Lembar Ke-40 : Cerita Adi

1.9K 77 1
                                    

Aku menutup rapat-rapat pintu kamar tidurku. Aku menjatuhkan badanku di atas kasur yang sudah lusuh. Aku merasa lega karena terbebas dari godaan bocah ingusan yang sebenarnya membuat jantungku berdebar-debar. Rangga dan alat kelaminnya berhasil meracuni otakku untuk berfantasi yang jauh lebih bergairah. Aku terangsang dan ingin melampiaskan syahwatku. Namun, tubuhku terlalu lelah untuk berjibaku dengan nafsuku yang membara. Aku menghilangkan pikiran-pikiran kotor itu dan berusaha memejamkan mataku hingga aku tertidur dengan pulas.

 Aku menghilangkan pikiran-pikiran kotor itu dan berusaha memejamkan mataku hingga aku tertidur dengan pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam 5 sore aku terbangun, ketika handphone-ku berdentang karena Aa' Iyan menelponku. Aa' menanyakan keberadaanku dan memberitahukan dia serta keluarganya sudah tiba di rumahnya. Dia merasa lega dan gembira karena aku mengikuti ucapannya, aku pulang ke kost-an dan tidak pergi bersama dengan teman-teman FB-ku. Aku memang tidak ingin mengecewakan dia, karena bagaimanapun juga aku masih sayang sama Aa'. Walaupun rasa sayangku terhadapnya membuat hatiku bersedih karena tidak dapat memiliki dia seutuhnya. Aa' Iyan lelaki yang ku cinta telah memiliki anak dan istri, dan aku hanya sebagai selingannya saja. Anehnya, aku tidak bisa memusnahkan perasaanku terhadapnya, semakin aku menghidar semakin besar cintaku kepadanya. Entahlah, sampai kapan aku akan menjalani hubungan cinta semacam ini, aku hanya mengikuti alur kehidupan, seperti air yang mengalir, terus berjalan hingga tiba di muara nanti.

Jam 7 malam, aku mendapat pesan dari si mata bening, Adi. Dia menceritakan semua apa yang terjadi setelah sepeninggalanku.

Adi dan kawan-kawan pergi ke Ciputat (rumah Adi). Mereka bertiga (Adi, Bram, dan Vero) naik bus kota sementara Ronal naik sepeda motor milik Adi. Rupanya saat Adi dan Ronal datang ke Monas mereka berboncengan dengan menggunakan sepeda motor. Mengapa Adi naik bus kota? Karena Adi hendak menunjukan arah rumahnya kepada Bram dan Vero, agar mereka tidak tersesat. Ada cerita lucu saat mereka bertiga berada di dalam bus kota. Adi yang tak biasa naik kendaraan umum, mendadak mabok kendaraan dan muntah-muntah di dalam bus, tak bisa dibayangkan bagaimana malunya si Adi pada saat itu. Wajah pias dan pucatnya terpaksa harus disembunyikan dari penglihatan para penumpang yang lainnya.

__ Hehehe ... kasihan si Adi.

Di rumah Adi, mereka semua melakukan kegiatan yang cukup menarik, selain ngobrol mereka juga berjoget-joget seperti orang gila mengikuti iringan musik dugem yang menghentak dan distel cukup keras hingga memekakan kuping, mereka bergoyang bagai berada di lantai dansa klub-klub malam. Capek berdugem ria, mereka melanjutkan dengan menyantap hidangan mie ayam yang mereka beli dari tukang mie yang berkeliling di lokasi rumah Adi. Habis makan ... ada cerita seru yang tak luput diceritakan oleh Adi. Diam-diam Adi menaruh hati kepada Vero, lalu tanpa ragu Adi mengajak vero masuk ke kamar pribadinya. Di ruangan itu mereka melakukan sesuatu yang membuat jakun naik turun. Awalnya mereka ngobrol intim, kemudian mereka saling mendekat dan terjadilah ciuman dadakan yang menggugah syahwat. Tanpa sadar mereka membuka pakaian mereka masing-masing hingga mereka telanjang bulat lalu mereka bergulat di atas ranjang. Adi menghisap penis Vero begitu juga Vero, tanpa ragu dia menghisap penis Adi mereka melakukan adegan bercinta yang kita kenal dengan istilah 69 style. Adegan sensual yang memberikan rangsangan secara bersama-sama hingga mendapatkan kenikmatan yang sama pula. Mereka terus berpacu dalam indahnya hubungan bersenggama meski tanpa dasar cinta yang kuat, mereka terbuai dengan nafsu hingga mereka mencapai puncak asmara. Baik Adi dan Vero sama-sama bucat, mereka menyemburkan magma putih yang cukup banyak dan keluar dari lubang kencing mereka masing-masing. Keduanya sama-sama puas, dan sama-sama lemas.

Setelah mereka berejakulasi, mereka mandi bersama kemudian mereka keluar kamar dengan kondisi badan yang sudah rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mereka berejakulasi, mereka mandi bersama kemudian mereka keluar kamar dengan kondisi badan yang sudah rapi. Saat mereka keluar mereka melihat Bram dan Ronal sedang merokok dengan jarak yang berjauhan seperti orang yang sedang bermusuhan. Adi tidak tahu, apa yang mereka lakukan selama dia dan Vero bercinta di kamarnya.

Menjelang maghrib, mereka semua membubarkan diri dan pulang ke tempatnya masing-masing. Hingga akhirnya Adi sendirian di rumahnya. Hanya sepi yang menjadi sahabat terbaiknya. Dan di saat sepi itulah dia meraih smartphone-nya dan menceritakan semua pengalamannya bersama Vero, Bram, dan Ronal kepadaku.

Aku hanya memberikan tanggapan sebuah emoji senyuman sebagai perwakilan senyum manisku. Rupanya apa yang dikatakan Aa' Iyan itu ada benarnya juga, ternyata sebagian besar cowok-cowok gay, mengadakan pertemuan atau pesta hanya untuk melampiaskan hasrat seksualnya semata. Seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat kebugaran dan spa terkenal di wilayah Kelapa Gading, Jakarta utara.

Semoga kita terlindungi dari kegitan-kegiatan yang semacam itu. Masih banyak kegiatan positif yang bisa kita lakukan daripada menuruti hawa nafsu seksual saja yang tak pernah ada habisnya.

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang