Lembar Ke-88 : Tidur Lagi

1.8K 65 15
                                    

Tubuh Rangga masih basah kuyup dan kelihatan sangat kelelahan. Aku membaringkan dia dan mengelap semua keringatnya dengan menggunakan tisu. Dengan telaten aku mengusap tubuh Rangga sambil memandangi wajah tampannya yang nampak sedikit canggung. Pandangannya menerawang jauh dan aku tak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Meskipun dia melemparkan senyuman manis kepadaku, tapi aku merasa dia menyembunyikan sesuatu di balik senyuman itu.

''Rangga ... apakah kamu capek?'' tanyaku sembari mengusap rambutnya yang lepek karena keringat.

Rangga hanya mengangguk.

''Kalau begitu kamu beristirahatlah ... aku rasa masih ada waktu buat kita tidur lagi,'' ujarku sambil menutupi tubuh bugil Rangga dengan kain selimut.

''Mas Her ... gak jadi dikeluarin juga?'' celutuk Rangga.

''Tidak usah ... aku sudah tidak horny lagi,'' sahutku.

''Tapi kontol Mas Her ... masih ngaceng tuh!'' Rangga melirik dedek imutku yang masih nampak berdiri tegang.

''Hehehe ... sebentar lagi juga lemes kok, Rangga ...''

''Rangga bantuin ngocokin ya, Mas ... atau isepin deh!''

''Jangan, Rangga ... aku tahu kamu masih sangat lelah ... karena kamu habis mengeluarkan banyak energi ...''

''Rapopo, Mas Her ...''

''Sudahlah, Rangga ... sebaiknya kita tidur lagi aja, besok kamu sekolah, aku juga kerja ...''

''Mmmm ... iya sih, Mas ...''

''Benarkan ... aku juga mau tidur lagi ... aku juga sudah capek ...''

Aku membaringkan tubuhku di sebelah Rangga, lalu menutupi tubuhku dengan selimut yang sama dengan yang dipakai Rangga. Aku tarik kepala Rangga dan mendekatkannya ke dadaku. Aku mengusap-usap rambutnya dengan penuh kasih sayang hingga Rangga terlelap kembali. Setelah Rangga tertidur, aku memandangi wajah gantengnya lalu mengecup keningnya dengan sangat lembut.

(Maafkan aku Rangga ... bukannya aku tidak mau kamu memberikan service sex kepadaku, tapi aku merasa kasihan sama kamu, kamu sudah sangat kelelahan sehingga aku tidak tega memaksakan kamu untuk melayaniku. Aku juga sebenarnya sangat menyesal karena telah menjerumuskan kamu masuk ke dalam dunia ku, dunia pelangi ... dunia di mana penuh dengan warna-warni kehidupan yang rumit dan sulit untuk dipahami oleh sebagian orang ... kamu masih terlalu muda untuk menjadi bagian dari perjalanan hidupku yang menjadi seorang pria homoseksual.)

Entah ... tiba-tiba mataku jadi berkaca-kaca, aku merasa sangat sedih sekali. Aku jadi mengingat masa-masa silam yang menyebabkan aku menjadi seperti ini. Aku tidak tahu, apakah peristiwa waktu kecil itu yang menjadi pemicu hingga aku terjun dan terjerembab pada hubungan kasih sejenis atau memang dalam darahku sudah mengalir gen-gen penyuka sesama lelaki. Ah ... bila aku memikirkan hal ini, aku jadi menangis sendiri, karena pada dasarnya aku menginginkan kehidupan normal seperti kebanyakan orang. Aku tidak ingin menjadi gay ... aku tidak mau jadi seorang laki-laki yang doyan kontol ... aku ingin menikah ... memiliki istri dan anak ... namun aku sadar saat ini Tuhan belum mengirimkan perempuan untuk mendampingi hidupku, walaupun demikian aku percaya ... karena Tuhan akan memberikan yang terbaik buatku ... aku sangat bersyukur, karena Tuhan mempertemukan aku dengan orang-orang yang pastinya baik untukku meskipun mereka bukan seorang perempuan.

Diam-diam aku menitikan air mataku ... aku merasa orang yang penuh dengan dosa. Namun apalah dayaku bagaimanapun juga aku ini hanya insan yang mencoba mengikuti skenario yang Tuhan tuliskan buatku ... Dan inilah diriku ... di balik keceriaanku tersembunyi rasa kesepianku, dalam kemandirianku tersamar kemanjaan yang tak terungkap, aku nampak tegar namun di hatiku rapuh.

Aku memeluk tubuh Rangga dengan sangat erat, dan mencoba menghapus semua kesedihanku. Aku memejamkan mataku dan berusaha menghabiskan sisa waktu tidurku yang tersita karena godaan nafsu sesaat yang sangat sulit untuk menghalaunya ... Entahlah ... sampai kapan aku akan menjalani kehidupan semacam ini ... aku hanya mengikuti arus karena setiap kita adalah penggalan cerita yang menyusun alur dalam kehidupan kita masing-masing.

Akhirnya ... aku tertidur bersama Rangga.

__Ya ... aku dan Rangga tidur masih dalam keadaan bugil. Ssssssttt ... jangan bilang siapa-siapa, ya!

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang