Ketika aku memasuki ruangan karaoke, aku melihat Andre dan Dimoz sedang asik menyayikan lagu duet yang romantis, lirik lagunya sangat syahdu seolah mewakili curahan hati mereka yang memang saling tertarik antara satu dengan yang lainnya, aku merasa mereka berdua pasangan yang klop. Sementara itu, Andy nampak duduk terpaku di sofa, dia seperti kambing congek di antara kedekatan Andre dan Dimoz. Sehingga, saat cowok China ini melihat kehadiranku, dia langsung bangkit dari sofanya dan segera menghampiri aku dengan mimik wajah yang berseri-seri.
''Herio ... kamu dari mana saja?'' tanya Andy.
''Cuma dari toilet,'' jawabku.
''Please jangan kemana-mana lagi ... Kamu temani aku di sini! Sepertinya Andre dan Dimoz mulai saling tertarik, dari tadi aku cuma jadi nyamuk di tempat ini.'' kata Andy dengan mimik wajah seperti orang yang culun.
''Hehehe ... Andy, kalau kamu tidak mau jadi nyamuk kamu ikutan bergabung dengan mereka dong!''
''Gak ah ... aku maunya sama kamu. Hehehe ....''
Aku jadi memandang wajah Andy yang kelihatan lucu saat galau begini, wajah orientalnya mengingatkan aku pada cowok yang ku temui di toilet tadi. Andy juga tak kalah tampan dengan cowok yang mirip bintang Korea itu.
''Okelah ... kalau begitu kita jadi pasangan untuk menyaingi mereka!''
''Yes, I like it ....''
Andy merangkul pundakku, dia merapatkan tubuhnya ke tubuhku dan menunjukan keakraban ini di depan Andre dan Dimoz yang masih mengumbar kemesraan.
''Baru ditinggal sebentar saja, kalian udah seintim itu, ya ...'' selorohku di hadapan Andre dan Dimoz, mereka berdua hanya ngakak saja.
''Ya aku merasa nyaman nih dengan Dimoz ... dia orangnya asik, hehehe ...'' timpal Andre sambil memeluk Dimoz dan mencium pipinya yang agak chubby.
''Hahaha ... anggap aja Andre sebagai partner dating-ku malam ini!'' imbuh Dimoz seraya membalas ciuman Andre, benar-benar tak mau kalah.
''Jadi secara tidak langsung, kalian setuju ya, kalau aku berpasangan dengan Herio ...'' ungkap Andy tiba-tiba yang membuatku jadi sedikit GR (gede rasa). Apalagi dia memelukku dengan sangat erat dan berani mencium pipiku.
''Yups ... tidak masalah, anggaplah kita seperti sedang melakukan double date!'' tanggap Andre.
''Hehehe ... kalian emang sedikit gila pemikirannya ...'' ujarku seraya melepas pelukan Andy yang sebenarnya kurang nyaman dan membuatku gugup.
''Herio, ayolah ... jangan anggap serius. Ini hanya buat kita bersenang-senang saja.'' Andy merayuku dan memelukku kembali.
''Okelah ... aku nurut pada kalian ...'' kataku menyerah dan membiarkan Andy mengeksplorasi tubuhku.
''Nah, ngono dong!'' timpal Dimoz dengan suara medhok-nya, kemudian tanpa canggung pria Jawa ini mencium bibir Andre dengan begitu antusias dan penuh gairah. Andre membalas ciuman Dimoz dengan melumat dahsyat bibir Dimoz, mereka berdua melakukan adegan American kiss yang terlalu liar dan hot untuk konsumsi mata.
Malam ini, di ruang karaoke, selain kami bernyayi dan berjoget, kami juga bermesraan dengan pasangan kita masing-masing. Aku, Andy, Andre, dan Dimoz mempraktekan double date yang romantis dengan cara kamj sendiri. Aku hanya mengikuti alur mereka, walaupun aku tidak sepenuhnya menikmati aksi-aksi yang menurutku nakal dan di luar kebiasaanku, tapi aku berusaha membaur dan menjadi bagian dari kehangatan persahabatan yang mereka ciptakan. Tujuan kami hanya satu, tertawa bersama dan merasakan kebahagiaan bersama pula.
Bahagia itu sederhana, dan kebahagiaan itu kita sendiri yang mencipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Putih Di Lembar Hitam
Short StoryUntuk 17++ Dia Ranggaku, brondong tampan yang membuatku jatuh cinta. Memberi warna baru dalam hidupku untuk menjelajahi dunia cinta semu.