God, save me. I'm afraid.
Saat jarak kami tersisa satu langkah saja, tiba-tiba ajusshi itu terhuyung ke belakang. Seseorang yang entah darimana datangnya menarik ajusshi itu mundur dariku.
Tuhan mendengar doaku. Dia mengirimkan seorang penyelamat di saat yang tepat.
"Mwohaneungeoyeyo, ajusshi?" (Apa yang kau lakukan, paman?)
Entah kenapa suaranya familiar.
Wait, wait....
Dia???
Detik itu juga mataku melebar. Aku sadar, bahwa pahlawan itu tidak harus mengenakan jubah ataupun topeng seperti yang ada di film-film. Karena sekarang, tepat di hadapanku. Lelaki yang mengenakan masker menutupi setengah wajahnya dan pakaian serba hitam ini datang di saat yang tepat dan telah menyelamatkanku dari situasi terdesak.
Kim Mingyu.
Tidak ada yang tidak mungkin. Itu memang dia.
"Neon nuguya? Bukan urusanmu!" Aku tersentak, ajusshi itu menepis kasar tangan Mingyu yang masih mencengkram pundaknya. (Kau siapa?)
Aku hanya diam di tempat dengan tangan yang saling menggenggam. Tidak ada yang bisa kulakukan meskipun aku mencemaskan Mingyu.
"Kau sedang mabuk dan berniat melakukan hal buruk padanya?" Mingyu melirikku sekilas lalu kembali melayangkan tatapan tajamnya pada si ajusshi. "Sebelum kau melakukannya, aku akan menghubungi polisi," lanjutnya tegas. Meskipun masih diucapkan dengan sopan, kalimat yang Mingyu lontarkan penuh dengan penekanan.
"Ya, kau cari masalah denganku?! Memangnya kau siapa?!"
Aku menahan napas ketika ajusshi itu mencengkram kerah baju Mingyu dan bersiap melayangkan tinjunya. Tapi sebelum hal yang lebih buruk terjadi, terdengar suara sirine polisi dari kejauhan—polisi bermobil patroli yang berkeliling tiap malam.
Kulihat Mingyu masih bisa bersikap tenang meski kerah bajunya dicengkeram kuat. Ia bahkan memiringkan kepalanya di depan wajah ajusshi tersebut, "Wah, mereka datang bahkan sebelum aku meneleponnya. Jadi ajusshi, segeralah kau pulang sebelum polisi-polisi itu meringkus seorang pemabuk sepertimu."
Ajusshi itu mengumpat lalu menurunkan tangannya yang terkepal dan melepas cengkeramannya dari kerah baju Mingyu dengan kasar. Tanpa mengatakan apapun, dia lantas berbalik pergi dengan langkahnya yang sempoyongan.
Kuhembuskan napasku lega. Akhirnya ajjushi itu pergi.
"Neo gwaenchana?" Mingyu buru-buru menghampiriku. (Kau baik-baik saja?)
Aku mengerjap-ngerjap. Memutar ulang di otakku bagaimana Mingyu datang dengan tiba-tiba untuk menghentikan ajusshi tadi, membuatku memandanginya dengan penuh syukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? || KIM MINGYU
FanfictionJeon Siyeon tidak pernah menduga bahwa insiden penjambretan yang menimpanya justru mempertemukan dirinya dengan Kim Mingyu-idol papan atas yang tengah berada di puncak kesuksesan bersama grupnya, SEVENTEEN. Siyeon juga sama sekali tidak menduga bahw...