Jeon Siyeon tidak pernah menduga bahwa insiden penjambretan yang menimpanya justru mempertemukan dirinya dengan Kim Mingyu-idol papan atas yang tengah berada di puncak kesuksesan bersama grupnya, SEVENTEEN. Siyeon juga sama sekali tidak menduga bahw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Noona?"
Kepalaku langsung tertoleh ke arah Mingyu. Ia menatap lurus Jungri, sementara Jungri masih membeku di tempatnya berdiri. Keterkejutan sama-sama mendominasi wajah dua orang ini. Aku mengerjap-ngerjap mencoba memahami situasi. Aku tidak salah dengar, kan? 'Noona'? Mingyu menyebut Jungri dengan sebutan Noona di pertemuan pertama mereka?
Tunggu....
Sepertinya aku melewatkan sesuatu.
Dahiku semakin mengernyit, memunculkan satu dugaan di benakku.
Apa mereka pernah bertemu sebelumnya?
"Apa ... kalian sudah pernah bertemu?" Pada akhirnya pertanyaan yang mengisi otakku itu terlontar juga. Jari telunjukku bergerak ragu menunjuk Jungri dan Mingyu bergantian. Mungkin saja 'kan Mingyu pernah berkunjung ke sini ketika aku di luar dan Jungri yang membukakan pintu untuknya?
Jungri yang sejak tadi bergeming layaknya patung itu menoleh cepat ke arahku. Ia menggeleng. "I-ini pertama kalinya kami bertemu, tapi ... waahh, dia sudah menyapaku dengan akrab. A-aku merasa terhormat." Jungri melirik Mingyu sekilas. Ia tertawa ringan di akhir kalimat, meski sesungguhnya ekspresinya nampak kaku, begitu juga dengan nada bicaranya yang terbata-sangat jelas ia tengah mencoba mengatasi situasi canggung yang dirasakannya.
Aku menoleh ke arah Mingyu di sampingku. Ia mengerjap-ngerjap membalas tatapanku sebelum kembali melihat ke arah Jungri lagi. "A.... Mianhaeyo...." Dengan ekspresi meringis canggung, Mingyu menggaruk kepalanya yang kini menunduk.
"Ani, tak masalah." Jungri buru-buru mengibaskan tangannya, mengisyaratkan agar Mingyu tak perlu meminta maaf.
Aku mengulum bibir, menahan senyum melihat interaksi di antara mereka berdua. Bukankah ini menarik? Kakak sepupu dan kekasihku sepertinya akan cepat akrab.
"Kalau begitu kalian harus berkenalan." Aku menarik tangan Jungri agar mendekat, sementara mataku melirik Mingyu memberinya isyarat agar ia memperkenalkan diri lebih dulu.
Mingyu memperkenalkan dirinya sambil menunduk singkat ke arah Jungri. Meskipun sudah mengangkat kepala, pandangannya masih tertuju pada lantai. Apa ia memang sungkan begini ketika berkenalan dengan orang yang baru pertama kali ditemuinya?