Lembar Ke-35 : Berlima

2.1K 77 5
                                    

Daripada aku diselimuti rasa kepo yang tinggi, akhirnya telepon ini aku angkat baik-baik.

''Selamat siang, dengan Herio bisa dibantu?'' ucapku dengan cengkok suara seperti customer service yang sedang menjawab panggilan telepon.

''Halo ... ini dengan Herio Purnama, bukan?''

''Iya benar, Pak ... maaf, dengan siapa saya bicara?''

''Herio ... ini gue, Bram ... teman FB-lo ... Gue yang barusan komen di status Lo ... Lo lagi ada di Monas, 'kan? Kebetulan gue juga lagi ada di Monas, nih ... kita ketemuan, yuk!''

''Oh gitu ... ya udah ... kalau kamu mau ketemuan ... kamu masuk aja ke dalam bagunan Monas-nya, aku lagi ada disini!''

''Oke ... gue kesana, ya!''

''Iya ... aku tungguin!''

''Sip ... terima kasih, Her ....''

''Sama-sama!''

Tut ... tut ... teleponnya langsung ditutup.

''Sapose yang nelpon, Herio?'' tanya Adi.

''Teman FB aku yang lain ... dia lagi ada di Monas, dan dia ngajakin ketemuan juga ...'' jawabku.

''Ya sudah, ajak gabung kesini aja ... biar tambah rame ...'' sambut Ronal antusias.

''Iya, aku udah ajak dia kesini ... kalian tidak keberatan, 'kan?''

''Ya ... gak apa-apa kok ... justru kami seneng ... jadi lebih banyak temennya ... jadi lebih rame ... dan pasti akan lebih seru ...'' timpal Adi tak kalah antusiasnya.

''Okay ... kalau begitu ... kita tungguin dia!''

Beberapa saat kemudian.

Cowok yang mengaku bernama Bram itu nongol di hadapan kami, lagi-lagi dia tidak sendiri tapi dia membawa temannya atau mungkin pasangannya, aku tidak tahu. Yang jelas mereka nampak serasi dan kompak. Penampilan Bram lebih dewasa, dengan jambang dan jenggot yang agak tebal. Dia memang paling macho di antara kami semua. Badannya tegap dan otot-ototnya terbentuk sempurna. Mungkin, Bram rajin nge-gym sehingga memilki otot bisep dan trisep yang terlihat menonjol.

 Mungkin, Bram rajin nge-gym sehingga memilki otot bisep dan trisep yang terlihat menonjol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bram

Sementara temannya nampak lebih slim, dia juga lebih muda dan lebih manis mukanya. Gayanya sporty dengan celana jeans yang dipadankan dengan t-shirt yang agak longgar serta sepatu skate yang catchy.

 Gayanya sporty dengan celana jeans yang dipadankan dengan t-shirt yang agak longgar serta sepatu skate yang catchy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vero

Bram dan temannya menyalami kami bertiga, lalu dia membuka suaranya yang memang terdengar seperti nada suara tenor yang seksi. Bram memang benar-benar 'laki' banget.

''Oh ya, perkenalkan nama gue ... Bramana Putra. Kalian cukup memanggil gue, Bram ...'' kata Bram, "dan ini ... teman gue ... namanya, Vero!'' lanjutnya sambil menepuk bahu cowok yang berdiri di sampingnya itu, lalu cowok yang ternyata berjudul Vero itu tersenyum sehingga dia nampak lebih cool.

''Apa kalian berdua pacaran?'' Entah, tiba-tiba aku ingin melontarkan pertanyaan ini saat melihat kedekatan Bram dan Vero yang begitu lekat seperti yang mereka tunjukan.

''Bukan ...'' tukas Bram segera, ''Vero itu teman kenalanku juga. Aku dan dia baru bertemu disini, kok ... paling baru beberapa menit yang lalu. Ya 'kan, Vero?" imbuhnya.

''Ya benar ... aku dan Mas Bram, baru ketemuan ... kami kenal di FB ....'' timpal Vero.

''Oh gitu ...'' Aku mengangguk perlahan.

''Keren ... baru kenal langsung sedekat itu ...'' ceplos Adi berkomentar.

''Hahaha ... gak juga, biasa aja kok ...'' ucap Bram berseloroh, Vero hanya senyum-senyum sok imut.

''Aku memang lagi meet Up dengan vero di Monas, terus tadi aku baca status FB Herio yang juga lagi di Monas ... jadi ini kebetulan sekali ... aku pikir kenapa gak sekalian aja bertemu dengan Herio ... hitung-hitung bersilaturahmi, nambah teman dan nambah saudara juga ...'' terang Bram lebih lanjut.

''Yups ... banyak teman, banyak rejeki ... banyak pula kesempatan untuk ber-haha-hihi,'' sahut Adi lagi yang ditimpali dengan tawa yang renyah dari kami semua.

Adi memang yang paling kocak di antara kami berlima. Dia pintar mencairkan suasana meskipun kita semua baru saling mengenal satu dengan yang lainnya.

Lebih lanjut, kami berlima berkumpul di sebuah titik, kami membentuk koloni di antara sekian banyak pengunjung di Monas pada hari itu. Kami ngobrol dan tertawa bareng untuk mengekspresikan jiwa-jiwa kami yang terkadang sepi karena terbatasnya ruang gerak kami para pria-pria penyuka sejenis ini.

__Ahhh ... kehadiran Adi, Ronal, Bram, dan juga Vero, benar-benar mengisi hari liburku jadi lebih semarak. Aku menyukai mereka semua, karena mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang seolah menjadi pelengkap dalam menjalin hubungan persahabatan di antara kami semua. Kami seperti bentuk puzzle, berbeda-beda namun berkaitan dan saling melengkapi.

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang