Jeon Siyeon tidak pernah menduga bahwa insiden penjambretan yang menimpanya justru mempertemukan dirinya dengan Kim Mingyu-idol papan atas yang tengah berada di puncak kesuksesan bersama grupnya, SEVENTEEN. Siyeon juga sama sekali tidak menduga bahw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku tidak bisa melindungimu ketika penggemarku melukaimu. Setidaknya, kali ini biarkan aku melindungimu dari hujan."
Setelah mendengar itu, aku mendapati diriku tertegun. Aku tidak tahu harus melakukan apa selain membalas tatapan Mingyu. Dan tanpa kusadari, di bawah derasnya rintik hujan yang turun, aku tenggelam dalam sorot teduh di kedua matanya.
"Kaja." (Ayo)
Tersadar dari keterpanaan, aku mengerjap-ngerjap ketika Mingyu mengambil posisi di sampingku lalu melingkarkan tangannya yang tidak memegang payung di pundakku. Ia menarikku merapat agar tubuh kami berdua cukup berada di bawah naungan satu payung. Kami berjalan menuju kursi samping kemudi dan Mingyu membukakan pintu untukku. Setelah memastikan aku duduk dan menutup pintu, ia berjalan memutari mobil untuk masuk melalui pintu di sisi lainnya.
Aku hanya diam, memandangi Mingyu melalui jendela depan mobil sampai sosoknya duduk di sampingku. Aku merasakan deja vu ke saat di mana aku dan dirinya bertemu pertama kali. Waktu itu hujan juga turun deras seperti ini.
"Kenapa kau memutar arah? Rumahku ke arah sana, kau lupa jalan??" Aku yang baru saja memasang seatbelt, menatap Mingyu bingung, panik ketika menyadari mobil yang dikemudikannya ini berbalik arah—bukannya berjalan lurus ke depan. Jangan bilang jika dia lupa arah menuju rumahku.
Mingyu tetap mengemudikan setir dengan tenang, "Kau pikir kau bisa pulang dengan pakaian basah seperti itu?" tanyanya membuatku refleks menunduk memandangi pakaianku yang lembab.
"Aku tidak apa-apa," jawabku, padahal rasa dingin jelas terasa menusuk permukaan kulitku.
"Jarak dari sini ke rumahmu memakan waktu hampir tiga puluh menit. Kau yakin tidak akan kedinginan?" Ucapan Mingyu membuatku meringis. Dia benar. Begini saja aku sudah kedinginan, apalagi harus menunggu hingga sampai di rumahku yang memang berjarak cukup jauh dari sini.
"Geurasseo? Kau akan membawaku ke mana? Ke toko pakaian dan membelikanku pakaian baru?" Aku bertanya asal sambil memiringkan kepala ke arah Mingyu. (Lalu?)
"Aku akan meminjamkanmu pakaian pada coordi noona."
What? Coordi noona??
"Kita akan ke Pledis???" Itu hal pertama yang terbesit dipikiranku, teringat letak gedung Pledis Entertainment yang memang berada di kawasan Gangnam ini. Aku mulai heboh ketika Mingyu mengangguk. "Apa member Seventeen ada di sana??" tanyaku penuh harap dan Mingyu kembali mengangguk sambil menggumam mengiyakan.
Aku tersenyum lebar. Ini kesempatan emas. Aku merasa sangat senang hanya karena memikirkan akan bertemu dengan mereka. Takdir benar-benar berbaik hati padaku.
"Ah, tapi lagi-lagi aku tidak membawa album." Aku menggerutu pelan, menunduk dan menempelkan telapak tangan kananku di dahi—seakan frustasi. Rasanya kurang puas jika aku bertemu dengan para member tanpa meminta tanda tangan mereka. Sudah kubilang, albumku banyak yang belum ditanda tangani.