Lembar Ke-54 : Karaoke

1.7K 63 2
                                    


''Andy, Andre, Dimoz ... gimana kalau kita karaokean aja, kebetulan di Mall Atrium-Senen ini ada sebuah tempat KTV terkenal. Nanti, kita patungan aja untuk biaya sewanya ...'' Tiba-tiba terlintas ide dari dalam benakku.

''Waw ... karaokean, boljug tuh!'' timpal Andre.

''Boljug iku opo toh?'' tanya Dimoz heran.

''Hadewh ... boljug itu boleh juga! Hehehe ...'' terang Andre.

''Oh ... yo wis ... aku setuyu eh setuju wae ...'' tanggap Dimoz akhirnya.

''Ya ... aku juga ngikut aja!'' imbuh Andy.

''Oke ... jadi kalian semua setuju ya, kalau nanti kita bayarnya patungan?'' ujarku lagi memperjelas.

''Ora usah patungan, Herio ... biar aku sing bayar semuanya,'' tukas Dimoz mengejutkan.

''Hah ... serius Moz? Kamu yang mau traktir kami semua?'' timpal Andre seolah tak yakin.

''Yoi ... tenang aja!'' balas Dimoz.

''Dimoz ... beneran nih, kamu tidak keberatan?'' kataku.

''Rapopo ... aku sudah siapkan dananya, kok ....''

''Dimoz, biar kamu tidak terlalu berat, nanti aku ikutan yang nambahin aja, ya ....'' sambung Andy.

''Ah, gak usah koko ... uangku cukup, kok ....''

''Ya sudah ... kalau begitu kita langsung ke TKP aja, yuk!'' ungkapku sembari menggiring teman-temanku ini menuju ke tempat karaokeannya.

Di depan pintu masuk, kami berempat disambut oleh para reseptionis yang cantik-cantik. Aku dan Dimoz langsung menyewa sebuah kamar karaoke untuk waktu dua jam pada salah satu wanita itu. Setelah mengurus ini dan itu, akhirnya perempuan yang berpakaian ketat sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sexy itu membawa kami berempat ke sebuah ruangan. Sampai di depan ruangan wanita ini membukakan pintunya dan menyilahkan kami berempat untuk memasuki room yang cukup luas itu.

 Sampai di depan ruangan wanita ini membukakan pintunya dan menyilahkan kami berempat untuk memasuki room yang cukup luas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


''Baiklah ... jika ada sesuatu yang ingin kalian butuhkan, kalian bisa tekan tombol, nanti tim kami akan melayani kalian ... ada yang ingin kalian tanyakan lagi?'' ujar si reseptionis ini dengan lembut dan ramah.

''Tidak, Mbak ... saya rasa sudah cukup!'' jawabku.

''Baiklah ... silahkan menikmati fasilitasnya dan selamat bersenang-senang!'' kata Mbak Reseptionis lagi.

''Terima kasih!'' sahut Aku dan teman-teman kompak.

Lalu wanita berdandan menor itu pun pergi meninggalkan kami.

Setelah kepergian wanita itu, kami berempat langsung beraksi di Karaoke Room. Andre dengan sigap memilih-milih tembang yang akan dinyanyikan, kemudian si Dimoz menyalakan lampu disco-nya, sementara Andy langsung duduk manis di sofanya. Aku sendiri masih bingung harus berbuat apa? Mereka bertiga nampak sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Musik sudah mulai terdengar, Andre sudah siap untuk mengeluarkan suara emasnya, Dimoz sudah siap juga untuk beradu vocal, Andy masih duduk manis sambil memperhatikan sikap Andre dan Dimoz yang terlalu bersemangat sekali. Lagu pertama sudah dilantunkan sama Andre dengan suara yang cukup merdu. Lagu dangdut yang di-cover sama Cita citata, Goyang Dumang ini dibawakan oleh Andre dengan sangat apik, musik rancaknya membuat Andy jadi ikutan bergoyang, Dimoz juga jingkrak-jingkrak mengekspresikan dirinya yang terlihat sangat bahagia. Mereka bertiga benar-benar seperti teman yang sudah lama kenal, kompak dan solid. Aku jadi senang melihat mereka bertiga, walaupun aku belum bisa melebur dengan keceriaan mereka. Entahlah, meski aku yang mengumpulkan mereka, tapi aku merasa sulit untuk menyatu bersama ketiga laki-laki yang memiliki latar belakang serta berbagai macam ras dan kepribadian yang berbeda itu.

Sepertinya aku masih jaim dan malu-malu untuk turut mengekspresikan diri seperti mereka.

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang