47. Talk

1.4K 174 46
                                        

Siyeon’s POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siyeon’s POV

Aku mendengar dan mengingat dengan jelas apa yang malam itu diucapkan Mingyu. Dia bilang dia mulai melihatku sebagai seorang gadis, bukan hanya sekedar fans. Entah ia  mengatakannya serius atau tidak, aku tidak mengerti maksud sebenarnya. Apa itu artinya dia … menyukaiku? Kenapa? Sejak kapan? Dan pertanyaan-pertanyaan itu hanya memenuhi pikiranku tanpa bisa kulontarkan padanya.

Aku bertingkah seolah tidak pernah mendengar kalimat mengejutkan itu meluncur dari mulutnya, menganggap tidak ada yang terjadi saat Mingyu datang dengan panik menghampiriku. Aku mencoba terlihat biasa saja di depannya. Mengobrol, bercanda, dan tertawa seperti yang biasa kulakukan, menyembunyikan pikiranku yang sebenarnya tengah berkecamuk. Demi apapun aku sungguh penasaran, namun aku takut jika aku membahas ucapannya itu dan ia menjelaskannya, kami akan menjadi canggung satu sama lain.

Dalam perjalanan pulang, aku mengantuk dan memutuskan tidur. Lebih baik aku mengistirahatkan otakku daripada terus memikirkan ucapan Mingyu yang selalu terngiang meskipun aku sudah berusaha mengabaikannya. Sampai pergerakan di bahuku menyadarkanku dari alam mimpi—Mingyu membangunkanku. Tepat ketika aku membuka mata, gerbang apartemen di samping kananku adalah hal pertama yang kulihat.

“Hadiah darimu … aku tidak berekspektasi apa-apa. Aku akan menyukainya, apapun itu. Gomawo.”

Aku mendapati jantungku berdetak lebih cepat melihat Mingyu tersenyum setelah mengucapkan kalimat itu yang entah mengapa rasanya berefek besar padaku. Setelah membalas senyumnya dan berpamitan, aku buru-buru turun dari mobil, memasuki halaman apartemen dengan perasaan tak karuan—dengan jantungku yang masih berdegup kencang.
















Keesokan harinya aku bangun nyaris pukul 09.00 AM. Aku beranjak dari tempat tidur, keluar membawa pakaian dan handuk dari lemari menuju kamar mandi masih dengan kondisi malas-malasan. Langkahku refleks terhenti menemukan Jungri yang berdiri di depan pintu kamarku. Seakan tidak menyadari kehadiranku, ia tetap bergeming pada posisinya dengan mata yang fokus menatap layar ponsel di tangannya. Aku baru saja hendak melangkah melewatinya ketika ucapan Jungri menghentikanku.

Ya, kau jadi pembicaraan,” ucapnya tanpa mengalihkan fokus dari layar ponsel. Aku mengernyit menoleh ke arahnya. Ayolah, aku baru saja bangun tidur dan ia mengatakan hal yang membuatku langsung bingung di pagi hari. “Kau belum lihat? Ini,” lanjutnya kemudian, kali ini menyodorkan layar ponselnya tepat di hadapan wajahku.

Aku memundurkan wajah dan mengerjap-ngerjap. Mataku menyipit membaca tulisan di layar. Detik selanjutnya aku terbelalak dan merampas ponsel dari tangan Jungri begitu saja, membaca sekali lagi rangkaian kata yang menjadi judul artikel tersebut.

koreandispatch.com – SEVENTEEN’s Mingyu photographed on lovely date at the park with his girlfriend

Aku mengscroll layar dan menemukan foto-foto diriku bersama Mingyu. Mulai dari kami yang berdiri berhadapan di dekat ayunan, duduk bersebelahan memakan hotteok dengan aku yang tertawa ke arahnya, sampai foto kami keluar dari area taman bermain dan memasuki mobil.

WHY YOU? || KIM MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang