Jeon Siyeon tidak pernah menduga bahwa insiden penjambretan yang menimpanya justru mempertemukan dirinya dengan Kim Mingyu-idol papan atas yang tengah berada di puncak kesuksesan bersama grupnya, SEVENTEEN. Siyeon juga sama sekali tidak menduga bahw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siyeon's POV
"Siyeon-ah."
"Wae? Tumben sekali menelepon." (Kenapa?)
"Geunyang... aku ingin mendengar suaramu." (Hanya)
Dapat kulihat dari pantulan cermin, senyumku terulas usai mendengar jawaban Mingyu. "Mwoya...." balasku singkat diiringi kekehan kecil, karena saat ini aku merasakan pipiku tiba-tiba terasa panas. (Apa-apaan)
"Aku sungguhan. Paling tidak aku harus mendengar suaramu meskipun kita tidak bisa bertemu. Ya, kan?" Suara Mingyu terdengar begitu serius. Ya, aku percaya ia sungguh-sungguh. "Mwohae?" tanyanya kemudian. (Sedang apa?)
Aku melangkah, memutuskan duduk di tepi ranjang dan meletakkan dipangkuan pakaian yang tadi kuambil dari lemari. "Aku sedang bersiap mandi ketika tiba-tiba ponselku berbunyi."
"Mandi? Jangan bilang kau baru bangun tidur jam segini?"
Mataku seketika terarah pada jam digital di atas nakas yang menunjukkan nyaris pukul 10.00 AM. Mengangguk adalah reaksi alamiku padahal Mingyu tentu tak bisa melihat apa yang kulakukan. "Tebakanmu benar," jawabku jujur. Ujian akhir semester sudah usai dan waktu libur pun tiba, jadi tidak ada alasan bagiku untuk memulai aktivitas di pagi buta.
Kudengar Mingyu menghela napasnya di seberang telepon, "Bureopda. Berbanding terbalik denganmu, aku justru harus bangun saat masih dini hari." (Irinya)
"Wae? Bukankah tidak ada promosi comeback dan semacamnya lagi, kupikir kau tidak terlalu sibuk?"
"Yah, ada suatu hal yang membuat kami harus sibuk."
Aku mengangguk-angguk. Ternyata benar. Meskipun jarang muncul di layar, faktanya di belakang layar idol tetap saja sibuk—tanpa sepengetahuan penggemarnya. "Suatu hal? Apa itu?" Aku tak tahan untuk tidak bertanya. Entahlah, rasanya mencurigakan. Jangan-jangan Seventeen sedang menyiapkan kejutan untuk Carat?
"Rahasia. Nanti kau juga akan tahu."
Sudah menebak jawaban seperti itu yang akan dilontarkan Mingyu, aku hanya menipiskan bibir tanpa bertanya lebih lanjut. Kemudian dapat kudengar samar seseorang memanggil nama Mingyu di seberang sana. Jika tebakanku tepat sasaran, orang yang memanggilnya itu adalah Joshua—karena suaranya terdengar lembut. Bagiku ada dua member Seventeen yang memiliki suara begitu lembut baik ketika menyanyi atau berbicara, yakni Joshua dan Jeonghan. Yang tadi, aku tahu persis itu bukan suara Jeonghan.
