Perburuan cowok-cowok keren segera dimulai, aku semakin aktif di media sosial seperti Facebook, Twitter, Line, dan aplikasi chating spesial yang lainnya (Blued, Grindr, Hornet, Guyz dsb). Aku berkenalan dengan banyak orang terutama mereka-mereka yang memiliki orientasi seksual yang sama denganku. Aku pun tak segan bertemu dan bertatap muka dengan orang-orang itu untuk menjalin tali silaturahmi.
Jujur, aku senang berkenalan dan bertemu dengan orang-orang baru seperti mereka, namun terkadang ada sesuatu yang membuatku jadi enggan untuk bergaul dengan kaum penyuka sejenis itu, karena pemikiran mereka tidak selaras dengan pemikiranku. Aku hanya ingin mengobrol dan berbagi kisah saja, tetapi mereka menginginkan yang lebih, ketika aku menolaknya berbagai spekulasi berhamburan dari mulut-mulut pedas mereka yang seperti cabi rawit Jawa.
Mereka tanpa segan mengatakan aku dengan istilah-istilah yang tidak enak dicerna di indra pendengaranku, Muna-lah ... Sok Gantenglah ... suka pilih-pilihlah ... ya ... begitulah dunia terong-terongan. Ketulusan dalam menjalin persahabatan nyaris tidak ada. Mereka lebih mengedepankan slogan, "Just For Fun'' untuk meraih kepuasan seksualnya daripada membuat hubungan pertemanan yang jauh lebih bermakna. Dan, aku adalah tipikal orang yang lebih memilih dikatakan 'Munaroh' daripada harus menghilangkan rasa 'Persaudaraan'.
Well ... ketika aku menghadapi orang-orang yang semacam itu, langkah yang paling bijak cukup dengan Delete Contact atau Unfollow media sosialnya. Simple 'kan? Karena aku yakin masih ada orang yang tepat untuk menjadi sahabatku.
Seperti beberapa hari ini, aku telah meng-konfirmasi sebuah permintaan pertemanan dari sebuah akun FB yang bernama Dimoz, dia seorang laki-laki yang tinggal di daerah kota Semarang. Betul, dia orang Jawa. Dan kalau dilihat dari foto-fotonya, dia orangnya sederhana, tidak neko-neko dan tulus dalam menjalin persahabatan. Saat chating dia juga cukup sopan dan memiliki tutur bahasa yang nyaman sehingga sangat cocok dijadikan tempat curhat.
Dimoz
Selain aku dekat dan sering berkomunikasi dengan Dimoz lewat IM, aku juga berkenalan dengan Andre yang mengaku tinggal di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Berbeda dengan Dimoz, Andre memiliki ciri fisik yang lebih menarik kalau dilihat dari foto profilnya. Dan, karena dia masih berada di wilayah Jakarta, akhirnya aku memberanikan diri untuk mengajak ketemuan dengan Andre.
Pada hari sabtu malam, di bawah sinar bulan purnama yang terang aku bertemu dengan Andre di sebuah taman patung proklamasi yang berada di daerah Senen, Jakarta Pusat. Sesuai dalam fotonya, Andre memang mempunyai postur tubuh dan tampang yang tergolong good looking. Badannya cukup tinggi serta mempuyai warna kulit yang kuning langsat. Yang paling mencolok dari wajah innocent-nya adalah ada setitik tahi lalat yang berada di tepi bibirnya. Sungguh, tahi lalat itu menjadi pemanis di setiap senyumannya yang nampak cool dan indah.
Andre
Aku dan Andre hanya mengobrol ini ono kucrut sampai mulut berbusa, kemudian dia mengajakku dinner di salah satu warung pinggiran jalan. Di situ kita memesan makanan dengan menu seafood yang dimasak ala bumbu padang. Usai makan, kami pulang ke rumah masing-masing, lalu kami membuat janjian untuk bertemu kembali minggu depan di sini, di tempat yang sama. Oke ... aku pun menyanggupi, aku sangat senang bertemu dengan dia karena dia mematuhi prosedur dan mengikuti aturan yang aku inginkan. Dan yang menjadi nilai plus dari cowok yang masih keturunan Sunda itu, dia cukup manly, dandannya fashionable dan tidak berlebihan. Meskipun demikian aku hanya sekedar menyukainya tanpa ada rasa yang dapat menggetarkan hatiku. Entahlah ... Aku memang susah untuk jatuh cinta kembali.
Tak cukup berteman dengan Dimoz dan Andre, aku lagi-lagi mencari kenalan baru di media sosialku. Dan ada satu orang yang ingin mengenalku lebih dekat, dia seorang pria yang mempunyai nama Andy. Andy merupakan cowok keturunan Tiong hoa, sehingga dia memiliki wajah yang oriental, dengan mata yang sipit dan warna kulit yang putih cerah. Tampangnya lumayan ganteng dan mirip dengan bintang mandarin terkenal jaman dulu, Tonny Leung.
Andy
Singkat cerita, aku dan Andy menjadi akrab dan akan mengadakan pertemuan pada malam minggu nanti di tempat di mana aku janjian dengan Andre. Tentu tanpa sepengetahuan Andre maupun Andy, karena aku membuat rencana akan bertemu dengan mereka pada hari dan jam yang sama. Aku yakin ini akan menjadi seru dan menyenangkan karena dalam waktu bersamaan aku dapat menjumpai dua orang yang cakep-cakep. Aku jadi tidak sabar menunggu hari yang spesial itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Putih Di Lembar Hitam
Short StoryUntuk 17++ Dia Ranggaku, brondong tampan yang membuatku jatuh cinta. Memberi warna baru dalam hidupku untuk menjelajahi dunia cinta semu.