76. Flashback

1K 110 42
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Burim Middle School, Anyang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Burim Middle School, Anyang

"Mingyu-ya, oper ke sini!"

Anak yang tengah fokus menggiring bola itu menolehkan kepalanya sekilas, melihat kawan satu timnya menggerak-gerakkan tangan, mengisyaratkan agar ia segera menendang bola.

Mingyu dengan gesit menghindar ketika bola dalam kendalinya hampir saja diambil alih lawan. Ia kembali fokus dan terus berlari menuju tepi lapangan sebelum menendang bola kepada Ki Joon. Namun belum sempat kakinya menyentuh bola untuk melakukan sebuah tendangan, ia tiba-tiba ambruk karena langkahnya tersandung kaki salah satu lawan yang sejak tadi terus menghalangi pergerakannya. Lututnya menghantam lantai semen tanpa bisa dicegah, sementara kedua tangannya menumpu tubuh. Bisa Mingyu rasakan telapak tangannya terasa panas karena bergesekan dengan pasir-pasir kecil di permukaan lapangan.

"Ya! Neo gwaenchana??" Ki Joon yang tadinya berada di dekat area gawang segera berlari dengan panik menghampiri. Begitu juga dengan murid lainnya yang sontak menghentikan permainan, kini mereka berkerumun di sekitar Mingyu. (Kau tidak apa?)

Mingyu terduduk. Ia meringis merasakan nyeri di pergelangan kaki, ditambah terdapat luka lecet di kedua lututnya.

"Kakimu berdarah!" Ki Joon berucap histeris setelah melihat darah di kedua lutut Mingyu yang terluka. Ia lantas merangkul sahabatnya itu untuk berdiri. "Ayo ke UKS! Kalau tidak segera diobati lukamu bisa infeksi."

Di ruangan bernama UKS itulah awal mula pertemuan Mingyu dengan Jungri, si senior anggota Klub Kesehatan sekolah yang duduk di bangku kelas tiga. Sejak hari itu pula mereka jadi sering bertemu. Meskipun tidak di setiap minggu, Mingyu merasa ia sudah terlampau sering ke ruang UKS—pertama, gara-gara luka waktu jatuh di lapangan; kedua, karena perutnya sakit; dan yang ketiga karena ia merasa tidak enak badan—yang mana tiga alasan tersebut membuatnya harus absen sebanyak tiga kali dari latihan tim sepak bola yang rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu sepulang sekolah.

Mingyu senang dan merasa beruntung bisa mengenal Jungri. Baginya Jungri adalah sosok kakak kelas yang benar-benar sempurna. Tak hanya parasnya yang cantik, Jungri juga cerdas serta memiliki sifat yang ramah dan hangat kepada siapa saja.

WHY YOU? || KIM MINGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang