawah sana sudah ada teman-teman dekatnya yaitu Samuel, Daniel, dan Baige. Anne mencari Ray namun Ray tak kelihatan. Agak kecewa sih rasanya disaat-saat dia akan pergi namun Ray tak hadir. Tapi Anne mencoba untuk tidak memikirkan itu. Gadis itu sudah mengambil kesimpulan bahwa diantara dirinya dan Ray sudah tak ada apa-apa lagi.

Anne masih diam membisu. Sebentar jika mobil datang barulah dia akan pamit. Kini semua sudah terkumpul di bawah. Nampak Angie yang masih sibuk bercengkerama dengan Bibi Naomi.

Anne lalu duduk di sofa dan diam disaat semuanya sedang sibuk bertukar cerita. Gadis itu hanya membisu di tempatnya sendiri.

Sekitar 10 menit berlalu. Anne masih sibuk melamun dan mengingat-ingat beberapa hal yang memang tak ingin ia lupakan ketika dia sudah pergi ke Brooklyn.

Anne masih sibuk dengan kegiatannya namun tiba-tiba ada yang duduk di sampingnya. Anne menatap ke samping namun yang didapatinya hanyalah Ray dengan penampilan yang agak berantakan dan nampak frustasi.

Tunggu tunggu. Apakah Anne tak salah liat? Anne mengerutkan dahinya tak percaya melihat Ray yang sedang dalam keadaan seperti ini.

Tangan Ray tiba-tiba memegang pergelangan tangannya. "Kita perlu bicara." Ujar Ray dengan tegas namun terdengar lemah.

Anne yang mendengar itu hanya pasrah. Kali ini Anne tak tega untuk menolak. Anne hanya berdiri dan berjalan mengekori Ray yang rupanya menuju ke taman belakang yang sangat sunyi (karena semua orang ada di depan.)

Sesampai disana barulah Ray melepaskan cekalan tangannya. Anne hanya diam menatap Ray menunggu apa yang ingin dikatakan lelaki itu.

Anne tiba-tiba kaget karena yang Ray lakukan bukannya berbicara melainkan memeluk Anne. Anne tak meronta karena pelukan Ray cukup kencang dan dia tahu dia tak punya kekuatan untuk menolak itu semua. Akhirnya Anne hanya diam.

"Maafkan aku." Ujar Ray.

"Aku telah menjadi sahabat yang buruk. Aku minta maaf. Andai kau mengerti ini semua." Ujar Ray. Nadanya bergetar disaat mengucapkan kalimat itu.

Anne kemudian menjadi bingung. "Mengerti tentang?" Tanyanya.

"Aku ingin menjelaskan namun kita tak punya waktu yang cukup. Yang jelas aku ingin minta maaf padamu." Ujar Ray masih dalam posisi yang sama.

"Kalau kau tak mau memaafkanku aku paham. Aku mengerti. Aku pantas mendapatkan semua ini." Ujar Ray dengan lemah.

Anne lalu paham bahwa kali ini Ray benar-benar dalam keadaan yang buruk. Namun Anne sudah terlanjur untuk membatalkan semua keputusannya. Lagipula keputusannya sudah susah untuk dirubah sekarang.

Akhirnya Anne lalu membalas pelukan Ray. "Anggap saja ini semua tak pernah terjadi. Lupakan saja aku." Ujar Anne.

Ray yang mendengar itu tambah lemah lagi. Lelaki itu lalu membenamkan wajahnya di pundak Anne. Anne bisa merasakan air mata Ray disana.

"Aku juga ingin minta maaf telah menjadi sahabat yang buruk bagimu. Tapi sekarang aku pikir kau sudah senang kan? Aku sudah berhasil melupakanmu dan merelakanmu. Kau juga harus bisa. Bukankah kau yang minta seperti itu?" Tanya Anne. Suaranya bergetar. Gadis itu ikut menangis.

Adrianne [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang