NEXT DAY!
Aku datang kembali ke kantor perusahaan yang baru untuk melakukan penandatanganan perjanjian kerja sekaligus serah terima ijasah asli. Dalam prosesi ini juga terjadi kesepakatan upah gaji yang akan aku terima per bulannya. Usai menjalani beberapa prosedur yang berbelit-belit, akhirnya aku mendapatkan tugas bekerja di salah satu outlet yang berada di pertokoan ITC Roxy Mas.
Singkat cerita, aku pun langsung bertandang ke lokasi. Di sana aku bertemu dengan karyawan-karyawan senior-ku yang cukup welcome dengan kedatanganku. Mereka memberikan pengarahan kepadaku dan sangat membantuku dalam menghadapi atau melayani sang pelanggan. Aku merasa enjoy dan senang bekerja di sini. Dalam waktu yang tidak telalu lama aku bisa langsung terjun dan berjualan secara mandiri.
Aku menikmati hari-hariku menjadi karyawan baru dengan profesi yang baru. Aku memang menyibukan diri dengan dunia pekerjaanku. Hal ini aku lakukan untuk mengalihkan pikiranku yang terkadang rindu akan dunia percintaanku di lembah pelangi. Karena bagaimana pun juga aku ini adalah manusia biasa yang masih membutuhkan pelampiasan hasrat bermadu kasih. Aku harus mampu menekan keinginan-keinginan untuk menyalurkan libido agar aku tidak terjerumus ke dalam siklus gay yang tak akan pernah ada batas akhir kepuasannya.
Meskipun terkadang sulit bagiku untuk melawan dan menjinakan situasi Malam Yang Horny. Situasi yang sebetulnya menyakitkan dan harus bekerja ekstra kuat untuk menghalaunya bila tidak, maka kita akan tergerus dengan kegiatan coli alias masturbasi atau yang lebih ekstrem lagi terjerat dengan kebiasaan cinta satu malam.
Ah ... bila aku mengahadapi dilema semacam ini, kerinduan terberatku pasti kutujukan kepada Rangga. Namun, sayangnya hingga detik ini, aku belum mendapatkan kabar dari si brondong manisku itu. Padahal ini adalah bulan yang kesekian dari terakhir kali aku jumpa dengannya. Aku kangen dia, aku ingin bertemu dengan dia, aku ingin bertutur sapa dengan dia, aku ingin menuangkan segala kerinduan ini kepada dia.
__Dia ... dia ... dan dia. Dia adalah Ranggaku, kekasih hatiku yang tak pernah pudar oleh kikisan sang waktu.
Oh ... Tuhan kucinta dia, kusayang dia, inginkan dia ... (boleh sambil bersenandung!)
Di sisi lain, aku juga mengagumi sosok pria seperti Mas Sofiano, aku tidak mengartikan ini cinta. Karena aku mengenal pria asal Jawa itu adalah seorang pria normal sejati yang sudah beristri dan beranak satu. Meskipun dia sudah mengetahui siapa diriku sesungguhnya, namun dia tetap memperlakukan aku layaknya sahabat terbaiknya. Dia masih menyayangi dan memperhatikan aku lebih dari sekedar tetangganya, bahkan mungkin dia menganggapku sebagai adiknya.
Kebaikan dan sikap tulus dari Mas Sofiano sesungguhnya menumbuhkan benih-benih kasih dalam hatiku, tapi aku sadar ini tidak akan berkembang menjadi sebuah cinta yang utuh di antara kami. Pengagumanku dan rasa sayangku hanya akan menjadi catatan perih dalam kehidupanku. Itu pasti. Dan aku harus lebih bijak dalam menyikapi hal ini, agar aku tidak larut dalam derasnya permainan perasaan (baper!).
Cliiing!
Nada SMS di handphone-ku berbunyi, ada sebuah pesan masuk, namun dari nomor yang masih asing di device-ku. SMS itu bertuliskan ''Hujan- Berpayung- kamu temui aku- di sini-sekarang- aku menunggumu.''
Aku agak bingung dengan kata-kata itu, karena aku lihat cuaca di luar sangat cerah, tidak terjadi hujan atau gerimis. Apa maksud dari kata-kata dalam SMS tersebut dan siapa pula yang mengirimnya. Aku baca kembali kalimat itu. Satu per satu kata-katanya aku cerna dengan baik-baik. Namun semakin aku mencoba memahami kata-kata itu aku semakin dibuat tak mengerti.
Tanpa banyak berpikir lagi, aku langsung menelpon nomor pengirim SMS misterius ini, tetapi hal yang aku dapatkan hanya jawaban dari si operator yang menyatakan, ''Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan.''
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Putih Di Lembar Hitam
Short StoryUntuk 17++ Dia Ranggaku, brondong tampan yang membuatku jatuh cinta. Memberi warna baru dalam hidupku untuk menjelajahi dunia cinta semu.