Lembar Ke-90 : Kerja

2.1K 52 2
                                    

Ah ... driver ojek on line yang satu ini memang luar biasa deh ... pesonanya benar-benar membuatku jadi salah tingkah, diam-diam aku jadi nge-fans kepadanya. Tak hanya tampan, lelaki ini juga wangi dan sangat memperhatikan penampilannya. Entah, apa parfum yang digunakannya, aromanya membuatku terhipnotis dan membuat pikiranku tidak fokus. Aku jadi membayangkan sesuatu yang di luar akal sehatku, sehingga menimbulkan ekspektasi-ekspektasi konyol yang mustahil bila menjadi kenyataan. Bagaimana mungkin aku berpikir kalau driver ini menjadi BF-ku, terus dia yang selalu mengantar jemputku tiap hari ... alangkah romantisnya ... bila saat dibonceng begini aku memeluknya dari belakang, lalu aku menyandarkan kepalaku di punggungnya yang lebar ... rasanya pasti sangat nyaman ... tapi sayangnya ini hanya khayalanku semata.

''Stop, Bang!'' seruku sambil menepuk bahu si driver keren itu ketika kami bedua sudah melintas di depan gedung perkantoranku.

Dengan sigap lelaki ini menge-rem motornya lalu berjalan menepi dengan pelan. Setelah motornya berhenti, aku langsung turun dari jok motor dan melepaskan helm-nya.

''Terima kasih ya, Bang ...'' ujarku sambil menyerahkan helm itu bersama dengan ongkos yang sesuai argo ke tangan si driver, "kembaliannya ambil saja, Bang ... itu buat tips Abang!'' lanjutku.

 itu buat tips Abang!'' lanjutku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Wah ... terima kasih banyak ya, Mas!'' balas si driver ganteng ini dengan senyum yang merekah. Senyuman lebar penuh keceriaan. Sangat manis ... tak bosan aku memandang wajahnya yang terlalu innocent untuk menjadi seorang tukang ojek.

''Sama-sama, Bang ...'' timpalku.

''Jangan lupa, Mas ... kasih bintang lima buat saya!''

''Oke!'' Aku mengacungkan jempolku di hadapan pria itu. Lalu tanpa menunggu lebih lama, driver ojek ini pun berlalu dari pandanganku.

Hmmm ... andai dia jadi BF-ku ... pasti aku sangat senang sekali.

Aaacchhh ... apa sih, yang aku pikirkan kenapa aku jadi begini? Mengharapkan sesuatu yang tak akan pernah menjadi terwujud. Seperti pepatah yang mengatakan ... bagai pungguk merindukan bulan ... Mustahil!

Enaknya berkhayal, sampai aku melupakan kalau aku sudah terlambat terlalu lama, aku harus siapkan kuping gajah, muka tembok, dan kulit badak untuk menghadapi ocehan leader-ku nanti.

Dengan langkah berat aku memasuki kantorku, saat aku membuka pintu ruang kerjaku, semua mata langsung tertuju kepadaku sambil melirik jam tangan mereka masing-masing. Mereka diam, tapi seolah mereka berkata, "Jam berapa ini? Kok baru datang?'' Tatapan mereka menyebalkan, tapi aku tidak peduli, aku langsung menghampiri meja kerjaku dan duduk manis di kursinya. Kemudian dengan sigap aku menyalakan komputerku sembari menyiapkan headset-ku, dan beberapa menit kemudian aku sudah ready untuk bekerja. Aku beruntung, leader-ku hari ini tidak ada di meja kerjanya. Entah, kemana dia ... ku harap dia juga datang terlambat atau lebih bagus lagi kalau dia tidak datang ke kantor hari ini. Hehehe ... ngarep!

Aku menyelesaikan pekerjaanku hari ini dengan senang hati, tak ada kendala yang berarti hingga tiba waktunya untuk makan siang dan sholat jumat.

Yess ... hari jumat itu hari yang sangat menyenangkan, terasa pendek dan hari terakhir weekdays ... karena besok sudah weekend ... hari yang paling ditunggu-tunggu karyawan. Tentu saja hari libur ... meskipun terkadang liburan hanya di rumah dan membosankan, tapi itu lebih baik dari pada berkutat dengan keyboard dan layar komputer yang bikin mumet.

Akhirnya ... sore pun tiba, jam kerja sudah selesai. Semua karyawan meninggalkan meja kerjanya masing-masing dan berhamburan ke tempat parkir bagi yang datang menggunakan kendaraan pribadi, dan yang lainnya menunggu angkot atau pun jemputannya.

Aku sendiri masih berdiri di tepi jalan, aku masih enggan untuk pulang ke kost-an, tapi aku tidak tahu mau kemana? Bingung ... tidak ada tujuan, hingga akhirnya aku memutuskan untuk mampir ke Mall Atrium Senen. Aku ingin berkelana di situ. Siapa tahu dapat kenalan baru di sana.

Let's Go!

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang