Jeon Siyeon tidak pernah menduga bahwa insiden penjambretan yang menimpanya justru mempertemukan dirinya dengan Kim Mingyu-idol papan atas yang tengah berada di puncak kesuksesan bersama grupnya, SEVENTEEN. Siyeon juga sama sekali tidak menduga bahw...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rasanya nyawaku terbang entah kemana tepat ketika mataku membaca nama yang tertera di permukaan layar.
YJH1004.
Bukan panggilan suara biasa.
Tapi....
.... PANGGILAN VIDEO???!!!
Aku membungkam mulutku yang hampir menjerit histeris. Tanganku buru-buru melepas kabel charger, mengangkat ponsel tepat di depan wajah. Aku melotot—rasa-rasanya wajahku sampai ingin masuk ke dalam layar—hanya untuk memastikan bahwa aku tak salah lihat.
Benar, di sana memang tertulis YJH1004.
OH GOD. I CAN'T BELIEVE THIS.
Aku meneguk ludah gusar. Mendadak, jantungku berpacu cepat. Pikiranku tiba-tiba blank. Nada dering itu masih terdengar, yang artinya Jeonghan masih menantiku mengangkat panggilannya di seberang sana. Aku berdeham-deham, merapikan rambutku, lalu mengambil posisi duduk ternyaman di atas kasur. Sebelum panggilan itu dibatalkan, aku segera menggeser layar ke kanan.
Wajah Jeonghan dengan topi putih dan juga tudung hoodie berwarna abu-abu adalah hal yang muncul di layar setelahnya. Ia tersenyum lebar sambil melambaikan tangan. Aku menahan napas, masih tak percaya semua ini nyata.
"Siyeon, neo gwaenchana?" (Kau baik-baik saja?)
Kalimat pertama yang terlontar dari mulutnya adalah sebuah pertanyaan. Aku mengerjap-ngerjap, menatap wajah Jeonghan di layar. Senyuman yang ia tampilkan beberapa saat lalu pudar, digantikan ekspresi khawatir. Sepertinya ia khawatir karena aku yang tak kunjung memberinya respon.
Actually, aku tidak baik-baik saja.
"G-gwaenchana. A-aku hanya ... ter-kejut," jawabku terbata-bata. Aku menggigit bibir, sesekali mengalihkan pandanganku ke arah lain karena aku sungguh gugup saat ini.
"Kau terlihat tidak baik-baik saja. Sepertinya aku mengganggu waktu istirahatmu. Apa kuakhiri saja panggilannya?"
"Andwae!" Aku refleks berteriak, tentu saja tidak terima jika panggilan video ini diakhiri secara sepihak. Ini adalah the lucky moment in my life, kapan lagi aku bisa melakukan videocall dengan idol kesayanganku seperti ini? Aku tidak akan menyia-nyiakannya. (Jangan)
Kulihat Jeonghan tersenyum geli. Aku membasahi bibirku yang terasa kering, menarik napas dan menghembuskannya pelan mencoba menguasai diri. "Kenapa Oppa menghubungiku?" tanyaku kemudian dengan lancar.
"Kenapa? Karena aku ingin." Jeonghan terkekeh sebentar, kemudian ekspresinya kembali serius, "Besok aku akan ke Jepang."
"Ara, aku sudah melihat beritanya. Apa Oppa tidak sibuk packing?" tanggapku sambil memperbaiki rambutku. I just tryna to look pretty haha. (Aku tahu)