02. Long Day

3.5K 400 122
                                    

"K-Kim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"K-Kim ... M-Mingyu?" ucapku terbata-bata. Sekarang aku merasa linglung. Kucubit lenganku dan terasa sakit. Ini bukan mimpi.

Kim Mingyu Seventeen memang berada dihadapanku.

Jika kondisinya berbeda, mungkin sekarang aku akan menjerit seperti orang gila lalu mengajaknya selca. Namun aku cukup tahu diri, aku tadi sudah mengatai 'pencuri sialan' padanya, bahkan aku memukulnya dengan payung lipatku.

"Jeongmal mianhaeyo, kurasa aku salah orang." Aku berucap sopan sambil menundukkan kepala. Malu dan merasa bersalah, itulah yang kurasakan saat ini. Bahkan rasanya aku tak memiliki keberanian menunjukkan wajahku. Imageku hancur dipertemuan pertama kami. Aku benar-benar fans yang buruk.(Aku sungguh minta maaf)

Hening. Ya Tuhan, bagaimana ini?

Merasa tidak ditanggapi, aku perlahan mengangkat kepalaku dan menemukan Mingyu tengah memandangiku dengan tatapan yang tidak bisa kudeskripsikan. Pasti dia menganggapku aneh.

Aku menggigit bibir bawahku, merasa tersudutkan karena tatapannya. Saat itulah satu hal melintas di kepalaku, teringat bahwa aku harus menelepon polisi secepatnya untuk melaporkan pencuri slingbagku. Mengabaikan Mingyu, dengan tergesa-gesa aku mengambil ponselku dan langsung mendial nomor polisi.

"Maaf, pulsa anda tidak mencukupi-"

Aku mendecak kesal. Ponsel ini benar-benar tidak bisa diandalkan saat situasi darurat. Baiklah, aku akan pergi ke kantor polisi saja. Seingatku letaknya tidak terlalu jauh dari sini. Untuk saat ini slingbag adalah prioritas utamaku.jh

"Jeogiyo!" (Tunggu!)

Suara itu menahanku yang baru saja berjalan dua langkah. Aku tangan yang juga menahan pergelangan tanganku.

Mingyu???

Aku mengerjap-ngerjap sesaat, sebelum akhirnya menoleh.

"Bisakah kau berbagi payung denganku?"

Kulihat ekspresi memohon di wajah Mingyu. Aku mengerjap-ngerjap lagi, mencerna kalimatnya. Tak lama kemudian indra pendengaranku menangkap suara berisik dari atas sana. Benar, hujan baru saja turun. Untung saja lorong ini memiliki atap di atasnya.

"Ah, te-tentu saja." Aku menganggukkan kepalaku dengan canggung.

Kudengar Mingyu berdeham, "Aku minta maaf karena telah menyeretmu ke sini dan membekap mulutmu tadi." Ia memasang wajah bersalah sambil mengusap tengkuknya.

Aku meringis, sadar diri bahwa akulah yang harusnya lebih dulu meminta maaf padanya, "Aku juga minta maaf karena telah memukul punggungmu. Punggungmu baik-baik saja?" tanyaku terselip rasa khawatir. Aku ingat aku memukulkan payungku cukup kuat dan aku takut jika pukulan itu berefek buruk. Bagaimana jika Mingyu tidak bisa ikut comeback karena cedera punggung? Ya Tuhan, aku benar-benar merasa bersalah.

WHY YOU? || KIM MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang