Lembar Ke-25 : Sate

2.2K 78 2
                                    

Selesai Sholat Ied, aku dan keluarga Aa' Iyan sarapan dengan menu masakan khas Lebaran, lontong dan opor ayam. Kami makan dengan perasaan hati yang gembira.

Sekitar pukul 9 pagi, aku dan anak-anak Aa' Iyan menyaksikan proses penyembelihan hewan korban di masjid. Ada beberapa ekor kambing, kerbau, dan sapi yang merupakan sumbangan dari jamaah sebagai hewan qurban mereka.

Menjelang siang Aa' mengajakku bermain ke rumah sahabatnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kediaman Aa'. Rumahnya sangat besar berlantai dua, dilihat dari luar rumah ini seperti kediaman para pejabat atau artis terkenal, pagarnya menjulang tinggi dan dipenuhi dengan pagar kawat berduri, di sudut-sudut ruangannya banyak hiasan-hiasan dengan ornamen yang memiliki nilai artistik yang tinggi.

Disana aku diperkenalkan dengan sahabat Aa' Iyan yang bernama Om Gani, usianya sekitar 60 tahun, penampilannya sederhana, saat melihatnya laki-laki itu hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek, sekilas gesture tubuhnya menyerupai pengusaha terkenal Opa Bob Sadino. Om Gani timggal bersama istri mudanya yang bernama Tante Mona yang usianya lebih muda 12 tahun dari Om Gani. Berbeda dengan Om Gani, penampakan Tante Mona lebih mentereng, wajahnya penuh dengan permak operasi plastik, beberapa perhiasan mahal menghiasi tangan, kaki, dan lehernya, kalau berjalan terdengar gemerincing seperti suara kencrengan pengamen jalanan. Pakaiannya juga terlihat mewah dan glamor. Konon, Tante Mona merupakan salah satu owner butik yang ada di kawasan Tanah Abang. Pasangan ini memliki dua orang anak, satu anak laki-laki yang sudah duduk di bangku kuliah dan sedang menimba ilmu di Universitas luar negeri. Dan Seorang anak perempuannya masih duduk di bangku SD kelas 4.

Bila dilihat selayang pandang, mereka nampak keluarga yang harmonis dan bahagia, namun ternyata dibalik semua itu ada banyak intrik dan skandal yang terjadi pada rumah tangga mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bila dilihat selayang pandang, mereka nampak keluarga yang harmonis dan bahagia, namun ternyata dibalik semua itu ada banyak intrik dan skandal yang terjadi pada rumah tangga mereka. Saat Om Gani berada di rumah istri pertamanya, tanpa segan Tante Mona membawa Pria Idaman Lain ke dalam rumahnya hanya untuk mendapatkan kepuasan batin di atas ranjang.

Salah satu pria yang menjadi simpanan dari wanita itu adalah teman dekat Aa' Iyan yang katanya bernama Mas Dirno. Dan secara kebetulan Mas Dirno sedang melintas di depan rumah mewah ini, Aa' Iyan melihatnya dan dia memanggil laki-laki yang berasal dari Jawa Tengah itu lalu Aa' Iyan membujuknya untuk mampir dan laki-laki yang berprofesi sebagai Satpam di pasar Tanah Abang ini tidak menolak.

Mas Dirno turut bergabung dan berbincang-bincang dengan Om Gani, Tante Mona dan juga Aa' Iyan. Mereka cekikak-cekikik mengekspresikan diri setiap ada ucapan dan guyonan yang lucu. Aku hanya menyimak setiap obrolan mereka tanpa banyak berbicara, sejujurnya aku merasa BeTe karena aku bagai seekor kambing congek di hadapan mereka yang terlalu asik mengobrol.

Untungnya ada Mas Darto. Mas Darto itu salah satu sopir di keluarga ini. Dan laki-laki seumuran Aa' ini baru saja mendapatkan daging korban dari sebuah masjid yang jumlahnya cukup banyak,mungkin 5 Kg atau bahkan lebih. Mas Darto mengajakku untuk mengolah daging-daging tersebut untuk dijadikan sate dan masakan yang lainnya.

Dengan dibantu Mbok Darmi (Asisten Rumah Tangga) kami bertiga sibuk dari mulai memotong daging, kemudian membuat tusukan hingga menyiapkan alat panggangan untuk membakar sate-satenya.

Untuk beberapa saat lamanya aku berada di ruang tempat barbeque, aku menyalakan arang, mengipasi hingga bara apinya menganga dan siap digunakan. Setelah semuanya siap aku dan Mas darto mulai membakar satenya. Pit ipat ipit, dengan semangat aku mengoyang kipas, membolak-balik tusukan sate seperti tukang sate yang profesional.

Aku tidak menghiraukan suasana ruangan yang panas dan keringat yang bercucuran sebesar biji jagung. Aku merasa enjoy dan senang melakukan kegiatan seperti ini. Apalagi Mas Darto adalah partner yang kocak, dia selalu menghiburku dengan lawakannya yang tak garing sehingga aku betah dan bisa tertawa lepas tanpa beban. Hari ini aku benar-benar merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Walaupun hanya melakukan kegiatan yang cukup sederhana namun imbas ketenangan dan kesehatan jiwaku bisa aku rasakan.

Aku memang sudah lama tidak melakukan hal-hal diluar rutinitasku, jadi ini seperti obat kerinduanku akan sesuatu yang jarang atau belum pernah aku kerjakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memang sudah lama tidak melakukan hal-hal diluar rutinitasku, jadi ini seperti obat kerinduanku akan sesuatu yang jarang atau belum pernah aku kerjakan. __ Aku suka!

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang