Lembar Kesepuluh : Bersyukur

3.6K 103 10
                                    

Usai makan santapan siang, Aa' Iyan mengajakku ke sebuah musholla untuk menjalankan sholat dzuhur berjamaah. Setelah berdo'a kami berjalan kembali ke tempat KIR. Aa' menunjukan sebuah sedan berwarna merah maroon yang tipe dan modelnya merupakan mobil keluaran terbaru di perusahaan Aa' Iyan bekerja. Mobil itu sedang diurus oleh petugas KIR dan pengerjaannya hampir selesai. Salah satu dari petugas itu memanggil Aa' kemudian mereka berdua terlibat perbincangan yang tidak ku ketahui. Mereka nampak membicarakan hal yang cukup serius, lalu sang petugas memberikan beberapa lembar nota yang harus ditandatangani oleh Aa' Iyan. Sejurus kemudian para petugas tersebut meninggalkan Aa' Iyan karena proses penge-KIR-an sudah berakhir.

Aa Iyan memanggilku, lalu dia membuka pintu mobil sedan mewah itu dan menyuruhku masuk. Aku menurut apa yang diperintahkan Aa'. Setelah aku berada di dalam mobil ini Aa' segera menyusul dan mengambil kemudi.

 Setelah aku berada di dalam mobil ini Aa' segera menyusul dan mengambil kemudi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aa' Iyan

''Pakai seatbelt-nya, Herio!'' perintah Aa' Iyan dan aku manut saja. Lalu dia mulai men-stater mobilnya dan sedetik kemudian dia menggerakan mobil baru ini. Aa' tak banyak bicara karena dia lebih fokus mengendalikan setir mobil ini dan melajukan dengan sangat hati-hati untuk bisa keluar dari tempat KIR yang notabene penuh dengan kendaraan terparkir sehingga jalanannya jadi sangat sempit, hanya orang yang memiliki keahlian stir yang tinggi dan profesional yang bisa melalui dan menaklukannya. Dan Aa' Iyan adalah salah satunya, dia memang sopir yang penuh dedikasi tinggi dan profesionalitasnya tak diragukan lagi.

Setelah mobil berada di jalanan umum, Aa' bisa bersikap santai dan mengajakku ngobrol.

''Beginilah pekerjaan Aa', Rio!'' ujarnya pelan di sela-sela mengemudi.

''Keren A' ...'' timpalku.

''Apanya yang keren, Herio?''Aa' melirikku dengan pandangan skiptis.

''Pekerjaan Aa' ... terus aksi tadi di tempat KIR juga keren, mengingatkan aku pada film action; Fast And Furious. Sumpah ... Herio kagum banget, Aa' bener-bener driver yang is the best!"

''Hahaha ... kamu bisa aja, Herio!'' Aa' Iyan tertawa ngakak sambil mengacak-ngacak rambutku.

''Serius Aa' ....''

''Ah, kamu terlalu lebay atuh memujinya!

''Hehehe ...'' Aku dan Aa' kompak terkekeh.

''Oh ya ... sudah berapa lama Aa' jadi driver?" tanyaku.

''Mau tahu aja atau mau tahu banget?" jawab Aa'.

''Iihh ... Aa' kok jadi alay sih, Herio tanya serius tahu A'!"

Aa' Iyan tersenyum simpul.

''Hmmm ... kasih tahu gak, ya?'' ujarnya.

''Gak usah kasih tahu ... tempe aja!" timpalku agak ketus.

"Hahaha ...." Aa' Iyan terbahak-bahak. Aku, manyun!

 Aku, manyun!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Herio

''Iiih, Ayangnya Aa' ngambek!" Aa' mencubit gemas pipiku. Aku bersingut kesal.

''Habis ... ditanya bener-bener malah ngalay ... mending Aa' jadi penonton bayaran aja deh!" kataku dongkol.

''Hahaha ... kamu kalau lagi ngambek tambah manis deh, Rio!''

''Gombal ... Au ah gelap!"

''Hahaha ....'' Aa' Iyan pun makin ngakak. Aku makin manyun.

''Aa' Iyan udah cukup lama menjalani profesi ini, Herio. Mungkin sudah 10 tahunan!'' Akhirnya Aa' menjawab dengan nada serius, kalau lagi serius begini dia nampak berwibawa, wajahnya yang kurang hensem tapi kharismatik itu membuatku jadi terpana dan makin terpedaya dengan sikap pembawaan dirinya yang super dewasa.

''Oh ya ... sudah lama juga ya, A'?"

''Ya ... dari dulu Aa' bekerja hanya pada satu tempat saja ... tidak pernah pindah-pindah."

''Wah ... beda banget ya, dengan Herio! Kalau Herio mah, udah sering pindah-pindah, A' ... Jika Herio tidak betah pasti risign."

''Ya itu prinsip Aa' ... dan kamu juga kalau bisa cukup bekerja pada satu tempat saja!"

''Kalau ada tempat yang lebih baik ngapain harus bertahan pada satu tempat A'?"

''Kadang kebanyakan orang mungkin berpikir begitu ... mereka menganggap tempat lain lebih baik dari tempat yang sekarang, padahal sebenarnya sama saja bahkan mungkin lebih buruk ... kamu akan menganggap sesuatu itu baik jika kamu bersyukur dengan apa yang kamu dapatkan sekarang, Herio ....''

''Iya seeh ... ada benarnya juga pemikiran Aa'!"

''Intinya adalah bersyukur, Herio ... karena dengan bersyukur, Tuhan akan melipatgandakan nikmatnya."

''Iya A' ... Aa' benar!"

Aku dan Aa' tersenyum.

Makin salut aku dengan pola pikir Aa' Iyan, dia memiliki jiwa rasionalis dan sikap nerimo yang tulus. Luar biasa. Beruntung aku mengenal laki-laki ini, tak hanya pengalaman hidupnya yang bisa dijadikan contoh tapi juga ketegaran dan berpandangan jauh kedepannya yang sangat pantas mendapat acungan jempol.

Hebat ... hebat ... dan hebat. __Itu menurutku!

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang